Cerita ini terjadi sewaktu aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta yang terkenal di Jakarta, berawal dari chatting di internet disebuah warnet dekat kampus, aku untuk pertama kalinya kenalan sama seorang cewek yang bernama Monic.
Pertama minta nomor telepon selanjutnya kami sering chatting dan akhirnya kami janjian untuk bertemu, aku atur waktu dan hari yang memang bagus. Hari itu malam minggu, sekitar jam 07.00 malam di Blok M Mall, ternyata dia cewek perfect untuk semua laki-laki yang melihatnya. Semua cowok yang ada di situ semua meliriknya, tingginya sekitar 168-172 cm, rambutnya hitam panjang sebahu, ukurannya 36B, pokoknya siip lah. Kami akhirnya ambil keputusan untuk nonton, dia pilih film "Sweet November", aku sih ok saja. Di dalam aku tidak berani ngapa-ngapain, soalnya baru kenal takut, dibilang kurang ajar. Tapi aku beranikan untuk mulai menyentuh tangannya, ternyata dia diam saja, malah membalas meremas jari-jariku dengan tangannya yang lembut yang ditumbuhi bulu-bulu yang.. enak untuk disentuh. Hanya itu yang baru kulakukan. Terus kami makan, diperjalanan kugenggam tangannya, dia pun sepertinya tidak menolak bahkan kadang-kadang merangkulku sampai aku rasakan buah dadanya yang montok memijat-mijat bagian belakangku. Setelah itu aku mengantarnya pulang, rumahnya di daerah Menteng, ternyata dia anak orang tajir. Sesampainya di rumah dia meneleponku, dia mengajakku ke villa-nya yang berada di daerah puncak kepunyaan orang tuannya, (maklum anak orang kaya). Dia anak ke-3 dari 3 bersaudara.
Pages
▼
Saturday, June 30, 2012
Friday, June 29, 2012
Permainan menyenangkan - 3
Raymon mengambil posisi didepanku, bersandar pada sandaran ranjang, penis yang sudah tanpa kondom menantang tegak dihadapanku, siap mengisi mulutku. Dari belakang Edward sudah mulai mengocok dengan tempo tinggi, menyodokku dengan keras hingga sesekali penis Raymon yang hampir tidak muat dimulutku terlempar keluar. Raymon tak mau kalah, dipegangnya kepalaku dan ditekankan lebih dalam ke selangkangannya, aku benar benar dalam tekanan kuat dua laki laki itu, namun semakin nikmat rasanya.
Cukup lama kami bercinta dengan posisi dogie seperti itu, rupanya dengan kondom Edward bisa melakukan lebih lama dari biasanya. Edward tak mau menuruti ketika Raymon minta bertukar posisi, "Tanggung" katanya tanpa menurunkan temponya. Dan benar saja, hanya berselang semenit kemudian kurasakan penisnya membesar disusul denyutan kuat melanda dinding dinding vaginaku, dia menjerit histeris, aku menghentikan kulumanku untuk menikmati denyutan demi denyutan darinya.
Cukup lama kami bercinta dengan posisi dogie seperti itu, rupanya dengan kondom Edward bisa melakukan lebih lama dari biasanya. Edward tak mau menuruti ketika Raymon minta bertukar posisi, "Tanggung" katanya tanpa menurunkan temponya. Dan benar saja, hanya berselang semenit kemudian kurasakan penisnya membesar disusul denyutan kuat melanda dinding dinding vaginaku, dia menjerit histeris, aku menghentikan kulumanku untuk menikmati denyutan demi denyutan darinya.
Thursday, June 28, 2012
Cewek kostku tersayang
Namaku adalah Iyo, usiaku 24 tahun, aku tinggal sendiri di sebuah rumah yang cukup besar untuk aku tempati sendiri karena itu rumahku kujadikan tempat kost cewek. Apalagi rumahku letaknya berdekatan dengan universitasku.
Aku menyeleksi semua cewek yang ingin kost di rumahku, mereka harus cantik, seksi dan gaul apalagi kalau wajahnya terlihat nakal, pasti langsung aku terima tinggal disini. Karena itu semua kamar terisi dengan cewek-cewek cantik. Itulah awal percintaanku dengan salah satu cewek kostku.
Aku menyeleksi semua cewek yang ingin kost di rumahku, mereka harus cantik, seksi dan gaul apalagi kalau wajahnya terlihat nakal, pasti langsung aku terima tinggal disini. Karena itu semua kamar terisi dengan cewek-cewek cantik. Itulah awal percintaanku dengan salah satu cewek kostku.
Wednesday, June 27, 2012
Paint and love
Sabtu malam di Singapura, hujan rintik-rintik kecil membasahi jendelaku saat aku melaju di dalam taxi menembus jalanan kota. Aku kembali menuju ke tempat Louisa, seorang gadis yang kukenal beberapa minggu lalu di sebuah internet chatroom. Tadi sore aku baru saja membantu mencat apartemen barunya dan malam ini ia mengajakku ke diskotik sebagai tanda terima kasih. Meskipun badanku terasa sedikit lelah setelah seharian bermain dengan cat, aku tidak mau melewatkan kesempatan pergi dengannya.
Senyum cerianya kembali menyambutku saat ia membukakan pintu, ia tampak menarik sekali dengan celana hitam ketat dan kemeja putih tanpa lengannya. Ia mengatakan bahwa kami harus menunggu 2 orang teman lagi, jadi ia mempersilakan aku masuk dan menunggu di dalam. Sambil menunggu, aku lalu berjalan berkeliling dan memeriksa hasil pekerjaanku seharian tadi, masih kutemukan beberapa tempat yang belum rata warnanya, maklumlah aku bukan tukang cat professional.
Senyum cerianya kembali menyambutku saat ia membukakan pintu, ia tampak menarik sekali dengan celana hitam ketat dan kemeja putih tanpa lengannya. Ia mengatakan bahwa kami harus menunggu 2 orang teman lagi, jadi ia mempersilakan aku masuk dan menunggu di dalam. Sambil menunggu, aku lalu berjalan berkeliling dan memeriksa hasil pekerjaanku seharian tadi, masih kutemukan beberapa tempat yang belum rata warnanya, maklumlah aku bukan tukang cat professional.
Tuesday, June 26, 2012
Petualangan Seks - 5
Aku menjadi sangat ketagihan menciumi bau selangkangannya. Di lipatan paha dengan perut sebelah kanan dan kiri itu aku mendapatkan sensasi erotik sendiri. Saat bibir dan lidahku menyedot dan menjilati lebih turun lagi lipatan itu hingga mendekati lantai villa, tanganku mengisyaratkan agar Rendi mengangkat kedua pahanya ke atas dan terus melipatnya hingga lututnya menyentuh dadanya. Dan kini yang nampak adalah akhir paling bawah celana dalamnya yang langsung menutupi pada arah analnya. Inilah sasaran impianku. Menciumi wilayah anal Rendi yang masih terbungkus celana dalamnya. Dan bau yang khas pada daerah itu samar-samar mulai tertangkap hidungku. Dengan setengah menungging dan dengan kedua tanganku memeluk kedua pangkal bokong dan pahanya itu, seluruh wajahku terus menyungkup dan menciumi akhir celana dalam Rendi itu.
"Mbak.. Mbak Marinii.. pinter banget sihh..".
Rendi mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dariku, istri Mas Adit, teman sekantor sekaligus atasannya. Dan kembali dengan isyarat tanganku yang mendorong agar dia berbalik tengkurap, Rendi menurunkan lipatan kakinya dan bergerak tengkurap. Tetapi saat dalam posisi setengah menungging, dia kutahan. Bahkan kuangkat sedikit agar dia benar-benar menungging. Rupanya Rendi tahu apa yang sangat kutunggu selama ini. Dengan kepalanya yang berbantalkan lantai, dia kini benar-benar menungging dengan menghadapkan pantatnya yang putih itu tepat di depan mukaku. Dan itulah yang kumau.
"Mbak.. Mbak Marinii.. pinter banget sihh..".
Rendi mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dariku, istri Mas Adit, teman sekantor sekaligus atasannya. Dan kembali dengan isyarat tanganku yang mendorong agar dia berbalik tengkurap, Rendi menurunkan lipatan kakinya dan bergerak tengkurap. Tetapi saat dalam posisi setengah menungging, dia kutahan. Bahkan kuangkat sedikit agar dia benar-benar menungging. Rupanya Rendi tahu apa yang sangat kutunggu selama ini. Dengan kepalanya yang berbantalkan lantai, dia kini benar-benar menungging dengan menghadapkan pantatnya yang putih itu tepat di depan mukaku. Dan itulah yang kumau.
Monday, June 25, 2012
Lily Panther - Ada apa dengan cinta - 3
Melihat perlakuan Cindy ini bertambah naik birahiku, bagaimana tidak, aku sedang bercinta dengan suaminya ketika dia menyeka keringat kami berdua, sungguh sensasi yang tak bisa digambarkan dan begitu menggairahkan.
Tiba tiba Koh Anton menghentikan kocokannya dan mencabut penisnya dari vaginaku ketika aku sedang menuju ke puncak kenikmatan, aku menoleh ke belakang mau protes tapi dengan senyum dia mencium bibirku menghalangi expresi protes dariku.
Koh Anton menggandeng kami berdua menuju ranjang, kami bertiga langsung rebah di ranjang dengan Koh Anton di tengah, tanganku dan tangan Cindy sudah berada di kejantanannya yang masih basah sisa dari vaginaku. Aku dan Cindy menciumi bibir Koh Anton secara bergantian, seperti dikomando kami bersama sama terus menyusuri tubuh Koh Anton dengan lidah kami, terus turun hingga dada dan masing masing mengulum putingnya, Koh Anton mendesis mendapat pelayanan kami berdua. Jilatan kami berlanjut ke perut lalu berhenti di selangkangan, lidah kami sudah berada di kejantanannya secara bergantian menyapu batang penis itu turun naik.
Tiba tiba Koh Anton menghentikan kocokannya dan mencabut penisnya dari vaginaku ketika aku sedang menuju ke puncak kenikmatan, aku menoleh ke belakang mau protes tapi dengan senyum dia mencium bibirku menghalangi expresi protes dariku.
Koh Anton menggandeng kami berdua menuju ranjang, kami bertiga langsung rebah di ranjang dengan Koh Anton di tengah, tanganku dan tangan Cindy sudah berada di kejantanannya yang masih basah sisa dari vaginaku. Aku dan Cindy menciumi bibir Koh Anton secara bergantian, seperti dikomando kami bersama sama terus menyusuri tubuh Koh Anton dengan lidah kami, terus turun hingga dada dan masing masing mengulum putingnya, Koh Anton mendesis mendapat pelayanan kami berdua. Jilatan kami berlanjut ke perut lalu berhenti di selangkangan, lidah kami sudah berada di kejantanannya secara bergantian menyapu batang penis itu turun naik.
Sunday, June 24, 2012
Daftar Cerita Sedarah - 02
Saturday, June 23, 2012
Selamat pagi cinta - 4
Friday, June 22, 2012
Andani Citra - The other side of me
Ini adalah pengalamanku yang agak beda dari yang biasa kuceritakan pada pembaca. Karena kali ini aku akan membuka sisi lesbianku, seperti yang dikatakan ilmu psikologi bahwa setiap manusia itu tidak 100% homoseks, juga tidak 100% heteroseks. Pernah diceritakan pada kisah-kisahku sebelumnya bahwa aku juga pernah melakukan aktivitas seksual dengan sesama jenisku walau bersamaan dengan lawan jenisku. Namun kecenderunganku pada wanita paling cuma 25%, cuma buat variasi atau iseng saja. Pada kesempatan ini aku akan menceritakan aktivitas seksku dengan sesama jenis secara khusus.
*****
*****
Thursday, June 21, 2012
Sewa modalku yang tak terlupakan - 1
Nama saya adalah Anis. Usiaku sekarang 38 tahun dan berat badan 57 kg serta kulitku berwarna sedikit hitam. Kini aku tinggal bersama seorang istri dengan 3 orang anak di salah sati ibu kota Kabupaten Sulsel, yang masih bestatus kontrakan. Aku menikah dengan seorang gadis dari suku lain di sulsel th. 1990 atas dasar kemauan orangtua kami. Meskipun pernikahanku tidak didasari rasa cinta yang mendalam, namun sebagai pria normal yang bernafsu tinggi, penyaluran sexku adalah utama, yang terbukti dengan lahirnya 3 orang anak dari rahim istriku itu.
Ceritanya berawal ketika aku mengirim cerita porno yang tidak sepenuhnya benar ke salah satu situs cerita porno sekitar Bulan Juni tahun lalu. Dalam cerita itu, aku sengaja memaparkan kondisi kehidupan rumah tanggaku yang kurang stabil, terutama dari segi keuangan. Aku paparkan bahwa kami tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya istri dan 3 orang anak serta modal ketahanan dalam melakukan hubungan sex. Malah aku tawarkan diri kepada wanita siapa saja yang berminat untuk menyewa modalku itu dengan rupiah untuk mencukupi kebutuhan hidupku bersama keluargaku, apalagi waktu itu aku memang sedikit terlilit hutang pada orang lain.
Ceritanya berawal ketika aku mengirim cerita porno yang tidak sepenuhnya benar ke salah satu situs cerita porno sekitar Bulan Juni tahun lalu. Dalam cerita itu, aku sengaja memaparkan kondisi kehidupan rumah tanggaku yang kurang stabil, terutama dari segi keuangan. Aku paparkan bahwa kami tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya istri dan 3 orang anak serta modal ketahanan dalam melakukan hubungan sex. Malah aku tawarkan diri kepada wanita siapa saja yang berminat untuk menyewa modalku itu dengan rupiah untuk mencukupi kebutuhan hidupku bersama keluargaku, apalagi waktu itu aku memang sedikit terlilit hutang pada orang lain.
Wednesday, June 20, 2012
Jual DVD MP3 wayang kulit Ki Timbul Hadiprayitno lengkap 7 Lakon hanya Rp.25.000
Tuesday, June 19, 2012
Gadis sampul
Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah... enak sekali... jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.
Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.
Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.
Monday, June 18, 2012
Hilangnya tiga keperawananku
Nama panggilanku Mayang. 21 tahun, bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, Aku tergolong wanita dengan wajah biasa-biasa saja dengan tinggi badan 169 cm dan berat 50 kg, rambut seleher, kulit putih, banyak yang bilang aku memiliki bentuk tubuh yang bagus, sangat proposional. Sejak remaja, kehidupan sosialku tergolong cukup 'konservatif'. Berbeda dengan kawan lainnya yang bebas berteman atau berpacaran, sementara aku hanya boleh dikunjungi kawan atau pulang bermain sampai jam 8 malam, terlambat sedikit saja aku akan seperti pesakitan yang diinterogasi polisi oleh orangtua. Setelah bekerja barulah aku mendapat kebebasan. Akhir Januari '91 adalah pertama kali aku berkenalan dengan Dito (37) cukup unik, salah sambung telpon yang mengakibatkan salah pengertian, sehingga menimbulkan argumentasi yang sengit. Namun setelah menyadari kesalahannya Ia minta maaf berkali-kali, ini dilanjutkan dihari-hari berikutnya, Ia pun kemudian semakin sering menelpon. Dito adalah seorang pimpinan divisi dikantornya, lima tahun menduda. Aku begitu terkesan dengan suaranya yang sangat bersahabat, apalagi banyolan2nya yang segar membuat waktu istirahat dikantor lebih ceria. Aneh rasanya seperti ada sesuatu yang hilang bila Ia tidak menelpon, sialnya, aku tidak berani menghubunginya walau hati kecil mendesak untuk memutar no. telponnya. Tiga bulan sudah kami bertelepon, sepertinya Ia tidak punya keinginan untuk bertemu muka, hal itu membuat aku sangat panasaran. Aku sangat menunggu saat2 dimana ada kesempatan untuk mengemukakan keinginan untuk bertemu dengannya tanpa harus kehilangan muka. Pucuk dicinta ulam tiba, kata pepatah, suatu saat diakhir minggu-seperti biasanya-Ia menelpon untuk mengatakan "have a nice weekend" Aku memberanikan menanyakan rencananya menghabiskan 'long weekend' karena Seninnya tanggal merah. "..tidak ada yang spesial, niatnya sih ingin membereskan rumah" jawabnya, aku sendiri baru tahu bahwa Ia tinggal sendiri di paviliun kontrakannya. "..tidak keberatan kalau dibantu" tanpa sadar aku menawarkan diri. Menyadari kecorobohan ini mukaku memerah, baru saja ingin meralat Dito telah menyambut tawaranku dengan gembira "..terima kasih sekali, memang rumahku ini perlu sentuhan tangan wanita" ucapnya, aku benar-benar tersipu, alangkah malunya. Bertemu mukanya dengannya memang keinginanku tapi mustinya bukan aku yang memulai, apa pandangannya nanti? Belum lagi sempat mememikirkan cara membatalkannya Dito telah menetapkan waktu "..aku tunggu kamu besok jam 10.00 dirumah" dan memberikan alamat rumahnya. Keesokan hari, saat sampai dirumahnya aku sempat ragu, rasanya ingin kembali pulang, namun entah kenapa tanganku lebih memilih menekan bel daripada melangkah pulang. Tak lama kemudian dari dalam rumah keluar lelaki berperawakan sedang, berkulit coklat mengenakan jeans dengan T-shirt hitam dengan wajah yang tidak terlalu istimewa namun dihiasi senyum yang sangat menarik "..Mayang ya" tegurnya sambil membukakan pagar, aku mengangguk dan membalas dengan bertanya "..Dito?" Ia pun mengangguk dan menyalamiku dengan genggaman tangannya kuat sambil menepuk-nepuk lembut punggung telapak tanganku dengan akrab sekali. Sesampai di ruang tamu bergaya 'Jepang'-tidak ada kursi hanya bantal2 besar dan meja-paviliun kecil dengan kesan lelaki yang sangat kuat. Setengah jam kami berbasa-basi. Ia lebih banyak mendominasi pembicaraan yang benar-benar mencairkan suasana yang agak kikuk, aku hanya terpana melihat Dito berbicara, tawanya yang lepas, dan canda nakalnya yang sering membuat wajahku merona merah, dan kemudian "..ayo kita mulai kerja bakti.." ajaknya sambil tersenyum. Senyum yang aku yakin telah memikat banyak wanita. Aku segera menuju dapur-yang juga sangat lelaki-piring, gelas dan sendok kotor menumpuk, sementara Dino membersihkan kamar tidur yang sekaligus berfungsi sebagai ruang istirahat dengan segala pernik elektronik. Sesekali ia menengokku di dapur dengan celetukan-celetukan lucunya membuat aku tidak dapat menahan tawa. Sambil mencuci aku sempat tersipu-sipu membayangkan kegiatan kami yang layaknya seperti pasangan yang baru menikah. Jam 1.00 siang 'kerja bakti' tuntas, sebelum permisi untuk mandi Dito memesan pizza lewat telpon untuk makan siang, Ia menyilahkan aku memutar VCD sementara menunggunya mandi. Aku memilih film sekenanya saja karena tidak ada bintang2 filmnya yang familiar. Aku sempat kaget melihat adegan ciuman difilm itu yang berbeda dengan adegan ciuman difilm yang biasa aku tonton dan yang membuat aku terkejut ternyata adegan ciuman itu berlanjut lebih dahsyat lagi. Sambil berciuman tangan pria di film itu mulai meraba-raba paha pasangannya dan semakin naik hingga dibagian sensitif dibalik rok. Mata si wanita terpejam menikmati elusan-elusan itu. Apalagi adegan selanjutnya yang memperlihatkan pria itu menciumi buah dada pasangannya yang saat itu sudah telanjang bulat, aku betul2 terpana! Ingin rasanya mematikan VCDnya tapi rasa ingin tahu akan apa yang terjadi berikutnya membuat aku tidak menekan tombol off di remote control, adegan berikutnya semakin memanas, saat siwanita membuka celana dalam pasangannya aku menahan napas melihat kemaluannya