Perkenalkan namaku Aris, aku adalah penulis cerita berjudul "Hadiah Kedewasaan dari Mbak Yuni 1 dan 2". Kali ini aku akan menceritakan pengalaman sexku yang lain. Kejadian ini terjadi pada Bulan Agustus 2004 yang lalu.
*****
Sebenarnya aku ingin kuliah di Yogya, karena kelihatannya kota tersebut sangat nyaman untuk kuliah, tetapi akhirnya aku kuliah di Semarang, tempat masa kecilku dulu, karena dalam UMPTN aku diterima di sebuah PTN di sana pada pilihan kedua.
Sejak percintaanku dengan Mbak Yuni, aku menjadi terobsesi untuk bercinta dengan wanita yang usianya sama dengan Mbak Yuni, terutama ibu-ibu muda yang sudah mempunyai anak, daripada wanita yang seusia atau lebih muda dariku. Jika sedang berjalan-jalan di Mal, aku selalu mencari pemandangan ibu-ibu muda yang sedang berjalan-jalan bersama anak dan suaminya. Ingin rasanya aku bercinta dengan mereka. Tetapi hasratku itu hanya sebatas angan semata karena aku tidak mempunyai keberanian untuk malakukannya dan bagaimana caranya, hingga saat-saat yang kuimpikan akhirnya datang juga. Kejadian ini terjadi pada waktu aku di semester 4.
Suatu siang sehabis ujian semesteran hari terakhir, aku jalan-jalan sendiri di kawasan Simpang Lima, aku ingin memuaskan hobiku memelototi ibu-ibu muda. Setelah cukup puas aku putuskan untuk pulang. Ketika sedang berjalan di area parkir mobil, aku melihat seorang wanita yang sedang sewot dengan kedua anaknya (kelihatannya kembar). Kulihat barang belanjaan yang dibawanya jatuh berserakan.
"Adik kok bandel banget sih.. Tuh kan belanjaan mama pada jatuh" kata wanita itu dengan nada kesal.
Spontan saja aku ingin membantu memunguti barang-barang yang jatuh.
"Iya.. Adik nggak boleh nakal, kasihan kan mamanya, barangnya jadi jatuh" kataku sambil memunguti barang yang jatuh. Wanita itu agak terkejut dengan kehadiranku.
"Eh.. Makasih, tuh kan apa kata Om, adik nggak boleh nakal" kata wanita itu sambil ikut membungkuk mengambil barang.
Aku langsung refleks melihat ke arah wanita itu yang tepat berada di depanku dan aku mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Belahan bajunya yang agak rendah membuat kedua buah dadanya terlihat jelas begitu indah. Sepasang buah dada yang putih mulus terlihat menggantung dan sedikit tergoncang-goncang. Aku leluasa memandangnya karena aku memakai topi. Sambil memunguti barang aku sesekali melirik ke arah pemandangan yang mengasyikkan itu yang membuatku terangsang.
"Ini Mbak" kataku sambil menyodorkan barang yang aku ambil.
"Terima kasih.." katanya sambil tersenyum.
Baru kusadari ternyata wanita ini sangat cantik. Wajahnya putih bersih, tubuhnya pun sexy menurutku. Lalu ia masuk ke dalam sedan Viosnya. Aku pun segera meninggalkan tempat itu menuju parkiran motor dan pulang ke kos. Sampai di kos, aku rebahkan badan di tempat tidur sambil membayangkan pemandangan indah yang baru saja aku lihat. Hal itu masih terbayang-bayang berhari-hari. Aku hanya bisa berkhayal bercinta dengannya sampai akhirnya aku lampiaskan dengan onani.
Karena sangat terobsesi untuk bercinta dengannya, aku berusaha untuk bertemu lagi dengannya. Berkali-kali aku datang ke tempat yang sama dengan harapan aku dapat bertemu dengannya, tetapi tidak pernah bertemu.
Suatu siang, kira-kira sebulan sejak aku bertemu dengannya, aku berjalan-jalan di Citraland Mal. Ketika aku sedang berjalan, aku berpapasan dengan seorang wanita, dan dalam hati aku kenal wanita itu. Aku balikkan badan, dan ia pun membalikkan badan. Aku ingat, wanita itu adalah wanita yang selama ini aku impikan siang dan malam.
"Hei.. Kamu yang waktu itu nolongin aku kan?"
"Iya Mbak" kataku dengan hati girang karena wanita itu juga masih ingat sama aku.
"Makasih lho sekali lagi"
"Ah nggak apa apa, saya kan cuma sekedar membantu" kataku sambil memperhatikan bahwa wanita ini memang TOP BGT. Ia memakai T-shirt agak ketat dipadu jeans membuat lekuk sexy tubuhnya terlihat.
"Cari apa, kok sendirian " katanya.
"Ah enggak, lagi jalan-jalan aja" kataku.
"Bagaimana, kalo sebagai ucapan terima kasih, aku traktir kamu makan" katanya.
"Ah nggak usah Mbak" kataku basa-basi, padahal dalam hati aku memang ingin sekali berlama-lama dekat dengannya. Dia memaksa, akhirnya kami pun berjalan menuju KFC.
Alangkah bahagianya aku waktu itu. Kami pun berkenalan, namanya Mbak Elga yang berumur 30 tahunan. Ia tinggal di perumahan di kawasan Semarang Atas bersama sepasang anak lelaki kembarnya yang kini kelas 3 SD. Suaminya bekerja di Jakarta dan pulang ke Semarang seminggu sekali. Wah pasti kesepian wanita ini, kesempatan pikirku.
