Pages

Saturday, September 1, 2012

Nafsu birahi Tante Etty - 1

Awek Pantat Panas CantikNama saya Andi sekarang umurku sudah 34 tahun dan sudah berkeluarga, namun karena pengalaman masa lalu membuatku menjadi terobsesi dan horny bila melihat tante-tante atau ibu-ibu yang menurutku sangat menggairahkan dalam bermain seks. Inilah kisahku yang terjadi 7 tahun lalu tepatnya ketika aku berumur 27 tahun dan masih menjadi lajang.

*****



Dalam keluarga aku merupakan anak paling tua dari 4 saudara, namun dirumahku hanya ada aku, ibu dan adikku yang perempuan dan masih SMA. Sedang ayahku sudah almarhum. Sementar dua adikku yang lain sedang kuliah dikota S. Usaha ibuku sendiri adalah berdagang dengan membuka kios kelontong di pasar. Ibu selalu berengkat ke pasar mulai pukul 5 pagi dan kembali pukul 4 sore dan jika pulang selalu bersama adikku yang paling bontot karena setiap pulang sekolah adikku selalu membantu ibu di pasar.

Selain aku, ibu dan adikku dirumahku juga tinggal Bu Etty yang menempati kamar depan. Dia berusia sekitar 39 tahun namun belum dikarunia anak karena mandul dan Bu Etty ini hidup menyendiri karena cerai dengan suaminya yang menikah lagi dengan wanita lain. Bu Etty ini boleh menempati kamar depan dengan alasan ibuku ingin membalas jasa Bu Etty yang telah memberi jalan hingga bisa membuka toko. Kegiatan Bu Etty sekarang adalah membuka usaha jahitan kecil-kecilan itupun dengan cara dia yang mencari konsumen dan dia mengerjakan sendiri di kamarnya.

Awalnya aku tidak pernah memperhatikan bentuk tubuh wanita ini karena aku sendiri juga sibuk bekerja, namun begitu setelah 6 bulan berselang kupikir ada yang lain dari dirinya.. Pada saat itu hari Sabtu kebetulan sekali aku libut dan seperti biasa pada jam 9 pagi aku baru bangun maklum libur. Ketika aku keluar kamar dan menuju kamar mAndi langkahku terhenti di depan pintu kamar mAndi, aku mendengar ada yang mAndi dan karena dirumahku tidak ada pembantu sudah pasti didalam adalah Bu Etty.

Maka akupun langsung kembali dan menuju ruang tamu dan duduk menonton TV. Tak lama kudengar pintu kamar mAndi dibuka, dan kulihat Bu Etty dengan handuk yang melilit tubuhnya berjalan menuju kamarnya, otomatis dia melewati aku yang sedang duduk.

"Eh.. Andi sudah bangun," katanya sambil tersenyum dan berlalu.

Dengan agak gugup karena menyaksikan pemandangan yang baru pertama kali ini aku menjawab dengan terbata-bata.

"I.. I.. Yaa.. Bu.. Etyy" jawabku, namun mataku tak lepas memandangnya saat dia berlalu menuju pintu kamarnya.

Betapa tidak sebab menurutku handuk itu tak cukup untuk menutupi tubuhnya yang paling sensitif. Dibagian atas kulihat betapa buah dada itu ingin tumpah keluar karena besarnya dan membuatku langsung ngaceng ingin memegang susu itu. Dan dibagian bawah pahanya terlihat sangat padat dan putih bersih.

Mungkin karena dia belum pernah melahirkan jadi walaupun sudah berumur tapi badannya masih terlihat kencang. Dan ketika dia masuk kamar akupun iseng dan bangun untuk mengintip dari lubang kunci. Kulihat didalam Bu Etty belum mengenakan pakaian malah handuknya sudah tidak ada ditubuhnya dan praktis dia sedang telanjang bulat. Kulihat dia sedang mengeringkan rambutnya dengan posisi duduk di samping ranjang dan aku dapat melihat dengan jelas karena posisinya yang selalu berubah-rubah. Jelas sekali terlihat betapa bentuk buah dada itu benar-benar indah dengan ukuran yang kutaksir lumayan besar sekitar 36c dan belum turun maklum belum pernah menyusui. Dibagian bawah terlihat sekali rambut disekitar selangkangannya lebat dan tampak gundukan yang benar-benar mempesona.

Tak terasa olehku saat mengintip tanganku pun ikut meremas-remas celanaku terutama penisku, dan sekitar 10 menit aku berlalu Bu Etty sudah hampir mengenakan pakaiannya sementara aku juga sudah tak tahan, maka kuputuskan untuk langsung menuju kamar mAndi. Didalam kamar mAndi aku langsung menanggalkan pakaianku dan beronani sambil membayangkan Bu Etty. Dimana kubayangkan aku sedang menghisap puting susunya sementar kontolku juga sedang menembus memeknya. Dan akhirnya..

Crot.. Crot.. Crot.. Aachh.. tak terasa pejuku muncrat ke tembok yang langsung membuat sekujur tubuhku lemas. Dan akupun segera mAndi dan langsung keluar rumah dan pergi ke tempat teman-temanku.

Semenjak kejadian pertama kali mengintip Bu Etty aku jadi sering beronani sambil membayangkan dirinya dan aku pun selalu memperhatikannya bila aku dan dia sedang berada di rumah.

Entah berapa lama tepatnya pada malam minggu sepulangnya aku apel dari rumah pacarku. Kulihat dirumah sepi sekali yang ada hanya Bu Etty yang sedang menyulam di ruang tamu sambil menonton TV.

"Malam.. Tante" ujarku.
"Malam juga.. Baru pulang apel nih", ledeknya dengan tersenyum. Dan kulihat betapa senyumnya terlihat genit sekali.
"Iya dong.. Biasa anak muda" balasku.
"Andi.. Ada pesan dari ibumu, katanya dia dan adikmu hari ini nginep ke rumah pamanmu dikarenakan ada arisan keluarga, jadi kamu jangan kemana-mana" katanya.
"Iya.. Deh" akupun pamit dulu untuk ganti baju dan celana pendek.

Sekitar 15 menit aku sudah berada di ruang tamu namun Bu Etty sudah tak terlihat disana dan rupanya beliau ada di kamar, tapi pintunya dibiarkan terbuka dan terlihat dia sedang membuat pola jahitan dan begitu melihat diriku pintu itu bukannya ditutup malah tetap terbuka karena dia tetap mengajakku ngobrol.

Akupun rilek saja sambil nonton TV, tapi bukan TV yang kulihat sebab kulihat Bu Etty menggambar pola dilantai sehingga tampak dengan jelas susunya seperti mengundangku untuk menjamahnya sebab saat menggambar posisinya nungging-nungging.

Penisku pun langsung berdiri dan aku juga berpikir sengaja atau tidak Bu Etty bersikap seperti itu, karena baju yang dikenakan juga kemaja itupun juga tanpa lengan sehingga kalau dari samping tampak BHnya terlihat dengan jelas. Aku yang semakin tegang menjadi pusing tidak karuan membayangkannya dan walaupun keadaan rumah kosong tapi aku tidak berani berbuat nekat karena aku sangat menghormatinya.

Dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam kulihat dia sedang beres-beres, dan setelah selesai dia bergegas keluar kamar dan menuju kamar mAndi. Pada saat berjalan kulihat betapa bongkahan pinggulnya meliuk-liuk indah. Dan setelah keluar dari kamar mAndi dia duduk di ruang tamu untuk nonton TV denganku sambil mengibaskan tangannya di depan wajahku.

"Kamu lihat ibu, kaya lihat hantu aja" sambil tersenyum.
"Oh.. Enggak.. Cuma bingung aja, Bu Etty sudah setengah baya kon masih terlihat cantik" balasku.
"Hus.. Belajar ngerayu lagi" cibirnya.
"Benar bu.. Saya serius" balasku.
"Eh.. Andi.. Ngerayu terus. Sudah sini pijitin ibu. Ibu pegel nih" katanya sambil membalakangiku dan menepuk pundaknya.

Akupun menurut saja dan langsung memijit pundaknya dan Bu Etty pun menggeliat keenakan bahkan matanyapun sudah mulai sayu dan terpejam-pejam. Sementara aku yang memijit semakin tidak karuan karena penisku sudah ngaceng karena sambil memijit kurapatkan tubuhku ke tubuhnya. Entah keenakan atau sudah lelah kulihat mata Bu Etty terpejam dan dia juga sudah menyender dengan tubuhku. Kuberanikan memijit bagian lengannya dan aku pun juga sudah memeluknya tapi tanganku hanya berada di perutnya.

Dengan pelan tapi pasti karena hasratku sudah ingin sekali maka kuberanikan diri melepas kancing bajunya satu persatu, dan setelah terlepat tampat jelas susu Bu Etty yang masih dibungkus branya dan akupun sangat tertegun melihat pemandangan itu.
Untuk menyentuhnya aku tidak berani jadi aku cukup memandangnya. Namun tiba-tiba terdengar Bu Etty bicara.

"Andi.. Kenapa cuma kamu liatin aja susu ibu" dan tangannya tiba-tiba menarik tanganku.
"Remas.. Sayang.. Kan kamu selama ini cuma ngebayangin doang, ibu tahu kok kamu suka intipin ibu."

Aku berpikir rupanya selama ini dia tahu, dan tanganku sudah berada di atas buah dadanya dan dibimbing oleh nya untuk meremas-remas walaupun masih terbungku BH. Sambil meremas mulutkupun tak tinggal diam kucium lehernya dan wajah Bu Etty berpaling ke arahku dengan mulut yang menganga. Langsung kusambar bibirnya dan kukulum habis. Ujung lidah kami beradu, kutelusuri lidahnya sampai kami kehabisan napas.

Aku dan Bu Etty sudah tak tahan, kurebahkan dia disofa, kucium tubuhnya dari muka, dada, perut paha, dan betisnya. Naik lagi dan kutindih tubuhnya. Dia pun mengerang yang membuatku semakin terangsang, kubuka celana pendekku.

"Jangan disini sayang, kurang nikmat" tiba-tiba Bu Etty berkata.

Kami berdiri, dan Bu Etty langsung memelukku dan sebelah tangannya langsung memegang penisku dari luar celana pendekku yang tadi tidak sempat kulepas. Tangannya meremas-remas penisku yang sudah tegang dengan penuh nafsu.

"Lumayan juga punyamu Andi.."
"Ibu sudah lama sekali tak merasakan senjata laki-laki.. Sayang"

Dan dia dengan kasarnya langsung menarikku menuju kamarnya. Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat, kubuka bajuku dan Bu Etty langsung jongkok dan melepaskan celanaku dan langsung memegang penisku lalu dengan buas dan penuh nafsu langsung dimasukkannya ke dalam mulutnya, dijilat, dihisap-hisap, dicium, dan dihisap lagi. Sementara aku hanya bersandar pada tembok sambil menikmati kontoku yang baru pertama kali masuk ke dalam mulut perempuan membuat darahku dan otakku menjadi buntu. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang yang mau berlepasan dan tubuh berkelojotan nikmat.

Aku tak tahan dan minta rebahan di ranjang. Dengan tetap BH melekat di dada dan rok yang masih digunakannya, mulutnya langsung mengejar burungku, dia cium, jilat dan hisap. Aku semakin bergelinjang, melayang-layang dan mataku pun mulai berkunang-kunang.

"Bu.. Etty.. Oohh.. Terus bu" hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

Hingga dipuncaknya karena nikmat yang tak tertahankan aku tak sempat untuk memberitahunya kalau pejuku mau keluar. Hingga akhirnya.. akhh..
Croot.. Croot.. Croot.. Croott
Pejuku muncrat didalam mulutnya, dan dia bukannya melepaskannya tapi malah bernafsu untuk menghisapnya, menelannya dan terus menghisap-hisap penisku sampai bersih, kasat dan ngilu rasanya. Dan aku pun langsung lemas. Kucoba untuk bangun dan duduk sementar Bu Etty segera ke meja rias mengambil air untuk diminum dan memberiku juga segelas air.

"Ibu telan? Apa ibu tidak jijik?" tanyaku bodoh.

Bu Etty menggeleng, justru mukanya cerah dan kepuasan terpancar diwajahnya.

"Ibu suka.. Sayang menghisap pejumu, apalagi peju yang keluar dari kontolmu terasa segar dan enak" ucap Bu Etty lamu menciumku dan muka, sampai dadaku, dan memainkan lidahnya diputingku sementara tangannya meremas-remas penisku.
"Ayo sayang, Ibu pingin kamu juga puas"' ucap Bu Etty mesra, penisku yang telah terkulai lemas karena sudah keluar sprema mulai menegang lagi dan Bu Etty kembali mengulum dan menghisap-hisap penisku dengan buas.

Kubuka BH-nya dan roknya serta CD nya sekalian dan Bu Etty berdiri untuk memudahkan aku menelanjanginya. Tubuhnya yang telanjang bulat langsung ku terkam dan kutindih. Dua payudaranya yang besar itu menjadi sasaranku, kuhisap putingnya bergantian, tangannya pun langsung meraih kepalaku dan menekan kedadanya dan dari mulutnya keluar suara mendesis-desis bagai ular kepanasan

"Esstt.. Ssstt.. Sedot yang kuat sayang"
"Yaahh.. Begitu isep.. Kamu suka kan.. Susu ibu.. Ooohh"

Aku tidak menjawab karena aku memang sedang sibuk menghisap, menyedot layaknya bayi yang seharian belum menetek pada ibunya. Dan setelah puas menghisap dan menetek lidahku turun kebelahan dadanya terus meluncur keperutnya hingga akhirnya lidahku sampai pada gundukan yang berbulu sangat lebat.

Bersambung . . . . .


No comments:

Post a Comment