yang panjang dan besar itu dijilati dan dihisap! Ada rasa aneh yang menjalar ditubuhku, membuat aku duduk dengan gelisah, dan semakin gelisah lagi waktu si pria mulai menyetubuhi pasangannya. Seumur hidup belum pernah aku menyaksikan adegan2 seperti itu, mimik si wanita yang demikian menikmati ditambah lagi desah2annya telah membuat bagian2 sensitif ditubuhku mengeras, tanpa sadar aku pun merapatkan paha dan menggerak-geraknya, napasku pun mulai tidak terartur..saat itulah lamat2 kudengar pintu kamar mandi terbuka, secepat kilat kutekan tombol off di remote control dan mengembalikan piringan VCD ketempatnya. Dan benar, Dito berdiri di sampingku kelihatan lebih segar dan harum "Kok udah selesai nontonnya?" Tanya Dito. "Ngga kok aku Cuma denger radio aja" Jawabku berbohong. Belum lagi berbicara banyak pengantar pizza tiba, "safe by the bell", aku begitu lega karena kuatir Dito mengetahui kebohonganku. Kami pun menikmati makan siang sambil lesehan dikamarnya yang merangkap ruang istirahat sambil bercengkerama. Berbicara dengannya betul2 mengasyikan, iya tahu betul kapan harus berbicara dan kapan harus menjadi pendengar yang baik, Duduk lesehan membuat rok jeansku sedikit tersingkap, sesekali aku menangkap pandangan Dito yang mencuri tatap kearah pahaku yang putih dan anehnya aku bukannya malu malah sebaliknya menikmati tatapnya. "Mau nonton VCD" Dito menawarkan, selesai kami makan "Tapi filmnya belum disensor, ngga apa2 kan?" aku mengerti maksudnya dan bingung mau menjawab apa, kebingunganku diartikan 'iya' rupanya, Dito langsung memutar VCD, kami duduk lesehan dengan menyandarkan punggung masing2 ditembok. Kembali adegan2 yang aku lihat tadi muncul dilayar TV 29'nya, hanya saja ceritanya berbeda. Awalnya aku cukup risih juga nonton adegan2 panas itu berdua tapi melihat Dito begitu santai tidak ada tendensi apa2 aku pun mulai relaks dan menikmati film 'panas' itu. Kembali perasaan aneh itu muncul setelah 20 menit melihat adegan yang seronok itu, dan entah bagaimana mulainya tiba-tiba aku merasa bibirnya mengecup lembut leherku, dapat aku rasakan darahku berdesir. Ya, ampun! aku bukannya mengelak atau marah, malah sebaliknya menikmati kehangatan bibirnya dileherku yang kemudian menjalar kebibirku, kecupan lembutnya perlahan-lahan berubah, Dito mulai mengulum bibirku, aku terpejam ketika merasakan lidahnya menerobos mulutku. Aku bukannya tidak pernah berciuman, tapi yang seperti dilakukan Dito baru pertama aku rasakan dan ini menimbulkan sesuatu yang luar biasa. Belum hilang rasa itu, aku sudah merasakan jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang, hangat sekali rasanya. "aahh..", Aku mendesah pelan sambil menengadahkan kepalaku, agar lidahnya leluasa melingkar-lingkar di leherku.., menari-nari di situ.., aakkhh.., semakin tak karuan rasanya. Dan tiba-tiba aku merasakan tangannya meremas lembut payudaraku membuat desiran darahku semakin kencang, aku betul2 terangsang, tapi rasa malu ku tiba-tiba menyergap dan aku berusaha melepaskan tangannya dari payudaraku "..Jangan Dit.." pintaku, ia sepertinya bingung "..Aku belum pernah .." kataku, "..oh maaf.." Dito sepertinya memahami penolakanku, dan kamipun melewati petang itu dengan nonton sesekali diselingi kehangatan bibirnya. Menjelang malam aku pun pulang, dan berjanji untuk datang lagi esok hari Minggu. Sampai dirumah aku langsung mandi dan berkurung dikamar membayangkan kejadian di rumah Dito, sesuatu yang belum pernah aku alami dalam hidup, film yang "panas", kecupannya yang membara dengan lidahnya yang menjalar dileher dan remasan tangannya didadaku. Ingin rasanya menghilangkan semuanya itu dari kepalaku, tapi semakin aku ingin membuang semakin kuat bayang2 semua kejadian itu melekat dikepalaku. Tanpa sadar aku mulai menirukan apa yang dilakukan Dito, meng-elus2 dan meremas payudaraku sendiri. Rasa nikmat yang timbul menguasai seluruh tubuhku, semakin lama semakin keras telapak tanganku me-remas2 dan instingku menuntun agar jari-jemari menyentuh puting payudaraku ..dan saat jari-jemariku mulai memilin-milin puting kecil ke-merah2an itu..ngghh..tanpa sadar aku melenguh dan meng-geliat2 kecil, aku sangat menikmatinya sampai tertidur pulas. Pagi harinya, Minggu yang cerah, aku begitu ceria sarapanpun kuselesaikan dengan secepat kilat tidak sabar rasanya untuk segera memenuhi janji dengan Dito. Tepat jam 10.00 aku sudah dirumahnya "..Hallo, selamat pagi.." sapaku begitu pintu terbuka. "..Hai pagi,.." sapanya kembali, Dito tampak segar dan wangi, ia kemudian mengecup kedua pipiku dan memelukku erat, membuat aku agak tersipu dengan penyambutannya. "..Ayo masuk..temenin aku sarapan ya.."ajaknya sambil menarik tanganku "..Aku sudah..minum saja.." ia kemudian membuatkan aku teh hangat manis dan duduk berhadapan dengannya di meja makan kecil dengan dua bangku. Seperti biasa Dito yang lebih banyak berbicara dengan gayanya yang memukau. Selesai sarapan kami masih tetap duduk dimeja makan menghabiskan teh hangat dan kopi sambil berbincang-bincang. Dito sesekali meremas tanganku, kadang membelai pipiku dengan punggung jari2nya.."Kulit kamu halus" celetuknya, aku menunduk tersipu-sipu. Dito mengangkat daguku dan mengecup lembut bibirku, kecupan lembut yang panjang dan secara perlahan berganti dengan lumatan-lumatan panas. Kehangatan bibir dan desiran nafasnya yang menyentuh kulit begitu membangkitkan gairah kewanitaanku. Entah kapan mulainya, tiba-tiba saja kami telah berdiri berpelukan sambil tetap saling melumat dan..lebih liar, aku merasakan lidahnya menggeliat-geliat didalam mulutku. Aku bukan lagi Mayang yang kemarin, Mayang yang sekarang tidak lagi pasif saat lidah Dito menari-nari dirongga mulutnya, Mayang yang sekarang membalas keliaran lidah Dito dengan gairah yang mengapai-gapai keluar dari tubuh yang mulus dan sintal. Aku merasakan pagutan-pagutan Dito dileherku yang jenjang diselingi dengan jilatan2 lidah yang membara membuat seluruh bulu2 halus dibadanku berdiri. Dan saat lidahnya turun ke belahan dadaku..menari-nari di situ dibarengi dengan remasan2 tangannya dipinggulku, membuat aku semakin tak karuan. Begitu tangannya mulai meremas-remas payudaraku-bukannya menolak seperti kemarin-malah aku mengharapkan lebih, Dito seperti mengerti keinginan itu, ia mulai melepaskan kancing bajuku satu persatu dan membuka bra 34b yang menyangga payudaraku.. "agghh"..jerit birahi keluar tanpa aku sadari saat tangannya meremas-remas lembut dan payudaraku yang putih dan sudah mengeras. Aku terlena pasrah dibawah kenikmatan yang baru pertama kurasakan ini. Aku bahkan ingin lebih, segera kudekap kepalanya dan kutarik mendekati dadaku yang kubusungkan, Dito tahu persis harus melakukan apa, lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar melingkar-lingkar di puting susuku dengan liarnya, aku menggelinjang-gelinjang menahan geli dan nikmat yang luar biasa. Dari meja makan kami pindah ketempat tidur, disini kembali kedua puting payudaraku menjadi bulan-bulanan mulut Dito, aku merintih..mengerang, keringatku mulai menetes, rasanya sulit sekali untuk bernafas teratur, tiap kali menarik nafas selalu terhenti oleh rasa geli yang menyengat puting payudaraku. Aku baru sadar sudah dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di tubuhku saat Dito merebahkanku di kasur. Dito menerkam tubuh sintalku dengan birahi yang membara, kamu berpelukan saling memagut, menjilat, meremas dan berguling-gulingan. jari-jemari Dito merayap dan menyentuh bagian kewanitaanku, akupun meradang. Aku tidak lagi mampu menahan eranganku yang keras saat jari-jemarinya dengan lembut membelai lembut mulut kemaluanku, jari-jarinya dengan lincah bermain-main, menekan dan mengelus seluruh permukaan kewanitaanku, yang kurasakan mulai basah oleh cairan birahi. Sambil melumat payudaraku Dito mulai melepas seluruh pakaiannya dan aku merasakan kejantanannya yang keras dan hangat menyentuh pahaku. Dito menarik tanganku agar menyentuh kejantananya, bukannya sekedar menyentuh, akupun mulai meremas-remas, sentuhan tanganku di kemaluannya membuat birahiku semakin menggelegak. Dito kemudian beringsut ke bawah lidahnya menjalar ganas menjilati kulit mulus pahaku membuat tubuhku mengelinjang keras. Aku merasa pahaku bergetar ketika lidah Dito yang panas mendekati selah-selah paha. Aku menjerit tertahan saat lidah Dito sampai di bibir kewanitaanku, lidahnya yang nakal menelusuri seluruh pinggir bibir kewanitaanku. "Ahhgg..", Aku menjerit dan menggelinjang hebat ketika lidahnya mulai menjilat-jilat klitorisku, aku mencengkram rambut Dito menahan gejolak birahi yang sudah tidak tertahankan lagi. Tapi rupanya Dito tidak ingin segera berhenti memberikan kenikmatan lidah dan mulutnya. Kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang basah, panas, dan lunak. saat mulutnya mulai menghisap-hisap kemaluanku layaknya mencium bibir. Belum pernah aku rasakan kenikmatan seperti itu. tubuhku bergetar keras