Ia tidak ikut ke Jakarta karena suaminya hanya sementara saja bertugas di Jakarta. Suaminya sebenarnya menempati Cabang Semarang, tetapi karena di Jakarta ada kekosongan dan perlu segera diisi, maka suaminya ditarik sementara ke Jakarta selama sekitar 7 bulan yaitu sampai akhir tahun 2004, dan baru berjalan 2 bulan. Karena itu ia tidak ikut karena anaknya telanjur bersekolah di Semarang. Ia dan suaminya berasal dari Jakarta. Ia siang itu akan menjemput anaknya dari sekolah. Setiap hari itulah pekerjaan rutinnya mengantar dan menjemput anak ke Sekolah.
Selama mengobrol, mataku tak pernah lepas memandang dadanya yang menyembul indah dari balik t-shirt ketatnya. Seperti biasa, aku memakai topi sehingga aku leluasa saja menikmati buah dadanya. Walaupun tertutup, aku bisa membayangkan betapa indah isi yang ada dibaliknya. Sepasang buah dada yang luar biasa indah, putih, mulus, ooh.. Ingin rasanya aku meremas, mengulum, menjilat dan memelintir puting susunya sehingga ia menggelinjang, mengerang dan mendesah kenikmatan. Di akhir obrolan ia memberikan alamat dan nomor HP-nya dan mengundangku untuk datang ke rumahnya.
Sejak pertemuan kedua dengan Mbak Elga, hasratku untuk dapat bercinta dengannya semakin menggebu. Siang malam aku memikirkan cara bagaimana agar ia mau bercinta denganku. Aku ragu karena aku lihat ia termasuk wanita yang baik dan sopan, tidak pernah dia memancing pembicaraan yang mengarah ke urusan ranjang. Mungkin ia hanya butuh teman ngobrol saja pikirku.
Karena keinginanku yang sangat besar, aku putuskan untuk pergi ke rumahnya seminggu kemudian. Aku berangkat dari kos dengan hati deg-degan. Dalam hatiku berkata, kalau tidak dicoba, bagaimana aku dapat yang aku inginkan. Targetku hari itu adalah PDKT dengan Mbak Elga. Hari itu Selasa sekitar pukul 09.00, karena ia pasti di rumah hanya sendirian.
Setelah sekitar 15 menit kemudian, aku sampai di gerbang perumahan yang cukup mewah. Aku dihentikan oleh Satpam. Setelah aku jelaskan bahwa aku akan bertamu ke rumah Mbak Elga, aku diijinkan masuk setelah meninggalkan KTP. Dalam hatiku berkata, pantas Mbak Elga berani tinggal sendiri, rupanya keamanan perumahan ini sangat ketat, hanya ada satu pintu masuk. Aku segera mencari rumah ke arah yang ditunjukkan Satpam. Tak lama kemudian aku tiba di depan rumah bernomor 19. Lalu aku pencet bel di pagar rumah, dan beberapa saat kemudian kulihat Mbak Elga keluar.
"Eh.. Kamu Ris.." kata Mbak Elga sambil membukakan pintu.
"Lagi ngapain Mbak. Ngganggu ya..? Kataku basa-basi.
"Ah enggak, biasa lagi sibuk sama urusan rumah tangga, namanya juga ibu rumah tangga.. Ayo masuk, motormu masukin juga"
Ia menggunakan T-shirt dan celana pendek sehingga sepasang kakinya yang indah terlihat. Rumahnya cukup besar walau hanya 1 lantai.
"Kamu santai aja di sini"
"Iya Mbak.."
"Kamu sengaja ke sini?"
"Enggak Mbak, tadi mau ke rumah teman tapi orangnya pergi, rumahnya deket sini ya daripada langsung pulang, aku mampir ke sini" kataku berbohong.
"Kamu di sini dulu yach? Aku mau nyelesein nyuci dulu, tinggal dikit lagi kok, kamu kalo mo minum ambil sendiri yach..?" Katanya sambil meninggalkanku menuju ke belakang.
Aku lalu nonton teve. Deg-degan juga nih dada. Dalam pikiranku cuma pengen ngentot tuh cewek, tapi gimana ya caranya? Kurang lebih 15 menit, Mbak Elga selesai, lalu ia duduk dan kami pun mengobrol ke sana kemari. Mataku sesekali melirik pahanya yang putih mulus seakan menantangku untuk menjamahnya. Penisku tegang, kepalaku pusing, kacau!
"Oh iya.. Mumpung ada kamu, bantuin aku menggeser meja itu ya" katanya sambil menunjuk meja yang berisi beragam hiasan kecil di atasnya.
"Digeser kemana Mbak?" tanyaku sambil melangkah menuju meja yang dimaksud.
"Agak kesini dikit Ris, biar tidak terlalu mepet dengan pintu"
Kami berdua lalu menggeser meja tersebut. Ketika sudah selesai dan aku berniat duduk lagi di sofa, kakiku tersandung kaki meja sehingga keseimbanganku hilang. Badanku langsung saja menubruk badan Mbak Elga dan menindihnya di atas sofa. Wajahku menempel di wajahnya, sesaat kami hanya berpandangan, desahan hangat nafasnya kurasakan menerpa wajahku.
Kutatap matanya, kulihat bibirnya merekah merah begitu indah sehingga membuatku tak tahan untuk tidak menikmati bibir indah tersebut. Aku nekad, kalau dia marah, paling-paling aku ditampar, dan itu pernah aku alami. Kukecup lembut bibirnya dan kurasakan ia menyambut kecupanku, tetapi itu hanya sesaat karena ia melepaskan bibirnya dan mendorong badanku. Akupun tersadar dan segera berdiri. Aku lalu berjalan ke arah jendela, aku menerawang keluar. Aku merasa bersalah, tetapi juga bahagia. Kulihat Mbak Elga masih termenung duduk di atas sofa. Kami berdua terdiam beberapa saat lamanya.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment