Pages

Friday, May 11, 2012

Bercinta dengan waria

Awek Pantat Panas CantikKejadian ini sudah 3 tahun yang lalu tapi masih sering teringat di benakku. Suatu malam, jam 3 pagi, aku berkeliling di Taman Lawang, saat menikung dari lampu merah kulihat, makhluk indah ini. Tinggi semampai dengan rok mini hitam yang ketat dan memakai atasan kaos putih yang tipis sekali dan ketat. Lekuk-lekuk tubuhnya jelas menerawang dari balik pakaiannya. Aku hentikan mobil lebih kurang 4 meter dari tempat dia berdiri. Dia datang ke depan grand civic-ku, berdiri di depan 1 m dari kap mobil, berkacak pinggang. Terlihat jelas payudaranya dari balik kaos yang super tipis, tidak terlalu besar, namun indah. Tampaknya tanpa bra, dia kemudian memutar ke arah pintu kiri, kubuka pintu lalu dia naik. Namanya Rina. Dia tanya mau ke mana, aku bilang hanya ingin mutar-mutar di dekat sini sambil berkenalan dengan dia. Aku merencanakan keliling sampai ujung Kuningan dan kembali ke Taman Lawang. Dia mengajak ke rumahnya atau ke hotel, aku bilang lain kali saat ini aku hanya kepingin kenalan saja, karena aku sedang tidak "in the mood" untuk "gituan".

Dia bilang, "Yang benar? kamu hanya ingin kenalan." Sambil berkata begitu dia membuka 2 kancing bajuku yang teratas, jemarinya menyelusup ke dalam meraba dadaku, mempermainkan puting di dadaku dengan jarinya. Baru satu kali aku merasakan permainan seperti ini, jemarinya sangat terampil memuntir sampai aku terangsang. Dia melakukan ini mulai dari ujung utara jalan Kuningan sampai balik ke ujung selatannya jalan Kuningan. Sambil mempermainkan puting di dadaku, dia merayu untuk kencan. Mengeluarkan kata-kata, janji tentang nikmatnya kencan dengan dia, dia bilang kita lihat sampai di ujung jalan nanti apakah benar aku tidak berminat untuk mencicipi tubuhnya malam ini. Aku terangsang hebat, kuusahakan nyetir dengan konsentrasi tapi jemarinya tetap menari dan bisikan serta ajakannya membakar tubuhku.



Akhirnya kami kembali ke Taman Lawang dan memarkir mobil di belakang di tempat gelap. Jepitan yang diselingi puntiran dan tarikan-tarikan di puting dadaku makin menggila setelah mobil berhenti. Dia mulai meraba selangkanganku, akhirnya aku buka ritsluiting jeansku. Rani minta aku melepas jeansku semuanya. Jadilah aku masih memakai baju namun telanjang bulat di bagian bawah. Dia meremas kemaluanku yang sudah mengeras sejak tadi sambil jemarinya tetap memberikan rasangan dahsyat ke putingku. Kadang tarikannya terasa agak sakit namun nikmat.

Aku tidak tahan, kuraih dia lalu menciumnya. Kurasakan lidahnya bermain dengan lidahku. Aku pun meraba payudaranya dan selangkangannya. Kami saling pagut dan saling raba dengan nafsu yang memuncak, dia kemudian mengeluarkan penisnya dari balik rok mininya.
Aku bilang, "Stop! Kita cari tempat lain untuk menuntaskan ini."
Dia bilang, "Jangan. Goyang Rani di sini saja Bang. Rani kepingin banget."
Dia tarik bahuku agar pindah ke atas tubuhnya di jok depan kiri yang sudah rebah. Aku terangsang sekali. Takut kepergok orang karena ini public place. Tapi dia rebah dengan penis yang tegak ke atas, dia kocok-kocok sambil bilang, "Ewek Rani Bang.. Bang.. Ewek Rani Bang.." Takut kepergok, tapi nafsu kebinatanganku memuncak. Kubuka kondom dan kupasang, langsung menindih tubuh Rani. Penisku memasuki tubuhnya dan kami lupa pada dunia sekitar, aku merajamkan penisku dengan ganas. Dia mengelepar di bawah tindihanku, saling kulum saling gigit, akhirnya kita keluar barengan. Aku keluar, air maninya membasahi perut kami berdua. Pengalaman tergila yang pernah kulakukan.

Waktu selesai sudah jam 4.30. Kuantar dia ke rumahnya di Manggarai dan tidak dapat menolak rayuan dia untuk singgah ke tempat kostnya. Mulanya aku khawatir takut mobilku dikerjain orang, tapi ada keamanan dibayar Rp.10000, mobil boleh parkir di suatu tanah kosong dan di jaga. Tiba di kostnya, wah surprise juga kostnya bagus, seperti paviliun, ada kamar mandi di dalam dan dapur kecil. Kami mandi dan makan Indomie masakan Rina. Lalu ngeseks lagi untuk kedua kalinya. Akupun bolos kerja hari itu.

Awalnya aku berencana tidur setelah makan dan mandi. Saat aku terkantuk-kantuk dia bilang mau dipijitin nggak biar tidurnya nikmat. Aku bilang ya. Dia kemudian mengambil minyak dari lemari, nggak tahu namanya apa tapi baunya harum. Aku disuruh bangun dulu dan dia membentangkan plastik seperti untuk jok mobil yang cukup lebar untuk menutupi ranjang king size-nya, supaya sprei jangan kotor kena minyak katanya. Aku telungkup, dia menuangkan minyak ke telapak tangannya kemudian disapukan ke bahu, dia memijat dari bahu ke punggung. Pijatannya nikmat aku semakin mengantuk kemudian aku disuruh balik telentang, seluruh tubuhku disapu oleh minyak yang harum itu. Bagian-bagian intim tidak luput dari sapuan minyak di jemarinya, kadang geli.

Aku disuruh telungkup lagi dan dia sekarang menuangkan minyak langsung ke punggungku dan memijat punggung, lengan kiri dan kanan tengkuk. Kemudian dia menuangkan minyak di antara kedua bongkahan pantatku, geli rasanya merasakan minyak itu mengalir. Saat antara sadar dan tidak aku tiba-tiba merasakan pijatannya turun ke bokong menyentuh pinggiran anusku, kemudian dia melebarkan pahaku. Aku mulai terangsang, penisku meronta akibat tertindih karena aku telungkup. Nikmatnya saat kedua tangannya meremas bongkahan pantatku dengan sekali-kali jarinya memutar di sekitar lubang anusku.

Saat rangsangan mulai naik mengaliri darahku, aku merasakan satu tangannya lepas tidak ikut meremas bongkahan pantatku. Kenikmatan yang mulai bangkit terasa berkurang. Aku menoleh ke belakang untuk memprotes, ya ampun apa yang kulihat Rani setengah berjongkok dia memijatku dengan 1 tangan sementara tangannya yang lain meremas dan mengocok penisnya yang tampaknya kepalanya bengkak berkilat urat-urat di batang penisnya. Terbayang, aku kepingin memakan penisnya hidup-hidup. Tubuhnya juga sudah mengkilat oleh minyak.
Rani bilang, "Kamu doyan ya? sama waria yang burungnya gede, kamu doyan burungku." Vulgar sekali omongannya bikin aku makin merangsang. Lalu kami tuntaskan permainan seks dengan Rani untuk yang kesekian kalinya.

TAMAT


No comments:

Post a Comment