merasakan lidahnya yang sesekali masuk kedalam kemaluanku dan bergerak-gerak cepat. Tanganku mencengkram apapun yang dapat kuraih, sungguh tak aku kuasa menahan sengatan kenikmatan diseluruh bagian tubuhku, aku mengeliat, menggelepar, dan menyorongkan kewanitaanku kemulut Dito untuk lebih menikmati sensasi mulutnya, hanya jeritan-jeritan dari mulutku yang mengekspresikan kenikmatan yang luar biasa. Aku sudah dalam keadaan terangsang sekali punggungku terangkat-angkat, mataku tak mampu kubuka, nafasku kian terasa berat, bahkan mengelepar-gelepar seperti ikan tanpa air akibat nikmat tak terkira. Rintihanku kian tak terkendali, sementara Dito seakan tak ingin menyudahi kehangatan birahi lewat bibir kewanitaanku, bahkan. Jilatan dan hisapan mulut Dito kian buas menerpa kewanitaanku, benar-benar tak terperi nikmatnya. Aku betul-betul sudah tidak berdaya lagi, entah beberapa kali sudah tubuhku mengejang dan mengeluarkan cairan birahi saat mulut dan lidahnya bermain-main di kewanitaanku. Akhirnya Dito perlahan-lahan merayap naik ketubuhku dan melumat dadaku, sementara kakinya secara perlahan membuka kedua kakiku. Sentuhan2 kulitnya disekujur tubuhku membuat aku seperti melayang-layang..aku memeluknya erat2 dan menanti apa yang akan dilakukan Dito selanjutnya. Dan..kemudian aku merasakan kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku dan perlahan mamasukinya seluruh tubuhku bergetar hebat merasakan ujung kejantanannya dalam mulut kemaluanku yang semakin basah. Dito tidak langsung memasukan seluruh kejantannya tapi berulang-kali mengeluar-masukan ujung kemaluannya dengan perlahan membuatku terbang melayang. Aku terpejam, merasakan nikmatnya, diriku terombang-ambing ke alam lain. Aku bahkan membuka kedua kakiku lebih lebar lagi seakan meminta Dito agar memasukan kemaluannya lebih dalam lagi dalam rongga kewanitaanku. Miliknya yang panjang dan hangat itu semakin dalam masuk, aku terbelalak karena rasa perih saat kejantananya merobek selaput daraku. Dito seperti tahu persis apa yang harus dilakukannya, ia melumat mulutku dengan lembut dan berbisik. "..rileks Mayang, sedikit lagi kamu akan merasakan kenikmataan seutuhnya.."sambil menjilati telingaku, menggigit mesra leherku dan melumat puting payudaraku membangkitkan lagi getar2 birahiku sehingga sakit itupun tidak lagi terasa. "Aahhgg Dittoo.., oohh..", erangan yang panjang tak dapat kutahan lagi saat merasakan seluruh kejantannya yang keras dan panjang perlahan-lahan menyusuri rongga kenikmatanku sampai akhirnya seluruhnya berada dalam diriku. Aku memeluknya erat2 melumat bibirnya saat ia mulai menggerakkan kemaluannya yang telah memenuhi seluruh rongga kewanitaanku, keluar masuk dengan perlahan. Sungguh kenikmatan yang sulit untuk digambarkan, rintihan birahiku semakin menggila kala Dito menggerakkan tubuhnya lebih cepat lagi. Kejantanannya tanpa henti menghentak-hentak seluruh bagian dalam kewanitaanku dan menggosok-gosok seluruh dinding kemaluanku dengan keliarannya, hentakannya semakin lama semakin cepat membuat aku semakin gila mengeliat-geliat. Tubuh kami semakin diselimuti peluh-peluh kenikmatan. Setiap kali kejantanan Dito menerobos menguak kewanitaanku dan saat Dito menariknya, seluruh tubuhku dilanda kegelian, kegatalan dan entah rasa apalagi. Akhirnya aku merasakan satu desakan keras di rongga kewanitaanku aku menjerit dan mengerang kesetanan membuat tubuhku mengejang dan memuntahkan cairan birahi membasahi kejantanan Dito dan lorong kewanitaanku, sungguh sebuah kenikmatan puncak yang tak terkira. Seteleh itu entah berapa kali lagi tubuhku mengejang dan mengeluarkan magma birahi, dan rasanya aku tidak ingin berhenti merasakan kenikmatan ini. Hingga akhirnya Dito semakin mempercepat gerakannya dan kurasakan kejantanannya membesar ia kemudian menekan keras kemaluannya hingga seluruhnya terbenam dalam rongga kenikmatanku disertai erangan-erangan liarnya, kurasakan semburan-semburan hangat keluar dari kemaluannya, diikuti oleh semburan-semburan cairan kenikmatan dari kewanitaanku membuat tubuhku seakan melayang-layang. Dan kamipun lemas dalam kenikmatan yang belum pernah aku rasakan seumur hidup. Dihari-hari berikutnya aku tidak sabar untuk segera bertemu dan menikmati kembali kejantanan Dito, ia begitu banyak mengajarkan aku variasi dalam bersetubuh, oral sex misalnya. Awalnya aku merasa jengah tapi begitu aku merasakan lidahku menjalar-jalar dibatang kemaluannya yang keras ada sensasi sexual yang lain terlebih ketika aku mencium dan mulai menghisap kepala kemaluannya, Dito yang tergetar akibat hisapanku membuat birahiku memuncak. Saat seluruh kemaluannya berada dalam mulut aku betul2 seperti kerasukan mengulum-ngulum, menghisap-hisap dengan sangat bernafsu, dan sesekali kurasakan kejantanan Dito seakan ingin menerobos ketenggorokanku, begitu cairan birahinya menyembur-nyembur, disertai erangan-erangan liar Dito serta merasakan cairan hangat itu mengalir di tenggorokanku aku merasakan sesuatu yang luar biasa, tidak henti2nya aku hisap cairan2 tersisa seakan-akan tidak ingin setetespun terlewatkan, aku sungguh sangat menyukainya. Suatu hari sepulang dari kafe dimobil dalam perjalanan pulang membayangkan apa yang akan dilakukan Dito dirumah membuatku "on"-mungkin akibat alkohol, Akupun mulai meraba-raba miliknya, setelah mengeras kukeluarkan dari balik celananya dan mulai kujilati dan mengulumnya dengan rakus. Tanpa terasa kamipun sampai, dengan tergesa-gesa kami melanjutkan lagi permainan panas didalam mobil ke dalam rumah. Kami berpelukan dan saling melumat dengan gairah yg membludak, puting susuku tak terlepas dari lumatannya dan tangan kirinya menjalar kedalam rok, mulai meremas2 dan memasukan jarinya kedalam lubang kenikmatanku. Tapi kali ini Dito tidak hanya memasukan jari tengah-seperti biasanya- ia memasukan juga jari manisnya dan disusul dengan jari kelingkingnya, dengan tiga jarinya Dito mengaduk-aduk kemaluanku, permainan baru ini membuat seluruh tubuhku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Tubuhku yang sudah tidak tertutup sehelai benangpun direbahkannya ditempat tidur dan ia melanjutkan permainan "tiga jarinya" plus lidahnya yang menjilat-jilat dan menghisap-hisap klitorisku membuat kesadaranku seakan-akan hilang, tubuhku mengelepar-lepar tak tentu arah. Dito kemudian membalik tubuhku pada posisi tengkurap dan membuka kaki kananku, "tiga jarinya" masih didalam kewanitaanku Ia menambah sentuhan birahinya dengan menggigit-gigit punggungku..aahh..sungguh luar biasa..Setelah puas, Dito mulai naik kepunggung dan dapat kurasakan kejantannya memasuki kewanitaanku. Dito tidak langsung menengelamkannya, Ia membiarkan "kepalanya bermain-main" dulu membuat "milikku" semakin basah, ditambah lagi dengan remasan tangannya di kedua bukit kenikmatanku, serta pagutan-pagutannya dileher membuat birahiku memuncak ingin rasanya Ia segera meneggelamkan kemaluannya. Tapi kembali Dito memberikan kejutan, ia mencabut kejantanannya, memegangnya dan mengarahkannya ke lubang anusku, dengan tangan Dito menekan kejantannya yang basah oleh cairan kenikmatan sehingga ujungnya memasuki anusku, belum lagi hilang rasa kagetku Dito kembali mencabut dan memindahkannya "kepalanya" ke lubang kewanitaanku. Berkali-kali ia memindahkan "kepalanya" di kedua lubangku dan tanpa terasa kalau kemudian sudah bukan kepalanya lagi yang masuk ke anusku tapi sudah hampir seluruhnya menguak dan menerobos anusku..dan saat ia menenggelamkan seluruhnya menimbulkan sensasi sexual yg dahsyat dan semakin bertambah saat Dito mulai menarik dan mendorongnya secara perlahan..aakkhh..dapat kurasakan bagaimana kejantanannya memberikan kenikmatan dalam anusku. Dito tidak berhenti hanya sampai disitu ia kemudian memasukan jari2nya yg nakal kedalam lubang kenikmatanku.."oohh..Ditoo.." jeritku melepas birahi yang membludak saat ia melakukan "double attack" .."fuck mee..fuck me hard honey..fuck my ass harder..harder.." aku meracau tidak karuan, membuat Dito semakin bernafsu dan semakin liar melakukan double attack-nya dan..kembali tubuhku bergetar keras merasakan dorongan magma birahi yang akan meledak.."..aagghh Ditoo tekann..aku keluaarr" jeritku, dan kurasakan lahar birahiku menyembur keras berbarengan semburan Dito, kamipun terkulai lemas dalam kenikmatan. Aku tidak menyesali memberikan "tiga" keperawananku (kegadisan, mulut dan anus) kepada Dito bahkan menikmatinya walau tidak ada janji-janji manis, hanya gairah dan birahi yang diberikannya. Dito telah memberikan "pengalaman" yang luar biasa dalam hidupku. TAMAT
Sunday, June 17, 2012
Memuskahkan guna-guna pemikat sukma - 7
Tubuh polos kami tumpang tindih bagai tidak mau lepas. Nafasnya ngos-ngosan bagai kuda habis berpacu. Dua jam lebih kami berpadu nafsu, bersatu raga. Masih sekitar pukul sepuluh malam waktu ini, padahal prosesnya masih akan berlangsung hingga subuh. Proses apa lagi yang akan kujalani selama enam jam berikut?
"Mari kita membersihkan tubuh, Sur.." ajak Mbah Purwo.
Aku mengikuti langkahnya.
"Mari kita membersihkan tubuh, Sur.." ajak Mbah Purwo.
Aku mengikuti langkahnya.
Saturday, June 16, 2012
Kenikmatan pertamaku
Aku sedih karena orangtuaku harus pindah ke Padang dan aku harus ikut mereka, tetapi bagiku itu tidak masalah karena aku baru saja tamat sekolah jadi melanjutkan kuliahnya ya.. langsung saja mendaftar di Padang. Satu minggu, satu bulan sudah berlalu aku telah melewati hari-hariku yang serasa hambar tanpa ada suatu kesan yang berarti bagiku.
Kuliah mulai berjalan dan aku sibuk dengan belajarku, aku mulai kenali internet, dan aku mulai nakal dengan situs-situs panas dan tidak tinggal dengan situs-situs gay, namun aku lebih sering membuka site gay, entah kenapa aku lebih senang melihat bagian-bagian yang aku juga punya sendiri. Setahun berlalu aku tetap dengan kesibukanku, yaitu situs-situs gay.
Kuliah mulai berjalan dan aku sibuk dengan belajarku, aku mulai kenali internet, dan aku mulai nakal dengan situs-situs panas dan tidak tinggal dengan situs-situs gay, namun aku lebih sering membuka site gay, entah kenapa aku lebih senang melihat bagian-bagian yang aku juga punya sendiri. Setahun berlalu aku tetap dengan kesibukanku, yaitu situs-situs gay.
Friday, June 15, 2012
Di tempat pemandian umum - 3
Aku segera memegang penis Mbah Karyo dan meremas-remasnya. Mbah Karyo hanya diam dan tersenyum. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Mbah Karyo saat ini. Tapi aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkannya. Aku hanya peduli bahwa apa yang aku lakukan dapat membuat Mbah Karyo keenakan. Dan aku segera melakukan langkah selanjutnya. Meskipun sebenarnya masih sedikit jijik, aku segera mendekatkan mulutku ke kantung Mbah Karyo. Semakin dekat aku ke tempat tersebut, semakin kuat aroma yang tercium oleh hidungku. Tampak bau yang segar karena habis mandi, tapi juga bercampur dengan bau seks yang cukup kuat yang keluar dari bagian selangkangan Mbah Karyo. Kepalaku mulai sedikit berdenyut dengan bau yang aku terima tersebut. Dan libidoku semakin memuncak dengan aroma yang aku dapatkan dari selangkangan Mbah Karyo.
Segera aku membuka mulutku dan mulai menjilati kantung yang berada di depanku. Rasanya ternyata tidak seperti yang aku bayangkan. Aku berpikir bahwa akan terdapat banyak kotoran di tempat tersebut sehingga akan terasa sedikit asin dan kotor. Tapi aku hanya merasakan kesegaran dan memang sedikit asin. Tapi aku mulai menyukai rasa itu.
Setelah puas menjilati kantung itu, aku mulai mencoba menggigit bola yang cukup besar, dan mencoba mengulum bola tersebut ke dalam mulutku. Pertama kali aku merasa kesulitan untuk bisa benar-benar mengulum bola tersebut, tapi setelah aku mencoba sekali lagi, aku bisa memasukkannya ke dalam mulutku dan mulai menyedot dan terkadang mengunyah bola tersebut.
Tampak nafas Mbah Karyo mulai sedikit memburu, dan dia juga mulai mendesah dan mengerang. Mungkin Mbah Karyo suka dengan apa yang aku lakukan, mungkin ini adalah bagian dari Mbah Karyo yang membuat dia bisa menjadi lebih terangsang. Dan itu terbukti karena selain mendesah dan mengerang, tampak dari panisnya keluar precum yang cukup banyak. Aku baru menyadari kalau ternyata precum yang diproduksi oleh kantung Mbah Karyo juga cukup banyak juga. Kalau orang yang melihat, mungkin akan mengira kalau Mbah Karyo sedang kencing, tapi karena aku tahu apa yang kami lakukan, maka aku juga tahu cairan apa sebenarnya yang keluar dari penis Mbah Karyo tersebut.
Segera aku membuka mulutku dan mulai menjilati kantung yang berada di depanku. Rasanya ternyata tidak seperti yang aku bayangkan. Aku berpikir bahwa akan terdapat banyak kotoran di tempat tersebut sehingga akan terasa sedikit asin dan kotor. Tapi aku hanya merasakan kesegaran dan memang sedikit asin. Tapi aku mulai menyukai rasa itu.
Setelah puas menjilati kantung itu, aku mulai mencoba menggigit bola yang cukup besar, dan mencoba mengulum bola tersebut ke dalam mulutku. Pertama kali aku merasa kesulitan untuk bisa benar-benar mengulum bola tersebut, tapi setelah aku mencoba sekali lagi, aku bisa memasukkannya ke dalam mulutku dan mulai menyedot dan terkadang mengunyah bola tersebut.
Tampak nafas Mbah Karyo mulai sedikit memburu, dan dia juga mulai mendesah dan mengerang. Mungkin Mbah Karyo suka dengan apa yang aku lakukan, mungkin ini adalah bagian dari Mbah Karyo yang membuat dia bisa menjadi lebih terangsang. Dan itu terbukti karena selain mendesah dan mengerang, tampak dari panisnya keluar precum yang cukup banyak. Aku baru menyadari kalau ternyata precum yang diproduksi oleh kantung Mbah Karyo juga cukup banyak juga. Kalau orang yang melihat, mungkin akan mengira kalau Mbah Karyo sedang kencing, tapi karena aku tahu apa yang kami lakukan, maka aku juga tahu cairan apa sebenarnya yang keluar dari penis Mbah Karyo tersebut.
Thursday, June 14, 2012
Malu tapi mau - 1
Pertama kali aku pacaran yaitu pada waktu semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Y. Memang aku agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu dimana sekolahku adalah sekolah homogen yang muridnya cowok semua temen-temenku kebanyakan sudah pada punya pacar sementara aku masih betah sendirian. Bukannya aku tidak laku atau bagaimana, tetapi memang aku-nya yang belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari orangtua yang menganjurkan aku untuk sekolah dulu sampai selesai baru pacaran. Namun ketika aku masuk ke bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaku jadi tidak mempan ketika aku naksir seorang cewek sekelas yang cantik, seksi, pintar dan merupakan "bunga" kampus di angkatanku, Adriana namanya dan biasa dipanggil Ana. Dia cewek yang mempunyai darah keturunan dari Jawa Timur - Kalimantan - Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu. Langsung aku putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aku mencoba untuk melamar cewek untuk jadi pacar.
Singkat kata akhirnya aku dapatkan Ana menjadi pacarku. Awal-awal kami pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya remaja lain yang berpacaran. Namun ketika suatu waktu aku ajak Ana keluar untuk merayakan Valentines Day dia menagih janji yang aku ucapkan waktu di jalan. Memang waktu itu aku beri dia kejutan seikat mawar merah tanda cintaku padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya "Wah, kamu ini senengnya kok bikin kejutan sih sayang. Masih ada kejutan lagi tidak nanti?" Aku jawab saja sekenaku, "Oh, pasti ada doong.." sambil otakku berputar karena memang aku tidak ada kejutan lagi untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yang tempatnya memang agak gelap setelah kami selesai makan dan akan pulang, Ana kembali menagih janjiku itu "Mana doong, katanya ada kejutan lagi buat aku?" rajuknya manja. Aku terhenyak bingung, belum sempat aku berpikir tanpa kusadari aku menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya. Tapi ternyata cewekku itu malah menyambutnya dengan bibir sensualnya hingga bibir kami saling beradu. Aku sempat kaget juga, maklum baru kali itu aku mencium bibir cewek.
Singkat kata akhirnya aku dapatkan Ana menjadi pacarku. Awal-awal kami pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya remaja lain yang berpacaran. Namun ketika suatu waktu aku ajak Ana keluar untuk merayakan Valentines Day dia menagih janji yang aku ucapkan waktu di jalan. Memang waktu itu aku beri dia kejutan seikat mawar merah tanda cintaku padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya "Wah, kamu ini senengnya kok bikin kejutan sih sayang. Masih ada kejutan lagi tidak nanti?" Aku jawab saja sekenaku, "Oh, pasti ada doong.." sambil otakku berputar karena memang aku tidak ada kejutan lagi untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yang tempatnya memang agak gelap setelah kami selesai makan dan akan pulang, Ana kembali menagih janjiku itu "Mana doong, katanya ada kejutan lagi buat aku?" rajuknya manja. Aku terhenyak bingung, belum sempat aku berpikir tanpa kusadari aku menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya. Tapi ternyata cewekku itu malah menyambutnya dengan bibir sensualnya hingga bibir kami saling beradu. Aku sempat kaget juga, maklum baru kali itu aku mencium bibir cewek.
Romantika dua saudara - 4
Dia pun naik ke ranjang dan menutup kelambu yang tersingkap, kemudian kembali dia merangkak ke atasku. Dia merendahkan pinggulnya dan mulai kurasakan sentuhan benda panasnya itu pada selangkanganku. Kemudian dia menindihku rapat sekali hingga dadaku dihimpit oleh dada bidangnya. Tangannya bergerak ke bawah menggapai pahaku dan menyibakkan pahaku yang tadi kurapatkan hingga kurasakan pinggulnya berlabuh di antara dua pahaku.
Terasa kitangnya semakin menekan epotku dan dia tidak henti-hentinya menggesekkan pahanya dengan pahaku. Selanjutnya dia mengangkat dadanya dan mengubah posisi sehingga kurasakan ada sesuatu yang menusuknusuk epotku. Epotku yang sudah basah karena campuran lendir dan ludahnya itu, kembali dicucuk-cucuk dan kemudian dia diam sejenak. Sebentar kemudian dia menekan lagi hingga kurasakan ada benda yang mau memasuki liang epotku. Benda itu menyundul-nyundul lubang milikku itu.
Terasa kitangnya semakin menekan epotku dan dia tidak henti-hentinya menggesekkan pahanya dengan pahaku. Selanjutnya dia mengangkat dadanya dan mengubah posisi sehingga kurasakan ada sesuatu yang menusuknusuk epotku. Epotku yang sudah basah karena campuran lendir dan ludahnya itu, kembali dicucuk-cucuk dan kemudian dia diam sejenak. Sebentar kemudian dia menekan lagi hingga kurasakan ada benda yang mau memasuki liang epotku. Benda itu menyundul-nyundul lubang milikku itu.
Tuesday, June 12, 2012
Selingkuh dengan Ami
Aku sedang menonton televisi di kamarku ketika Fay keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur kami memang terdapat kamar mandi dan televisi, sehingga aku menonton televisi sambil tiduran. Fay berbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? Dia langsung mau tidur nih! Padahal aku sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si "ujang" sudah bangun menantikan jatahnya. "Fay! Kok langsung tidur sih?" "Mm..?" Fay membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras. Fay mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Fay mencium pipiku. "Cupp..!" "Tidur yang nyenyak yaa.." katanya perlahan. Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat. "Fay! Faayy..!" aku mengguncang-guncang tubuhnya. "Umm.. udah maleem.. Fay ngantuk niih.." Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si "ujang" masih tegang dan penasaran minta jatah. Begitulah Fay. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat "hemat". Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Fay, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Fay bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Fay untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Fay. Siapa tahu dalam mimpi, Fay mau memuaskanku? Hehehe.. Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Fay semasa kuliah dahulu. Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja. Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan. "Paling juga disana dia main cewek!" begitu komentar Ami. Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku. "Van, loe ama Fay gimana?" "Baek. Kenapa?" "Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Fay?" Aku diam saja. Aku dan Fay memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Fay. Tapi kalau Fay dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Fay. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan? "Kok diem, Van?" pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku. "Nggak kok.." "Loe lagi punya masalah ya?" "Nggaak.." "Jujur aja deh.." Ami mendesak. Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang. "Cerita doong..!" Ami kembali mendesak. "Mi.., loe mau pesta "assoy" lagi nggak?" aku memulai. Ami kelihatan kaget. "Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!" kecam Ami. Aduh.., kelihatannya dia marah. "Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa.." aku sedikit panik. Tiba-tiba Ami tertawa kecil. "Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan." Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor. Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering. Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi. "Van, loe lagi butuh seks ya?" Aku kaget juga ditanya seperti itu. "Maksud loe?" "Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Fay kenapa?" Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku. "Mi.. Fay itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong! Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia." Ami tertawa. "Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?" "Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar." "Mana ada perkosa nggak kasar?" Ami tertawa lagi. "Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari." "Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu.." "Jadi kalo sekali-sekali tega ya?" "Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Fay lagi ya?" "Oke.. kita juga hampir sampe nih.." Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya. "Mi, apartemen siapa nih?" "Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh.." Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si "ujang" langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku? "Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!" panggil Ami lembut. Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang. "Ayo berbaring disini, Mas Ivan." Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak. "Gue pijat dulu yaa.." kata Ami. Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku. "Enak kan, Van?" Ami bertanya. Aku mengangguk. "Enak banget. Lembut.." Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku. "Van, perah susu gue ya?" pintanya nakal. Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih. "Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh.." Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si "ujang". "Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?" kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si "ujang" tepat di bagian bawah lubangnya. Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si "ujang" telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma. "Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar.." Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku menyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami. Lemas badanku dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya. "Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!" "Kok cepet banget keluar?" ledeknya. "Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus." aku membela diri. "Oke deh, kita istirahat sebentar." Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si "ujang", sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat. Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme. Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si "ujang", aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanan dan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course. Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita. Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur. Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara. "Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah.." teriak Fita dengan lantang. Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan. "Fit.. gue mau keluar nih.." Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis. Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya. "Gimana Van? Puas?" Ami bertanya. "Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya." "Gue mandi dulu ya?" Fita memotong pembicaraan kami. Lalu ia menuju kamar mandi. "Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan." Ami menjelaskan. "Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan." "Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!" Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku. "Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Fay bingung lho!" Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Fay menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman. "Yaa.. padahal Fay udah siapin makan malem." Fay kelihatan kecewa. Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar. "Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu." kataku sambil mencium dahinya. Fay kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa. TAMAT
Monday, June 11, 2012
Maaf bu maaf - 2
iPengalaman mimpiku yang kedua kalinya tidak kuceritakan kepada suamiku karena aku merasa malu mempunyai imajinasi seksual semacam itu. Akan tetapi selanjutnya mimpiku itu semakin sering muncul terutama apabila suamiku tidak berada di tempat dan aku tidur sendirian. Bahkan dalam pengalaman mimpiku belakangan ini aku merasa hal itu bukan lagi suatu mimpi, karena aku yakin dan sadar pada waktu itu aku belum tertidur mengingat waktu baru saja menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku sedang bergolek di tempat tidur dan telah memakai baju tidurku tanpa BH. Dalam keadaan seperti itu, entah bagaimana mulanya tiba-tiba saja aku merasakan adanya suatu rangsangan birahi yang hebat dalam diriku kemudian disusul pada bagian liang kewanitaanku kurasakan berdenyut sedemikian rupa seperti ada sesuatu yang menerobos ke dalamnya. Rasanya persis sekali seperti rasa alat kejantanan seorang laki-laki ketika memasuki liang senggamaku.
Selanjutnya aku pun merasakan ada sesuatu yang bergerak dalam liang kenikmatanku membuat suatu gerakan mundur maju yang teratur sebagaimana lazim yang dilakukan oleh orang yang sedang bersanggama. Anehnya apabila sudah demikian, aku menjadi tidak sadarkan diri dan tenggelam dalam suatu keadaan histeris yang luar biasa. Kemudian di luar kesadaranku itu aku terus mengikuti gerakan tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulku sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang hebat dan hal itu dapat terjadi sampai berkali-kali. Anehnya pula ketika aku terbangun di pagi hari, kudapati juga diriku tertidur tidak tanpa BH saja namun juga aku tidak mengenakan celana dalam.
Selanjutnya aku pun merasakan ada sesuatu yang bergerak dalam liang kenikmatanku membuat suatu gerakan mundur maju yang teratur sebagaimana lazim yang dilakukan oleh orang yang sedang bersanggama. Anehnya apabila sudah demikian, aku menjadi tidak sadarkan diri dan tenggelam dalam suatu keadaan histeris yang luar biasa. Kemudian di luar kesadaranku itu aku terus mengikuti gerakan tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulku sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang hebat dan hal itu dapat terjadi sampai berkali-kali. Anehnya pula ketika aku terbangun di pagi hari, kudapati juga diriku tertidur tidak tanpa BH saja namun juga aku tidak mengenakan celana dalam.
Sunday, June 10, 2012
Birahi para kuli
Sudah dua jam lebih Upit menunggu lewatnya bus jalur 6A yang biasanya mengantarkannya pergi pulang sekolah. Ya, hanya bus rakyat itulah satu-satunya sarana transportasinya dari Godean ke SMP Negeri favorit di bilangan dekat perguruan tinggi negeri. Tapi sejauh ini, bus itu belum nongol-nongol juga. Padahal kakinya sudah semutan terus berdiri di depan proyek bangunan berlantai tiga yang rencananya untuk restoran ayam goreng terkenal dari Amerika itu. Upit yang kelas satu dan belum sebulan ini masuk sekolah barunya, melirik sekali lagi jam tangannya hadiah dari kakaknya yang kerja di Batam. Pukul lima siang lewat sepuluh menit. Inilah arloji hadiahnya jika masuk SMP favorit. Gadis 12 tahun bertubuh imut tapi tampak subur itu memang pintar dan cerdas. Tak heran jika ia mampu menembus bangku sekolah idamannya.
Cuaca di atas langit sana benar-benar sedang mendung. Angin bertiup kencang, sehingga membuat rambut panjang sepinggangnya yang lebat tapi agak kemerahan itu berkibar-kibar. Hembusannya yang dingin membuat gadis berkulit kuning langsat dan berwajah ayu seperti artis Paramitha Rusady itu memeluk tas barunya erat-erat untuk mengusir hawa dinginnya. Berulang kali bus-bus kota lewat, tapi jalur yang ditunggu-tunggunya tak kunjung lewat juga. Sejenak Upit menghela nafasnya sambil menebarkan pandangannya ke seluruh calon penumpang yang berjejalan senasib dengannya. Lalu menengok ke belakang, memperhatikan pagar seng bergelombang yang membatasi dengan lokasi pembangunan proyek tersebut. Tampak puluhan pekerjanya yang tengah meneruskan kegiatannya, walaupun cuaca sedang jelas hendak hujan deras. Hilir mudik kendaraan yang padat kian membuat kegelisahannya memuncak.
Cuaca di atas langit sana benar-benar sedang mendung. Angin bertiup kencang, sehingga membuat rambut panjang sepinggangnya yang lebat tapi agak kemerahan itu berkibar-kibar. Hembusannya yang dingin membuat gadis berkulit kuning langsat dan berwajah ayu seperti artis Paramitha Rusady itu memeluk tas barunya erat-erat untuk mengusir hawa dinginnya. Berulang kali bus-bus kota lewat, tapi jalur yang ditunggu-tunggunya tak kunjung lewat juga. Sejenak Upit menghela nafasnya sambil menebarkan pandangannya ke seluruh calon penumpang yang berjejalan senasib dengannya. Lalu menengok ke belakang, memperhatikan pagar seng bergelombang yang membatasi dengan lokasi pembangunan proyek tersebut. Tampak puluhan pekerjanya yang tengah meneruskan kegiatannya, walaupun cuaca sedang jelas hendak hujan deras. Hilir mudik kendaraan yang padat kian membuat kegelisahannya memuncak.
Saturday, June 9, 2012
Zodiac
Once you have read this, there's no turning back. Below are true descriptions of zodiac signs, with traits from a book written 35 years ago by an astrologist. Read your sign, then forward it on, with your zodiac sign and label on the subject line,
This is real deal, try ignoring it, and the first thing you'll notice is having a horrible day starting tomorrow morning - and it only gets worse from there..
This is real deal, try ignoring it, and the first thing you'll notice is having a horrible day starting tomorrow morning - and it only gets worse from there..
Friday, June 8, 2012
Damned true story - 7
Di mataku, Qra mendadak berubah menjadi Qra yang dulu. Yang masih kekanak-kanakan saat pertama aku berjumpa dengannya. Gayanya saat mengusap air mata, terlihat begitu lucu dan menggemaskan. Senyuman di wajahnya mirip senyum anak kecil yang baru saja dapat mainan setelah merengek berjam-jam sambil menangis-nangis. Sesaat aku kembali merasakan kasih sayang itu di dadaku.
"Kamu tahu sesuatu, Ray?" Qra bertanya, sambil sesekali mengusap sudut matanya.
"Hmm..?" gumamku dengan nada bertanya.
"Kamu tahu sesuatu, Ray?" Qra bertanya, sambil sesekali mengusap sudut matanya.
"Hmm..?" gumamku dengan nada bertanya.
Thursday, June 7, 2012
Saya seorang dukun - 2
Sekarang saya dalam posisi mendekap Mbak Retno dari belakang, sambil meremas-remas buah dadanya yang basah dan licin, karena saya beri sabun.
"Saya ingin mempersiapkan payudara ini untuk menyambut kedatangan anak Mbak.." bisik saya dengan konyol. Dan sama konyolnya, Mbak Retno mengangguk percaya.
"Selain Mas Irawan, juga ada yang meremas ini Mbak..?" bisik saya lagi.
Mbak Retno menggeleng. Saya menempelkan mulut saya di belakang telinga wanita yang berbau harum itu. Secara sengaja menghembuskan nafas di sana, membuat mata wanita ini semkin kuat dipejamkan, namun mulutnya terbuka menahan geli yang merangsang.
"Saya ingin mempersiapkan payudara ini untuk menyambut kedatangan anak Mbak.." bisik saya dengan konyol. Dan sama konyolnya, Mbak Retno mengangguk percaya.
"Selain Mas Irawan, juga ada yang meremas ini Mbak..?" bisik saya lagi.
Mbak Retno menggeleng. Saya menempelkan mulut saya di belakang telinga wanita yang berbau harum itu. Secara sengaja menghembuskan nafas di sana, membuat mata wanita ini semkin kuat dipejamkan, namun mulutnya terbuka menahan geli yang merangsang.
Wednesday, June 6, 2012
Tokyo bay
love I get so lost, sometimes days pass and this emptiness fills my heart when I want to run away I drive off in my car but whichever way I go I come back to the place you are
all my instincts, they return and the grand facade, so soon will burn without a noise, without my pride I reach out from the inside
in your eyes the light the heat in your eyes I am complete in your eyes I see the doorway to a thousand churches in your eyes the resolution of all the fruitless searches in your eyes I see the light and the heat in your eyes oh, I want to be that complete I want to touch the light the heat I see in your eyes
*****
all my instincts, they return and the grand facade, so soon will burn without a noise, without my pride I reach out from the inside
in your eyes the light the heat in your eyes I am complete in your eyes I see the doorway to a thousand churches in your eyes the resolution of all the fruitless searches in your eyes I see the light and the heat in your eyes oh, I want to be that complete I want to touch the light the heat I see in your eyes
*****
Tuesday, June 5, 2012
Back for Autumn - 7
Akupun membalasnya dengan bernafsu. Lama juga Jin yong mengulum bibirku. Aku mulai meronta karena tidak dapat bernafas. Tapi tidak juga dia melepaskan kulumannya. Malah semakin kuat dia menekan kepalaku. Karena tak tahan lagi, lalu aku gigit perlahan ujung lidahnya yang bergerilya di antara gigiku. Dan ketika ciumannya mengendur aku cepat melepaskan diri lalu bergeser ke samping.
"Sudahlah. Aku tidak mau bermain lagi." Aku pasang muka sebal dan menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhku yang telanjang. Tapi penisku masih berdiri. Tepat seperti dugaanku, dia meraih aku kembali dalam pelukannya."Kamu yang duluan mulai." Jawabnya sambil berusaha membalikkan badanku supaya menghadapnya."Ayolah, Hui." Pintanya lagi.
Aku menahan senyumku karena akupun memang mau menuntaskan gairahku yang sudah di bangkitkannya. Aku tidak sanggup lagi menahan tawaku. Aku berbalik dan melihat wajah Jin Yong. Sekarang gantian dia yang jengkel. Dengan beringas tubuhku di tindihnya. Kedua tanganku di tekannya ke samping kiri-kanan lalu dia melumat dan mengulum kedua puting dadaku. Aku tertawa, meronta dan menggelinjang kegelian. Sampai lemas aku di buatnya.
"Sudah. Sudahlah Jin Yong."Aku mulai menjerit. Nafasku sudah tersengal-sengal.
"Sudahlah. Aku tidak mau bermain lagi." Aku pasang muka sebal dan menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhku yang telanjang. Tapi penisku masih berdiri. Tepat seperti dugaanku, dia meraih aku kembali dalam pelukannya."Kamu yang duluan mulai." Jawabnya sambil berusaha membalikkan badanku supaya menghadapnya."Ayolah, Hui." Pintanya lagi.
Aku menahan senyumku karena akupun memang mau menuntaskan gairahku yang sudah di bangkitkannya. Aku tidak sanggup lagi menahan tawaku. Aku berbalik dan melihat wajah Jin Yong. Sekarang gantian dia yang jengkel. Dengan beringas tubuhku di tindihnya. Kedua tanganku di tekannya ke samping kiri-kanan lalu dia melumat dan mengulum kedua puting dadaku. Aku tertawa, meronta dan menggelinjang kegelian. Sampai lemas aku di buatnya.
"Sudah. Sudahlah Jin Yong."Aku mulai menjerit. Nafasku sudah tersengal-sengal.
Monday, June 4, 2012
Persahabatan tiga ABG gay - 4
"Ya.. yah, terus Tomi, teruskan.. akh.. nikmat sekali rasanya. Masukkan lidahmu ke pantatku.. oh.. ah, oh.." desah Iwan tak terkendali saat ia merasakan ada sesuatu yang lembut coba menerobos memasuki anusnya. Dengan reflek, Iwan mengendurkan otot-otot anusnya, sehingga anus perawan yang semula tertutup rapat itu mulai mengendur. Kondisi itu makin memudahkan lidah Tomi membuka permukaan mulut anus Iwan. Namun, lidah Tomi tidak bisa terlalu dalam menjangkau lubang anus Iwan. Iwan sendiri tampak mulai tak sabar merasakan sensasi kenikmatan sex yang lebih dalam lagi. Pinggulnya mulai bergoyang-goyang, seolah memancing lidah Tomi agar lebih berani menjelajahi lebih dalam rongga pantatnya. Tomi juga tampak tidak mau menyerah. Kemudian ia mengalihkan aktivitas tangan kanannya yang semula sibuk meremas-remas bongkahan pantat Iwan. Jemari tangan kanannya kini sudah berada di depan liang anus Iwan. Sesaat, Tomi mengulum dan membasahi jari telunjuk kanannya dengan ludahnya. Sesaat kemudian, jari telunjuk itu diarahkannya menuju bibir anus Iwan. Sejenak, Tomi mempermainkan telunjuknya di bibir anus Iwan yang sudah basah oleh air liurnya tadi. Kini jari itu menggantikan aktivitas lidah dan bibirnya dalam memberikan kenikmatan sex pada Iwan. Begitu telunjuk itu menyentuh bibir anus yang lembut, Iwan kembali terpekik dan tubuhnya menggelinjang keenakan. Pekikan lirih itu kemudian berubah menjadi desahan dan rintihan panjang, ketika jari telunjuk Tomi berusaha menembus permukaan anusnya. Kontan Iwan merasakan ada kenikmatan yang lebih kuat lagi, saat jari Tomi sudah membuka liang anusnya. Tapi, kemudian Iwan memekik keras dan membuka matanya. "Aduh.. sakit Tomi, perih Tomi" rintih Iwan memelas. "Rileks saja Wan.. kendurkan otot anusmu sekarang. Kamu akan merasakan kenikmatan yang tiada taranya" ujar Tomi dengan penuh kesabaran, sambil menarik lagi jari tengahnya dari mulut anus Iwan. Tomi menyadari, ini adalah hubungan sex pertama bagi Iwan. Karena itu, ia harus bertindak hati-hati agar Iwan tidak merasakan sakit pada anusnya. Sebab ia takut rasa sakit itu akan menimbulkan trauma pada diri Iwan saat melakukan hubungan seks lagi dengannya. Dan Iwan yang sudah benar-benar pasrah, menuruti saja perkataan Tomi dengan bernafas panjang sambil mengendurkan otot-otot anusnya. Setelah Iwan benar-benar rileks, Tomi mulai lagi mencoba melakukan penetrasi jarinya ke anus yang kini mulai tampak longgar itu. "Ok Tomi, aku siap sekarang, masukkan lagi jarimu" ujar Iwan lirih. "Baiklah Wan, kalau masih sakit bilang ya" sahut Tomi lembut. Kemudian, Tomi kembali membasahi jarinya dengan ludahnya, lantas mengarahkannya ke mulut anus Iwan. Masih dengan penuh kesabaran, Tomi menggelitikkan jarinya di bibir anus Iwan. Hal itu membuat Iwan kembali merasakan sensasi kenikmatan pada bibir anusnya, dan membuatnya semakin rileks. Mulut Iwan kembali mendesis-desis kenikmatan, dan matanya sudah terpejam kembali. Melihat kondisi Iwan yang tampak sudah siap, jari Tomi mulai menerobos kegelapan anus Iwan. Kali ini Iwan sudah benar-benar rileks, sehingga otot-otot anusnya tidak melawan saat jari Tomi menguak mulut anusnya. Dengan pelan-pelan jari itu mulai menyusup masuk dan menembus mulut anus Iwan. "Akh.. uh en.. naakk Tomi.. terus masukkan sayangku.." lenguh Iwan yang semakin jauh menyusuri kenikmatan demi kenikmatan yang menghampiri tubuhnya. "Gimana Wan, sakit gak?" tanya Tomi saat mendengar lenguhan Iwan. "Akh.. enak Tomi gak sakit kok terusin aja, masukkan semua tanganmu" sahut Iwan sambil menggeliat-geliat keenakan. Mendengar jawaban Iwan itu, Tomi pun tak ragu lagi meneruskan memasukkan jarinya ke anus Iwan. Tak terasa sudah setengah jarinya amblas dalam kegelapan lorong anus Iwan. Dan semakin dalam jari itu menembus anus Iwan, goyangan dan desahan Iwan semakin kuat. Rupanya Iwan mulai menuai kenikmatan yang lebih hebat lagi. Akhirnya, seluruh jari telunjuk Tomi sudah tenggelam dalam liang anus Iwan. Sejenak Tomi mendiamkan jarinya yang kini sudah tersekap dalam dekapan hangat liang anus Iwan. Dalam kondisi itu, Tomi menggerakkan kepalanya menuju batang kontol Iwan yang masih berdiri tegak ngaceng, dengan kepala kontol yang sudah basah kuyup oleh lender bening. Begitu banyaknya lendir bening yang keluar, sampai mengalir ke sepanjang batang kontol itu, dan kemudian menggenang di sekitar pangkal batang kontol serta membasahi bulu-bulu jembut yang tumbuh lebat di sekitarnya. Lidah Tomi kemudian menyapu sepanjang batang kontol dan jembut yang basah oleh pre cum Iwan. Terasa asin dan gurih pre cum itu. Dan baunya yang khas makin membuat birahi Tomi meledak-ledak. Menatap kontol yang ngaceng dan sekeras baja itu, Tomi semakin gemas. Kontolnya sendiri juga sudah dari tadi mengalirkan pre cum yang banyak, sampai membasahi kain sprei tempat tidurnya. Meski sebenarnya sudah tidak sabar lagi, namun demikian, Tomi tetap sabar memberikan kenikmatan-kenikmatan birahi pada kekasihnya. Tomi ingin benar-benar menuntaskan tugasnya sampai Iwan benar-benar sampai pada puncak kenikmatannya. Karena itu, Tomi kemudian mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lubang pantat Iwan. Gerakan jari itu menimbulkan gesekan-gesekan panas yang penuh sensasi, membuat mulut Iwan tidak berhenti mendesah dan melenguh. "Akh.. ah.. enak sekali jarimu Tomi.. aku suka sekali. Teruskan Tomi, masukkan lebih dalam lagi akh akh enak Tomi akh.." desah Iwan setiap kali Tomi menggerakkan jarinya keluar masuk. Dan bersamaan dengan gerakan-gerakan jarinya itu, dari lubang kontol Iwan mengalir dengan deras pre cum. Setiap kali jari Tomi bergerak masuk, dari lubang kontol itu mengalir pre cum dengan deras. Dan setiap tetes pre cum yang keluar langsung disambut oleh sapuan lembut lidah Tomi, dan begitu seterusnya, yang memberikan kenikmatan ganda pada Iwan. Sementara di bagian bawah anusnya dikocok-kocok jari Tomi, dan pada saat yang sama kepala kontolnya juga digelitik dan diusap oleh lidah Tomi. Kondisi itu membawa Tomi semakin jauh terbang ke angkasa yang penuh kenikmatan. Dengan mata terpejam, Iwan menikmati saja seluruh permainan Tomi pada dirinya. Tiba-tiba mulut Iwan menjerit keras dan membuat kaget Tomi. "Ah.. hah kenapa Wan? Sakit ya?" tanya Tomi setengah panik, sambil berusaha menarik keluar jarinya dari lubang pantat Iwan. "Akh.. jangan, jangan kamu keluarkan jarimu Tomi teruskan saja. Tadi itu enak sekali jarimu dalam pantatku" desah Iwan. Rupanya, tanpa sengaja jari Tomi menyentuh dan menekan prostat Iwan. Saat itulah, Iwan merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Karena itu, Tomi kembali memasukkan jarinya lebih dalam ke liang anus Iwan. Saat kembali jari itu menekan dan menyentuh prostat Iwan yang sensitif, lagi-lagi Iwan memekik dengan nada erotis. Hal itu membuat Tomi penasaran. Karena itu, ujung jarinya sengaja bergerak memutar-mutar tepat pada daerah prostat Iwan yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Karuan saja, gerakan ujung jari Tomi itu membuat Iwan makin keras memekik dan mendesah tiada hentinya. Semakin keras Iwan memekik, semakin kuat Tomi menekan daerah prostat Iwan. Sekitar dua menit Iwan melakukan hal itu, sampai Iwan mendekati puncak kenikmatannya. Tanpa memberikan rangsangan oleh mulutnya pada kontol Iwan, kemudian ia mendengar Iwan hendak mencapai orgasmenya. Kali ini Tomi tidak mau menghentikan kegiatan jarinya. Ia membiarkan Iwan mencapai puncak kenikmatan seksnya. "Akh.. ah Tomi enak sekali. Teruskan, teruskan. Tomi aku udah mau keluar nih, pejuku rasanya sudah di ujung kontolku, ah.. enak.. akh.. uuh.. aku pejuku keluar sekarang Tom.." kata Iwan. "Ayoo.. Wan, nikmati seluruh puncak kenikmatanmu, Wan. Keluarkan saja semua pejumu. Aku ingin menikmati kesegaran pejumu sekarang Wan.." balas Tomi. Berkata begitu, Tomi semakin mempercepat gerakan jarinya keluar masuk liang pantat, sambil memberikan tekanan-tekanan pada prostat Iwan. Hal itu membuat Iwan makin merasakan nikmat dan makin kuat menggelinjang, serta mempercepat proses Iwan menuju puncak kenikmatan. Tiba-tiba dari ujung kontol Iwan menyemburkan peju dengan kuat. Padahal kontol itu tidak mengalami rangsangan yang berarti dari mulut Tomi kecuali usapan lembut lidah Tomi saat menyapu pre cum yang keluar dari lubang kontol itu. Ternyata tekanan jari Tomi pada prostat Iwan yang merangsang Iwan mencapai orgasmenya. Untungnya mulut Tomi sudah siap menampung semburan peju hangat dari kontol Iwan. "Akh.. Tomiee.. aku.. keluar.. sekarang! Ah.. ah.. oh.. akh.. nikmat sekali! Akh.. ah.. uhh.." jerit Iwan panjang, saat kontolnya pertama kali menyemburkan peju. Inilah semburan peju sekaligus orgasme pertama Iwan melalui hubungan sex. Tubuh Iwan meregang dan mengejang dengan hebat saat ia mencapi orgasmenya. Bersamaan dengan semburan-semburan pejunya yang deras itu, Iwan terus mendesah dan mengerang penuh kenikmatan. Tangannya mencengkram erat kain sprei, sedangkan tangan kanannya juga mencengkram erat rambut Tomi yang tengah sibuk menyedot kontolnya. Nafas Iwan pun tampak terengah-engah seperti baru saja lari maraton, dan tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat birahi yang mengalir makin deras saat ia mengalami ejakulasi. Mulut Tomi langsung disibukkan oleh semburan peju yang bertubi-tubi dari kontol Iwan. Sementara jarinya terjepit erat oleh bibir anus Iwan yang mengalami kontraksi hebat saat mencapai orgasme. Karena itu, Tomi tidak dapat menarik keluar jarinya dari anus Iwan yang hangat dan lembab itu. Sekitar tiga menit Iwan mengalami orgasmenya yang sungguh nikmat, dan baru sekali ini ia merasakan kenikmatan seindah itu. Semburan-semburan peju yang dahsyat dari lubang kontol Iwan seperti ledakan magma panas dari puncak gunung berapi. Air mani Iwan pun segera memenuhi rongga mulut Tomi, dan segera mengalir membasahi kerongkongan Tomi yang memang sudah kering dan kehausan. Aliran sperma segar itu segera menyegarkan tenggorokan Tomi. Tetapi sperma Iwan sangat banyak. Tomi sempat menghitung terjadi sembilan kali semburan kuat dari kepala kontol Iwan. Dan semburan itu semuanya tertampung pada mulutnya. Bersambung . . . . .
Sunday, June 3, 2012
Riska
Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota YK. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.
Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Saturday, June 2, 2012
The fantasy reality - 2
Sekembalinya kami dari toilet, kulihat para istri kami sedang asik ngobrol dengan tiga orang lelaki keturunan India. Ayu diapit oleh dua orang dan yang seorang lagi duduk di sebelah Rara. Dari gayanya, kami tahu bahwa India-India iseng itu mengira istri-istri kami adalah cewek-cewek gampangan. Tangan seorang yang duduk di sebelah Ayu malah sudah diletakkan di atas paha Ayu. Kulihat Ayu mencoba menepisnya, tapi tidak dengan sepenuh hati. Mungkin dia suka juga? Yang duduk di sebelah Rara masih agak sopan, dan hanya memeluk bahunya. Kulihat Rara agak menjauh sedikit dan melotot galak ke arah India gokil itu.
"Wow, dude.. bisa keduluan sama India-India bangsat itu nih, gue." Sonny nyeletuk asal sambil bergegas ke arah Ayu dan Rara. Aku mengikutinya perlahan. Kupikir, the more, the merrier. Kulihat Sonny berbicara sesuatu dengan orang-orang itu, dan lalu mereka ngeloyor pergi sambil tertawa-tawa. Kedua istri kami pun ikut tertawa lebar.
"Wow, dude.. bisa keduluan sama India-India bangsat itu nih, gue." Sonny nyeletuk asal sambil bergegas ke arah Ayu dan Rara. Aku mengikutinya perlahan. Kupikir, the more, the merrier. Kulihat Sonny berbicara sesuatu dengan orang-orang itu, dan lalu mereka ngeloyor pergi sambil tertawa-tawa. Kedua istri kami pun ikut tertawa lebar.
Friday, June 1, 2012
Dosenku kekasihku - 2
Aku mengangkat kaki Bu Juliet ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.
"Ah.. Ahh.. Soonn.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach.." ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku.
"Ah.. Ahh.. Soonn.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach.." ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku.