Salam kenal, saya seorang penggemar game, anime dan hentai. Sudah 2 tahun lebih saya mengenal situs sumbercerita.com, namun belum pernah saya melihat satupun cerita yang bersetting dunia game dan anime, padahal di situs-situs dan milist asing ada begitu banyak cerita-cerita yang berbau hentai. Maka untuk itu saya memberanikan diri untuk menjadi orang pertama yang memulainya. Bukankah sejarah terukir dari mereka yang berani mendobrak tradisi? Bukankah penulis adalah 'Dewa' bagi tulisan dan karakternya? jadi boleh dong mengembangkan imajinasi seluas-luasnya. Semoga langkah saya bisa menjadi awal perkembangan hentai fanfics berbahasa Indonesia. Bagi para hentaimania ditunggu karya-karyanya, OK!
*****
Pages
▼
Friday, December 27, 2013
Saturday, December 21, 2013
Antara Aku, Lie Chun dan Hera - 1
Namaku sebut saja Handy (nama samaran) atau lebih sering disebut sebagai Andy. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara, orangtuaku berasal dari daerah timur (Flores) sehingga maklum kalau penampilanku berkesan hitam namun macho seksi dan gagah perkasa (setidaknya itu kalimat pujian yang sering di ucapkan oleh para wanita yang pernah tidur denganku). Tinggi tubuhku sekitar 185-an dengan berat sekitar 80 Kg lengkap dengan gumpalan otot yang keras di sekujur lengan, dada dan bagian tubuhku yang lainnya, termasuk alat kelaminku yang berdiameter besar dan sangat keras, kokoh dan berurat. Potongan rambutku tipis klimis sehingga berkesan seperti Anggota ABRI saja, namun demikian aku memotong rambutku tipis supaya tidak terlalu kentara potongan rambut asliku yang agak keriting.
Aku adalah alumni salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di kota kembang, dan aktif dalam perkumpulan pencinta alam tatkala tengah menuntut ilmu pada masa perkuliahan dulu. Di ruang senat fakultasku, aku sering menghabiskan waktuku dengan kegiatan keorganisasian mahasiswa sekaligus untuk menjalin keakraban dengan para mahasiswi yang memang cantik-cantik itu. Ya bisa dikata sambil menyelam minum greenspot deh ha.. ha.. ha..
Aku adalah alumni salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di kota kembang, dan aktif dalam perkumpulan pencinta alam tatkala tengah menuntut ilmu pada masa perkuliahan dulu. Di ruang senat fakultasku, aku sering menghabiskan waktuku dengan kegiatan keorganisasian mahasiswa sekaligus untuk menjalin keakraban dengan para mahasiswi yang memang cantik-cantik itu. Ya bisa dikata sambil menyelam minum greenspot deh ha.. ha.. ha..
Friday, December 13, 2013
Malapetaka KKN - Nafsu sekretraris desa - 1
Diantara rombongan itu, Alya adalah gadis yang paling pendiam. Sifatnya itu membuat dirinya terlihat begitu anggun dan berwibawa, tanpa terkesan angkuh. Padahal kalau mau jadi angkuhpun orang menganggap hal itu tidak terlalu berlebihan kerena Alya punya semua hal yang bisa dibanggakan. Alya adalah anak seorang pengusaha kaya, selain itu dia sendiri juga sangat cantik dan menawan. Wajahnya yang bulat telur ditambah hidungnya yang mancung menegaskan kecantikannya yang tidak kalah jika dibandingkan dengan artis sinetron atau fotomodel. Yang paling disukai dari diri Alya adalah matanya yang sangat bening dan bercahaya dan giginya yang gingsul di sebelah kiri yang jika tersenyum akan menampakkan deretan gigi yang seputih mutiara. Rambutnya yang hitam legam dimodel shaggy sebatas pungung, bisanya selalu dibiarkan tergerai.
Sore itu, Alya terlihat segar setelah mandi. Tubuhnya yang langsing tapi padat setinggi 167 cm terlihat seksi terbalut baju berleher rendah lengan panjang warna biru muda. Kakinya yang sekal terbalut celana jins ketat biru.
Rapi amat, tegur salah satu teman pria satu pondokannya. Mau pergi ke mana?
Alya menoleh sesaat menatap temannya.
Sore itu, Alya terlihat segar setelah mandi. Tubuhnya yang langsing tapi padat setinggi 167 cm terlihat seksi terbalut baju berleher rendah lengan panjang warna biru muda. Kakinya yang sekal terbalut celana jins ketat biru.
Rapi amat, tegur salah satu teman pria satu pondokannya. Mau pergi ke mana?
Alya menoleh sesaat menatap temannya.
pelajaran dari Tante Sofi - 2
Akupun semakin berani, BH-nya kutarik ke atas dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.
"Mm.., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..", Belum lagi kalimat Tante Sofi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan "crupp..", sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.
"Aahh.., Didi, oohh.., sedoot teruus aahh", tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Sofi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Sofi sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.
"Mm.., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..", Belum lagi kalimat Tante Sofi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan "crupp..", sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.
"Aahh.., Didi, oohh.., sedoot teruus aahh", tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Sofi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Sofi sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.
Friday, December 6, 2013
Cinta pertamaku
Hi pembaca yang setia, aku baru pertama menulis di sini, dan aku sekarang ingin berbagi pengalamanku kepada pembaca sekalian. Aku berbagi pengalaman ini karena menurut aku ini adalah hal yang paling indah yang pernah aku alami. Aku akan mulai dengan perkenalan singkat, namaku Azwin, usiaku 19 tahun, sekarang aku sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Aku mempunyai sifat pemalu yang sejak dulu menjadi hambatan bagiku dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisku. Peristiwa yang aku alami ini ternyata mengubah hidupku menjadi luar biasa, lebih dari yang aku bisa bayangkan.
Perjalananku dimulai ketika aku pulang ke Jakarta pada saat liburan semester. Liburanku berawal dari tanggal 27 Juli sampai dengan 13 September, aku berada di Jakarta sudah sejak tanggal 30 Juli. Dalam liburan ini aku berkunjung ke rumah beberapa temanku, diantaranya adalah seorang teman lamaku Silvi yang sudah sejak SMU tidak pernah bertemu. Kalau kuhitung-hitung sudah sekitar satu tahun aku tidak bertemu dia. Sejak aku pertama kali bertemu dia aku langsung jatuh cinta.
Perjalananku dimulai ketika aku pulang ke Jakarta pada saat liburan semester. Liburanku berawal dari tanggal 27 Juli sampai dengan 13 September, aku berada di Jakarta sudah sejak tanggal 30 Juli. Dalam liburan ini aku berkunjung ke rumah beberapa temanku, diantaranya adalah seorang teman lamaku Silvi yang sudah sejak SMU tidak pernah bertemu. Kalau kuhitung-hitung sudah sekitar satu tahun aku tidak bertemu dia. Sejak aku pertama kali bertemu dia aku langsung jatuh cinta.
Saturday, November 30, 2013
Ulang tahun kekasihku
Para pembaca sekalian mungkin telah membaca cerita "CALON ISTRI PAMANKU". Sekarang aku ingin menceritakan kejadian di hari ultahnya Ayu, yang merupakan peristiwa indah. Saat aku menulis cerita ini, aku ditemani Ayu yang ikut menambah kata-kata di cerita ini. Oke deh, kita mulai aja.
Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.
Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.
Friday, November 29, 2013
Yuni customerku - 2
Aku melihat Yuni yang kelelahan, aku bangkit dan duduk di samping tubuhnya yang telah lemas dan karena aku belum mencapai orgasme, kuambil posisi di atasnya dan dengan tangan kananku, kubimbing batang kemaluanku agar dapat masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat kugesek-gesekkan batang kemaluanku pada liang kewanitaannya, tangan kanannya menahan agar batang kemaluanku berhenti. "Tolong Mas jangan dimasukin, aku takut, aku belum pernah melakukannya", ucapnya dengan lirih. Mendengar itu aku jadi iba juga, kutarik batang kemaluanku dari permukaan liang kewanitaannya, dan aku kembali duduk di sampingnya dengan tanganku mengocok batang kemaluanku yang masih tegang. "Aku kulum saja ya Mas, boleh nggak?", tanyanya sambil tangan kanannya meraih batang kemaluanku. Aku hanya mengangguk, selanjutnya dia bangkit dari tidurnya dan duduk berhadapan denganku, dia tersenyum dan mencium bibirku sejenak.
Kemudian dia menunduk dan mulai mendekati batang kemaluanku, dia sapukan lidahnya dari kepala batang kemaluan sampai pada pangkalnya berulang ulang. Aku hanya merintih menahan nikmat, aku heran juga kenapa dia nggak capek ya.. Yuni terus memainkan lidahnya sambil sesekali mengulum kepala batang kemaluanku. Kuakui kulumannya sangat nikmat karena batang kemaluanku masuk cukup jauh ke dalam mulutnya.
Kemudian dia menunduk dan mulai mendekati batang kemaluanku, dia sapukan lidahnya dari kepala batang kemaluan sampai pada pangkalnya berulang ulang. Aku hanya merintih menahan nikmat, aku heran juga kenapa dia nggak capek ya.. Yuni terus memainkan lidahnya sambil sesekali mengulum kepala batang kemaluanku. Kuakui kulumannya sangat nikmat karena batang kemaluanku masuk cukup jauh ke dalam mulutnya.
Wednesday, November 27, 2013
Complete massage
Awalnya, informasi minim yang kudapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service, sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dariku, dasar aku masih hijau!)
"Namanya 'ANU Message', di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam," katanya.
"Bagus engga cewenya?" tanyaku.
"Loe tahu kan selera gue? Pokoknya engga nyesel."
"Namanya 'ANU Message', di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam," katanya.
"Bagus engga cewenya?" tanyaku.
"Loe tahu kan selera gue? Pokoknya engga nyesel."
Saturday, November 23, 2013
Bimbingan melakukan oral seks
Hey, saya memberikan banyak hormat bagi anda semua yang suka memakan vagina karena sedikit dari kalian diluar sana. Dan s aya bukan satu-satunya wanita yang mengatakan ini. Lebih jauh lagi, beberapa dari anda yang tidak mencoba melakukannya dengan begitu baik, sehingga mungkin ulasan kecil ini akan membantu anda. Saat wanita menemukan seorang pria yang memberikan kepala yang bagus dia akan mendapatkan penghargaan dia tidak akan pergi dengan begitu cepat. Ini adalah pelanggan yang jarang dan dia tahu itu. Dia bahkan tidak akan mengatakan kepada pacar perempuannya tentang hal itu atau pria itu akan menjadi pria popular di kota. Jadi ingatlah, banyak pria bisa melakukannya dan mereka itu yang biasanya bisa melakukannya dengan cara memuask an, tetapi pria yang memberikan kepala bagus, dia adalah pembuatnya.
Banyak wanita merasa malu tentang tubuh mereka. Bahkan jka anda memiliki wanita yang paling indah di dunia di atas tempat tidur dengan anda, dia akan khawatir tentang bagaimana anda menyukai tubuhnya. Katakan padanya tubuhnya indah, katakan padanya bagian mana yang paling anda sukai, katakan padanya apa saja, tetapi buat dia percaya anda dengan cukup untuk membiarkan anda berada diantara kakinya.
Banyak wanita merasa malu tentang tubuh mereka. Bahkan jka anda memiliki wanita yang paling indah di dunia di atas tempat tidur dengan anda, dia akan khawatir tentang bagaimana anda menyukai tubuhnya. Katakan padanya tubuhnya indah, katakan padanya bagian mana yang paling anda sukai, katakan padanya apa saja, tetapi buat dia percaya anda dengan cukup untuk membiarkan anda berada diantara kakinya.
Friday, November 22, 2013
Herry, teganya kau
Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal dengan semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya.
Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama keluarga saya karena nama belakangnya adalah karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.
Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama keluarga saya karena nama belakangnya adalah karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.
Sunday, November 17, 2013
Aku menjadi pacar gelap - 1
Kamar kostku sangat sederhana, hanya dibatasi dinding papan yang sudah rapuh dari kamar pasangan suami istri yang belum punya anak. Karena kondisi itulah sejak aku sewa kamar itu selama 2 bulan aku mempunyai kebiasaan mengintip dari sebuah lubang kecil di dinding ujung tempat tidurku yang makin lama semakin melebar karena ulah jariku. Lubang itu kututup dengan poster sehingga tidak ada cahaya yang keluar dari kamarku. Sedangkan di kamar sebelahku antara dinding dengan tempat tidur mereka hanya terhalang oleh kelambu.
Kegiatan mengintipku tidak mengenal batas waktu, dari pagi, siang ataupun malam. Sehingga aku hafal benar kehidupan di kamar sebelah, dari lekuk tubuh Mbak Dwi (nama samaran) sampai kehidupan sex mereka. Walaupun kehidupan rumah tangga mereka tampak rukun, tetapi aku tahu bahwa Mbak Dwi selalu tidak terpuaskan dalam kehidupan sex, karena suaminya hanya mampu 2-3 menit dalam bertempur, itu pun tanpa pemanasan yang cukup. Sehingga sering aku melihat Mbak Dwi diam-diam melakukan masturbasi menghadap ke dinding (ke arahku) setelah selesai bersenggama dengan suaminya. Dan biasanya pada saat yang sama, aku pun melepas hajatku, tanpa berani bersuara sedikitpun. Bahkan tidak jarang kulihat Mbak Dwi terlihat tidak bernafsu melayani suaminya, dan menjadikan tubuhnya hanya untuk melepas birahi suaminya saja.
Kegiatan mengintipku tidak mengenal batas waktu, dari pagi, siang ataupun malam. Sehingga aku hafal benar kehidupan di kamar sebelah, dari lekuk tubuh Mbak Dwi (nama samaran) sampai kehidupan sex mereka. Walaupun kehidupan rumah tangga mereka tampak rukun, tetapi aku tahu bahwa Mbak Dwi selalu tidak terpuaskan dalam kehidupan sex, karena suaminya hanya mampu 2-3 menit dalam bertempur, itu pun tanpa pemanasan yang cukup. Sehingga sering aku melihat Mbak Dwi diam-diam melakukan masturbasi menghadap ke dinding (ke arahku) setelah selesai bersenggama dengan suaminya. Dan biasanya pada saat yang sama, aku pun melepas hajatku, tanpa berani bersuara sedikitpun. Bahkan tidak jarang kulihat Mbak Dwi terlihat tidak bernafsu melayani suaminya, dan menjadikan tubuhnya hanya untuk melepas birahi suaminya saja.
Friday, November 15, 2013
Lily Panther - Ada apa dengan cinta - 1
"Ly, sudah lebih setengah bulan kamu disini, untunglah banyak tamu yang terkesan akan penampilan dan servis kamu, dan banyak yang kembali menjadi langganan tetapmu" kata Om Lok memulai pembicaraan, tidak bisaanya Om Lok mengajakku ngobrol seperti ini, pasti ada yang perlu dibicarakan serius. Bisanya tiap minggu dia memberiku uang hasil kerjaku selama seminggu atau bukti transfer ke rekeningku langsung dia pulang, tapi kali ini lain.
"Emangnya ada apa Om" kataku to the point karena penasaran
"Ly, mau nggak mencoba yang lain?" tanyanya menjawab rasa penasaranku.
"Maksudnya?" aku tambah nggak ngerti.
"Emangnya ada apa Om" kataku to the point karena penasaran
"Ly, mau nggak mencoba yang lain?" tanyanya menjawab rasa penasaranku.
"Maksudnya?" aku tambah nggak ngerti.
Tuesday, November 12, 2013
Rosi dan Tantenya
Rosi, sebut saja demikian, sudah beberapa bulan kami saling berbagi kebutuhan biologis. Rosi adalah wanita berusia 22 tahun dengan tinggi 160-170 cm, dan dengan dada yg tak terlalu besar tetapi mengkal kira-kira 34, kulit putih, dengan wajah mirip wanita cina, jadi agak sipit.
Hubungan kami berawal pada sebuah pesta kawanku, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan tumpangan untuk mengantarkannya pulang, untung aku bawa helm cadangan. Kami berdua pulang, karena dia bosan untuk berada disana dia ditinggal oleh temannya. Rosi membonceng motorku, dia ngga keberatan dengan itu. Malam itu cukup dingin, kupinjamkan jaketku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai kaos putih itu dan celana jeans biru. Bagiku Rosi sungguh sexy malam itu, dia memakai kaos putih tanpa lengan, dan bra hitam yang semakin menunjukkan kemolekkan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai.
Hubungan kami berawal pada sebuah pesta kawanku, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan tumpangan untuk mengantarkannya pulang, untung aku bawa helm cadangan. Kami berdua pulang, karena dia bosan untuk berada disana dia ditinggal oleh temannya. Rosi membonceng motorku, dia ngga keberatan dengan itu. Malam itu cukup dingin, kupinjamkan jaketku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai kaos putih itu dan celana jeans biru. Bagiku Rosi sungguh sexy malam itu, dia memakai kaos putih tanpa lengan, dan bra hitam yang semakin menunjukkan kemolekkan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai.
Monday, November 11, 2013
Ani and me - 4
Malamnya aku pulang, setelah menemani dan melayani Ani hari itu (ANI AND ME_3_OUTDOOR SEX SCENE). Setelah aku menutup pintu gerbang, Ani masuk. Sesaat aku akan menghidupkan mesin motorku, seorang wanita tetangga seberang rumah (selang 1 rumah diseberang rumah Ani) memanggilku. "Mas, sini sebentar" katanya. Tanpa pikir panjang aku mendekatinya. Kulihat seorang wanita chinese muda, memang kebanyakan yang tinggal dikompleks itu warga keturunan, yang cukup sexy. Wanita itu memakai kaos ketat dan rok mini. Wanita ini mendekatiku, "Kamu pacarnya Ani, ya" katanya "Kamu tadi ml di taman sama Ani khan, aku lihat lo..." dengan senyum yang menggoda. Kontan aku kaget, ternyata ada yang melihat persenggamaan kami. "Nggak usah takut" lanjutnya sambil memegang salah satu tanganku "masuk ke dalam dulu yuk" sambil dia mencabut kunci kontak motorku. Dengan pasrah aku mengikutinya. Dia langsung mengajakku duduk diruang tengah. Rumahnya mirip punya Ani, tetapi penataan ruang yang berbeda. Sebelumnya dia memperkenalkan diri, namanya Sherly, single, 26 tahun. Didalam rumah aku dikenalkan dengan wanita lain, Helena adiknya, mulai kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, Poppy adik keduanya, masih kelas 2 smp, dan Airin, orang sunda temannya yang tinggal bersama mereka. Aku dikenalkan sebagai pacarnya Ani tetangga mereka, saat mereka tahu itu, mereka tersenyum nakal padaku. Mbak Sherly, tapi aku disuruh memangilnya Ci Sherly, menggandengku ke dapur. Kubantu dia membuat minuman popcorn, walau aku masih bingung dan cemas, lalu dia membuka pembicaraan "Ngga usah takut, aku udah kenal Ani cukup baik dan dia sering main ke sini. Dan sering cerita masalah sex dengan kita-kita. Dia juga cerita tentang persenggamaannya dengan pacarnya, yang dia ngga bisa ngelupain untuk selamanya, dan ternyata itu kamu." Gila ternyata dia cerita sama orang lain, batinku. "Terus tadi waktu aku jalan-jalan nggak sengaja melihat kalian, aku horny dech. Pengen ngerasain punya kamu" sambil Sherly mendekatiku dan mengelus-elus kemaluanku "tenang Ani ngga bakalan marah, kok. Kmi berlima dengan Ani pernah pesta oral sex bersama setelah dia kamu perawanin." Aku hanya tersenyum. Lalu kami berlima menonton acara TV HBO yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama keempat wanita itu, terutama Sherly, rasanya dia nggak tenang dan gelisah sepertinya dia sudah teransang akan adegan itu, ditambah ada aku duduk disampingnya. Tiba-tiba Sherly berbisik mengajakku ke kamarnya yang ada pas dibelakangku duduk.
"Donnie temenin Sherly malam ini sayang, aku sudah lama sekali nggak dijamah sama laki-laki", sambil memeluk aku dan memohon "yah sayang? mau kan?" katanya lagi "ii..ya"jawabku gugup. Dikamar Sherly rupanya gak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah, hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tingggal cd dan Sherly tinggal bh dan cdnya. Dia menari-nari didepanku untuk membangkitkan gairahku, semakin nafsu. "Wah...! Gile bener nih. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang lumayan besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing keatas, enak kalau dientot dari belakang? terus yang paling menggiurkan lagi memeknya masih bagus dan bersih, gundul lagi kaya punya Ani." Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Sherly menari-nari. Sherly langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, menggesek-gesekkan pussy-nya ama penisku yang mulai tegang, juga kedua boobs-nya kedadaku. "Oh...trus,gesek...goyang...ah..." desahku keenakan. "Donnie cayang itu dedekmu udah bangun yah, rasanya ada yang menganjal divaggyku, cinta" katanya. Lalu tanpa ba bi bu langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Sherly yang merah merekah dan sudah sangat basah mungkin terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan pussy-nya ke peniskuku dan melihatku ml sama Ani, lalu kujilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya Sherly mengerang keenakan "oh...enak...cayang...makan memekku yah..." begitu juga dengan aku, penis rasanya udah gak tahan banget pengen masuk kelobang kenikmatannya "oh...ya...trus....yang cepet kocokkannya..." Slup...Slup suara kontolku didalam mulutnya, Sherly cukup ahli dalam oral penisku. "Donnie memekku udah gak tahan lagi udah cepet lepasin, cepet masukin aja kontol kamu, cinta" Sherly meringis memohon. Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka selangkangannya lebar lalu aku angkat ke atas dan mulai memasukan pennyku ke dalam vaggynya. Slep...bles..."Aw...sakit..." rintihnya "pelan-pelan sayang, memekku sudah lama gak dientot..."sambungnya. Aku terdiam sebentar dan merasakan vaginanya meremas-remas batang penisku, sambil aku nenen mengisap-isap nipplesnya yang nganggur. Selang beberapa menit, "Nah Donnie sekarang kamu boleh masukin dan entot memekku ampe puas yah" "Baik, cinta" jawabku. Memang bener rupanya udah lama gak dimasukin, terbukti remasannya masih kuat persis punya Ani. "Donnie genjot dan kocok memekku cayang?" pintanya lalu aku mulai memasuk-keluarkan kontolku dari lambat sampai keras dan cepat sekali terdengar suara senggama kami suara becek makin terdengar seiring dengan suara benturan biji penisku slep...slep...slep...cplok...cplok...cplok... Sherly mengerang dan mendesah "uh...ah...ah...sh...sh...oh yeah...oh...harder...oh...ah...enak...kontol kamu Donnie, akhirnya ngerasain lagi kontol...truss...entot memekku...ka...ya...kamu...en...totin...A....ni..." ceracaunya. "Uh...oh...ah...enak...memek Sherly seret sekali...kaya memeknya Ani" timbalku. Tiba-tiba, "Cayang...aku mo keluar nih...kontol kamu hebat..." akhirnya Sherly orgasme duluan crot...crot...crot...banyak sekali cairan yang ada dalam memeknya, rasanya penisku hangat sekali, "aku mo keluar nih...kataku, dimana keluarinnya..." tanyaku. "Didalam memek Sherly aja, Donnie..plz!! pengen air mani kamu yang hangat..." pintanya dan "argh..." erangku dan penisku berkedut didalam vaginanya yang memijat batangku. Lalu aku dan Sherly tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi.
Sekitar jam 12 malam rasanya kontolku ada yang ngulum dan mengkocoknya. Ternyata Helena, wah gile dia sambil ngocok kontolku didalam mulutnya, tangan kirinya sambil menusuk-nusuk memeknya sendiri yang juga gundul dengan klitoris yang lebih besar dari punya Sherly dan tangan kanannya mengelus-elus zakarku, dia berkata "Donnie aku pengen dong dientot kaya Ciciku tadi, ya..." Dia mempertegas. "Donn, tolong yah cayang memek aku juga sudah kangen dientot, baru putus ama pacar habis gak muasin memekku dan selingkuh lagi, Donn..., pusain yah memek Helena yah..." katanya lagi, sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus pussy-nya, "iyah deh, aku kan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat ketagihan ama penis aku" jawabku vulgar. "Kita entotannya disofa ruang tengah aja yah?" kata Helena "aku takut mengganggu Ciciku yang habis kamu entotin memeknya, ntar cici bangun lagi kalau ngentotnya diranjang" dia mempertegas. Helena yang sudah telanjang bulat mengandengku keluar, kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan penuh gairah. Dan sekarang aku mulai memasukkan kontolku kelubang memeknya, karena dia udah gatel banget tadi aku ngentotin cicinya? Maka aku langsung aja,masukkan kontolku. Slep..bles...bles...perlahan dan pasti penisku masuk "aw...oh..yeah..." erangnya. "Sakit Helen..." tanyaku. "Ngaak cinta terusin aja enak banget..." Aku langsung mengkocoknya dengan Helena berbaring di sofa depan TV, splak...splak...splok...splok...suara sengama kami. "Memek kamu enak...sih.." sambil aku menggoyangkan pinggulku dan mulai nenen toketnya yang seukuran dengan milik Ani, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berawanan sehigga kontolku bener-bener tenggelam ke dalam memek surga kenikmatannya. "Oh...enak...Donn...terus...sayang..." rintihnya dengan memeluk kepalaku. Akhirnya aku ngentot memeknya Helenan tapi ga ada yang keluar kamar, terbangun, terutama cicinya mungkin capek main ama aku habis aku bikin tubuhnya dan memeknya melayang-layang? Lagi asyik-asyiknya ngentotin memeknya Helena, tiba-tiba terdengar suara. "Ih...cici lagi ngapain" mendengar suara tersebut, aku terkejut rupanya Poppy keluar kamar diikuti Airin, teman Sherly, lalu mereka dengan santainya melihat aku ngentot sama Helena.
Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Helena berkata, "Donni kenapa? Kok...berhenti sayang, terus dong entot memekku sampai enak dan nikmat sekalii.." dengan santainya. "I.tu..ada.." kataku gagu, "ada apa?" katanya lagi,penasaran. Dia menggerakkan wajahnya, terlihatlah adiknya yang memakai lingerie dan Airin dengan cd aja. Helena berkata, "eh kalian ini bandel sekali yah" setelah dia tau bahwa aku berhenti karena ada mereka turun keruang tengah dan mulai meluciti pakainnya masing-masing "Hei...kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?" tambah Helena. "Ci aku pengen ngerasain dientot yah.." tanya Poppy ama cicinya "Iyah nih kamu ko pelit sih..., aku juga pengen ngerasain kontolnya Donnie" timpal Airin. "Iyah nih..gimana sih.." timpal Poppy. "Plz dong" rengek mereka. Terus mungkin udah terlanjur mereka berdua melihat Helena ngentot dan udah pada bugil semuanya, maka dibolehkannya. "Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat aku lagi dientot memeknya ama kontol Donnie...sini jangan ribut.." katanya lagi "tunggu giliran tapi" tambah Helena. "Donnie cepetan kocokannya yang lebih keras lagi...kasihan memek mereka ini udah pada basah..tuh..." pintanya, akhirnya aku dan Helena mempercepat ngentotnya kayak di kejar-kejar hantu…dan akhirnya orgasme secara bersamaan "argh..mmhh..argh...enak..sekalii...cintaaa, aku udah keluar Donnie....hangat sekali air manimu..." erangan Helena. "Aku juga sama.... rasanya kontolku hangat sekali.."
"Donnie temenin Sherly malam ini sayang, aku sudah lama sekali nggak dijamah sama laki-laki", sambil memeluk aku dan memohon "yah sayang? mau kan?" katanya lagi "ii..ya"jawabku gugup. Dikamar Sherly rupanya gak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah, hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tingggal cd dan Sherly tinggal bh dan cdnya. Dia menari-nari didepanku untuk membangkitkan gairahku, semakin nafsu. "Wah...! Gile bener nih. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang lumayan besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing keatas, enak kalau dientot dari belakang? terus yang paling menggiurkan lagi memeknya masih bagus dan bersih, gundul lagi kaya punya Ani." Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Sherly menari-nari. Sherly langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, menggesek-gesekkan pussy-nya ama penisku yang mulai tegang, juga kedua boobs-nya kedadaku. "Oh...trus,gesek...goyang...ah..." desahku keenakan. "Donnie cayang itu dedekmu udah bangun yah, rasanya ada yang menganjal divaggyku, cinta" katanya. Lalu tanpa ba bi bu langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Sherly yang merah merekah dan sudah sangat basah mungkin terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan pussy-nya ke peniskuku dan melihatku ml sama Ani, lalu kujilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya Sherly mengerang keenakan "oh...enak...cayang...makan memekku yah..." begitu juga dengan aku, penis rasanya udah gak tahan banget pengen masuk kelobang kenikmatannya "oh...ya...trus....yang cepet kocokkannya..." Slup...Slup suara kontolku didalam mulutnya, Sherly cukup ahli dalam oral penisku. "Donnie memekku udah gak tahan lagi udah cepet lepasin, cepet masukin aja kontol kamu, cinta" Sherly meringis memohon. Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka selangkangannya lebar lalu aku angkat ke atas dan mulai memasukan pennyku ke dalam vaggynya. Slep...bles..."Aw...sakit..." rintihnya "pelan-pelan sayang, memekku sudah lama gak dientot..."sambungnya. Aku terdiam sebentar dan merasakan vaginanya meremas-remas batang penisku, sambil aku nenen mengisap-isap nipplesnya yang nganggur. Selang beberapa menit, "Nah Donnie sekarang kamu boleh masukin dan entot memekku ampe puas yah" "Baik, cinta" jawabku. Memang bener rupanya udah lama gak dimasukin, terbukti remasannya masih kuat persis punya Ani. "Donnie genjot dan kocok memekku cayang?" pintanya lalu aku mulai memasuk-keluarkan kontolku dari lambat sampai keras dan cepat sekali terdengar suara senggama kami suara becek makin terdengar seiring dengan suara benturan biji penisku slep...slep...slep...cplok...cplok...cplok... Sherly mengerang dan mendesah "uh...ah...ah...sh...sh...oh yeah...oh...harder...oh...ah...enak...kontol kamu Donnie, akhirnya ngerasain lagi kontol...truss...entot memekku...ka...ya...kamu...en...totin...A....ni..." ceracaunya. "Uh...oh...ah...enak...memek Sherly seret sekali...kaya memeknya Ani" timbalku. Tiba-tiba, "Cayang...aku mo keluar nih...kontol kamu hebat..." akhirnya Sherly orgasme duluan crot...crot...crot...banyak sekali cairan yang ada dalam memeknya, rasanya penisku hangat sekali, "aku mo keluar nih...kataku, dimana keluarinnya..." tanyaku. "Didalam memek Sherly aja, Donnie..plz!! pengen air mani kamu yang hangat..." pintanya dan "argh..." erangku dan penisku berkedut didalam vaginanya yang memijat batangku. Lalu aku dan Sherly tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi.
Sekitar jam 12 malam rasanya kontolku ada yang ngulum dan mengkocoknya. Ternyata Helena, wah gile dia sambil ngocok kontolku didalam mulutnya, tangan kirinya sambil menusuk-nusuk memeknya sendiri yang juga gundul dengan klitoris yang lebih besar dari punya Sherly dan tangan kanannya mengelus-elus zakarku, dia berkata "Donnie aku pengen dong dientot kaya Ciciku tadi, ya..." Dia mempertegas. "Donn, tolong yah cayang memek aku juga sudah kangen dientot, baru putus ama pacar habis gak muasin memekku dan selingkuh lagi, Donn..., pusain yah memek Helena yah..." katanya lagi, sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus pussy-nya, "iyah deh, aku kan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat ketagihan ama penis aku" jawabku vulgar. "Kita entotannya disofa ruang tengah aja yah?" kata Helena "aku takut mengganggu Ciciku yang habis kamu entotin memeknya, ntar cici bangun lagi kalau ngentotnya diranjang" dia mempertegas. Helena yang sudah telanjang bulat mengandengku keluar, kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan penuh gairah. Dan sekarang aku mulai memasukkan kontolku kelubang memeknya, karena dia udah gatel banget tadi aku ngentotin cicinya? Maka aku langsung aja,masukkan kontolku. Slep..bles...bles...perlahan dan pasti penisku masuk "aw...oh..yeah..." erangnya. "Sakit Helen..." tanyaku. "Ngaak cinta terusin aja enak banget..." Aku langsung mengkocoknya dengan Helena berbaring di sofa depan TV, splak...splak...splok...splok...suara sengama kami. "Memek kamu enak...sih.." sambil aku menggoyangkan pinggulku dan mulai nenen toketnya yang seukuran dengan milik Ani, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berawanan sehigga kontolku bener-bener tenggelam ke dalam memek surga kenikmatannya. "Oh...enak...Donn...terus...sayang..." rintihnya dengan memeluk kepalaku. Akhirnya aku ngentot memeknya Helenan tapi ga ada yang keluar kamar, terbangun, terutama cicinya mungkin capek main ama aku habis aku bikin tubuhnya dan memeknya melayang-layang? Lagi asyik-asyiknya ngentotin memeknya Helena, tiba-tiba terdengar suara. "Ih...cici lagi ngapain" mendengar suara tersebut, aku terkejut rupanya Poppy keluar kamar diikuti Airin, teman Sherly, lalu mereka dengan santainya melihat aku ngentot sama Helena.
Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Helena berkata, "Donni kenapa? Kok...berhenti sayang, terus dong entot memekku sampai enak dan nikmat sekalii.." dengan santainya. "I.tu..ada.." kataku gagu, "ada apa?" katanya lagi,penasaran. Dia menggerakkan wajahnya, terlihatlah adiknya yang memakai lingerie dan Airin dengan cd aja. Helena berkata, "eh kalian ini bandel sekali yah" setelah dia tau bahwa aku berhenti karena ada mereka turun keruang tengah dan mulai meluciti pakainnya masing-masing "Hei...kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?" tambah Helena. "Ci aku pengen ngerasain dientot yah.." tanya Poppy ama cicinya "Iyah nih kamu ko pelit sih..., aku juga pengen ngerasain kontolnya Donnie" timpal Airin. "Iyah nih..gimana sih.." timpal Poppy. "Plz dong" rengek mereka. Terus mungkin udah terlanjur mereka berdua melihat Helena ngentot dan udah pada bugil semuanya, maka dibolehkannya. "Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat aku lagi dientot memeknya ama kontol Donnie...sini jangan ribut.." katanya lagi "tunggu giliran tapi" tambah Helena. "Donnie cepetan kocokannya yang lebih keras lagi...kasihan memek mereka ini udah pada basah..tuh..." pintanya, akhirnya aku dan Helena mempercepat ngentotnya kayak di kejar-kejar hantu…dan akhirnya orgasme secara bersamaan "argh..mmhh..argh...enak..sekalii...cintaaa, aku udah keluar Donnie....hangat sekali air manimu..." erangan Helena. "Aku juga sama.... rasanya kontolku hangat sekali.."
Sunday, November 10, 2013
Cemburu membawa sensasi - 1
Namaku Ryan. Usiaku 28 tahun. Aku akan menceritakan tentang kisah kehidupanku yang kemudian mengubah pola pikirku dalam memahami cinta dan nafsu.
Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat aku mempunyai seorang pacar yang sedang mengerjakan skripsi guna menyelesaikan studi S1-nya. Sebagai seorang pacar aku selalu mencoba menemaninya mengerjakan skripsi namun di sisi lain sebagai seorang karyawan aku pun harus mengutamakan pekerjaanku. Kisah ini terjadi pada 28 Juli 2004 di suatu senja di kota K.
Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat aku mempunyai seorang pacar yang sedang mengerjakan skripsi guna menyelesaikan studi S1-nya. Sebagai seorang pacar aku selalu mencoba menemaninya mengerjakan skripsi namun di sisi lain sebagai seorang karyawan aku pun harus mengutamakan pekerjaanku. Kisah ini terjadi pada 28 Juli 2004 di suatu senja di kota K.
Friday, November 8, 2013
Selir-selir sang prabu - 2
Ternyata tangan itu adalah tangan kanan Gayatri. Dia membelai payudara kanan Linggasuri sambil menjilati leher Linggasuri. Linggasuri bereaksi dengan tangan kanannya yang membelai vagina Gayatri. Dan dibalas Gayatri dengan remasan tangan kanannya pada payudara kanan Linggasuri.
Linggasuri kemudian membalikkan tubuhnya sambil tangan kanannya tetap membelai vagina Gayatri. Diciumnya juga bibir Gayatri. Gayatri lalu membalikkan tubuh Linggasuri. Jari tengah tangan kanannya masuk ke vagina Linggasuri dari belakang dan dikocoknya vagina Linggasuri. Linggasuri sendiri menarik-narik lembut anting yang ditindikkan ke kedua puting payudaranya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan mulutnya langsung menghisap payudara kiri Gayatri.
Linggasuri kemudian membalikkan tubuhnya sambil tangan kanannya tetap membelai vagina Gayatri. Diciumnya juga bibir Gayatri. Gayatri lalu membalikkan tubuh Linggasuri. Jari tengah tangan kanannya masuk ke vagina Linggasuri dari belakang dan dikocoknya vagina Linggasuri. Linggasuri sendiri menarik-narik lembut anting yang ditindikkan ke kedua puting payudaranya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan mulutnya langsung menghisap payudara kiri Gayatri.
Thursday, November 7, 2013
Mbak Ine yang seksi - 1
Pagi yang cerah itu Adi sendirian di rumah karena kuliahnya kosong hari itu, adiknya sudah berangkat sekolah, sedangkan orang tuanya pergi ke luar kota. Setelah bangun tidur (biasanya kalau libur dia bangun agak siang, kira-kira jam 9), Adi menuju kamar mandi. Segera disiramnya tubuhnya dengan air dingin yang segar. Selesai mandi dan berpakaian, dia menuju meja makan untuk sarapan. Setelah itu baca-baca koran sebentar, kemudian beranjak ke teras depan rumah. Sambil duduk-duduk, dia menatap ke rumah depan yang didiami oleh Mbak Ine dan suaminya Mas Anto, tetangganya yang sering bertandang ke rumah Adi untuk ngobrol-ngobrol bersama ibunya atau keluarganya. Mbak Ine adalah wanita yang cantik berumur kira-kira 28 tahun. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang modern, yang selalu mengikuti mode, sedangkan suaminya Mas Anto adalah tipe pria pekerja yang kadang selalu lupa waktu dan keluarga. Mas Anto umurnya kira-kira 35 tahun. Mereka berdua belum dikaruniai anak dan di rumah itu hanya tinggal bertiga bersama seorang pembantu yang berusia kira-kira 20 tahun serta seekor anjing Dalmatian peliharaan Mbak Ine. Mas Anto mempunyai perusahaan warisan orang tuanya yang cukup besar dan sukses, sehingga waktunya sering tersita untuk memikirkan perusahaannya daripada memikirkan istrinya yang cantik dan seksi kesepian di rumah yang cukup besar itu. Dia hanya ditemani pembantu dan anjing setianya. Adi sendiri adalah seorang mahasiswa komunikasi jurusan advertising di sebuah fakultas swasta terkenal. Sambil melamun, Adi tiba-tiba ingat tugas fotografinya untuk mengambil obyek outdoor. Segera dia masuk ke kamarnya mengambil kamera dan kembali ke teras depan. Sambil berjalan di taman, dia mencari-cari obyek untuk dijepret, berharap ada kupu-kupu yang hinggap di atas bunga-bunga peliharaan ibunya. Nah, ada seekor kupu-kupu yang hinggap, segera dia pasang aksi seperti fotografer profesional untuk mengambil gambarnya. Baru asik-asiknya motret, Adi dikejutkan oleh sapaan Mbak Ine yang tiba-tiba saja sudah masuk ke dalam taman di rumahnya. "Eeeh.. Dik Adi.. lho.. kok ngga kuliah..? Baru ngapain tuh, motret yah..? Mbok motret Mbak Ine aja yang cantik ini daripada motret kupu-kupu..!" sapa Mbak Ine. "Aduh, saya kirain siapa.. bikin kaget aja Mbak Ine ini.. Anu Mbak, hari ini aku libur, eh.. Mbak Ine mau cari Ibu ya..? Baru ke luar kota tuh Mbak, pulangnya mungkin lusa." jawab Adi. Sekilas Adi melihat dandanan Mbak Ine hari itu, cantik sekali dia dengan kaos you can see-nya yang memperlihatkan lengannya yang putih mulus dan rok mininya di atas lutut memperlihatkan kedua kaki jenjangnya yang berbetis indah dan berpaha putih mulus. Rambutnya yang panjang berwarna agak kemerahan digerai dengan bandana menghiasi kepalanya. Bibirnya yang seksi berwarna merah disapu lipstik merah tipis, pokoknya dahsyat deh dandanan Mbak Ine. "Ahh.. enggak, Mbak cuma mau maen aja, abis bosen sendirian di rumah. Si Suli baru ke pasar, jadi Mbak nggak ada kegiatan apa-apa nih.." "Lho.. Mas Anto apa udah berangkat Mbak..? Biasanya kan jam 10:00 baru ngantor..?" tanya Adi. "Udah, tadi pagi-pagi sekali jam 8:00. Katanya mau meeting sama kliennya di kantor. Paling pulangnya juga baru ntar malem.." jawab Mbak Ine sambil menghela napas panjang. "Dik Adi ngapain motret bunga segala..?" sambung Mbak Ine. "Ini nih Mbak, buat tugas mata kuliah fotografi. Motret obyek outdoor..!" jawab Adi. "Kalau gitu motret Mbak Ine aja, Mbak kan nggak kalah cantik sama model-model cover girl di majalah itu, ya nggak..?" sahut Mbak Ine. "Iya deh, Adi percaya kok kalau Mbak cantik, seksi lagi.. tapi apa Mbak bersedia buat modelku. Kan ini nanti hasilnya untuk didiskusikan di depan kelas, Mbak.." "Kenapa enggak.. siapa tau nanti ada produser atau talent scout atau dosenmu yang tertarik untuk mengontrak Mbak. Kan Mbak jadi terkenal.. hi.. hi.. hi.." canda Mbak Ine. "Ngomong-ngomong kamu bilang tadi, Mbak seksi ya..? Apa bener githu..?" sambil tangan Mbak Ine mencubit pinggang Adi. Adi hanya tersenyum, dan kemudian menarik tangan Mbak Ine untuk mengarahkan gayanya jadi model pemotretan. Setelah 15 frame diambil Adi, sekarang Mbak Ine malah yang aktif merubah sendiri gayanya. Dia tundukkan badannya ke depan sambil tangannya menyangga tubuhnya di bebatuan kolam, rambutnya dibiarkan tergerai ke belakang. Tatapan matanya tajam ke depan menatap kamera, sedangkan bibirnya yang sensual terbuka sedikit. Adi mengambil posisi di depan Mbak Ine, dia terperangah memandang pose Mbak Ine sambil gemetar memegang kamera. Karena dari pose itu terlihat jelas gundukan payudara Mbak Ine yang kenyal dan indah itu menggantung di balik kaos you can see yang berpotongan leher rendah. Melihat keindahan duniawi itu, membuat Adi menelan ludah dan segera mengabadikannya sebanyak 5 frame. Setelah ganti pose, sekarang Mbak Ine duduk di atas bebatuan kolam sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar tapi tangannya diletakkan di depan selangkangannya sehingga menutupi celana dalamnya. Kepalanya dimiringkan sedikit dan bibirnya terbuka, tatapannya sayu seakan mengajak untuk tidur. Disuguhi pemandangan seperti itu, Adi blingsatan sendiri. Paha Mbak Ine yang mulus sekali serta betisnya yang indah, membuat Adi yang penggemar betis indah cewek ini ingin mengelus dan mengecup serta menjilatinya. Celana dalam Mbak Ine yang mengintip nakal berwarna ungu, nampak menggembung indah menggambarkan bukit kemaluannya walaupun sedikit terhalang oleh tangan Mbak Ine. Payudara Mbak Ine yang mengkal berukuran 34B, tampak tercetak jelas dihimpit kaos ketatnya. Tanpa disuruh lagi, si Adi yunior di balik celana pendeknya menggeliat bangun. Setelah beberapa kali mengambil gambar, Mbak Ine melontarkan usul, "Dik Adi gimana kalo kita ganti setting? Ke rumah Mbak aja.. kan nanti bisa di kolam renang segala. Entar Mbak bikinin spagheti kesukaan kamu deh.. gimana..?" Adi terdiam sejenak, kemudian mengangguk setuju. Lalu Adi membereskan kameranya dan mengunci pintu rumah. Selanjutnya Adi mengikuti langkah Mbak Ine dari belakang. Sambil berjalan Adi menatap Mbak Ine yang berjalan di depannya, sungguh seksi sekali wanita ini. Cara berjalannya, lenggak-lenggok pinggulnya, pantatnya yang padat bulat tercetak ketat di rok mininya, paha mulusnya, betis indahnya, ooh, sungguh indah. Ingin rasanya Adi menikmatinya. Setelah masuk di dalam rumah, Mbak Ine mempersilahkan Adi menganggap sebagai rumah sendiri dan meminta Adi menunggu sebentar untuk ganti pakaian. Adi pun duduk di ruang tengah sambil nonton siaran TV kabel yang tidak terdapat di rumahnya. Adi memandang kagum rumah besar yang dihiasi perabotan moderen itu yang menggambarkan kesuksesan bisnis Mas Anto. Siro, anjing Dalmatian Mbak Ine tampak berlari-lari kecil menghampiri Adi dan duduk tenang di sisi kaki Adi. Tidak lama, Suli pembantu Mbak Ine yang sudah pulang dari pasar, membawakan minum untuk Adi. "Monggo lho Mas Adi.. diminum dulu airnya.. saya ke belakang dulu, mau masak." "Ehm.. iya Sul.. makasih yaa.. kamu udah pulang to..?" jawab Adi. Suli ini memang usianya tidak berbeda jauh dengan Adi, dua tahun lebih muda dari Adi. Suli berasal dari Jawa Tengah, manis orangnya, putih kulitnya dan bisa dibilang seksi juga. Kalau diberi nilai, yah.. 6 lah..! Adi sering juga mengintip si Suli ini kalau sedang menyiram taman dengan menggunakan celana pendek yang memamerkan paha mulusnya dan kaos ketat bekas pemberian Mbak Ine yang menampakkan gundukan payudaranya. Benar-benar terlihat masih murni dan belum terjamah lelaki. Tidak lama kemudian, Mbak Ine turun dari kamarnya di lantai atas mengenakan jas kamar dan kemudian menghampiri Adi, lalu duduk di sebelahnya. Mbak Ine kemudian mengobrol sebentar dengan Adi, dan berkeluh kesah serta curhat tentang kesepiannya ditinggal oleh Mas Anto yang super sibuk. Hingga tidak disangka, Mbak Ine tanpa risih pun bercerita tentang kehidupan seksualnya bersama suaminya kepada Adi. Adi pun walaupun segan, tetap berusaha mendengarkan dan menghibur Mbak Ine. Sesekali sambil curhat, Mbak Ine duduk tidak beraturan hingga jas kamarnya tertarik dan tampaklah paha putih mulus yang dihiasi bulu-bulu halus. Adi pun menelan ludah melihat keindahan itu, yuniornya mulai berontak di dalam celananya. Tiba-tiba Mbak Ine seperti tersadar kemudian berkata, "Aduh.. sory ya, Di.. Mbak kok malah jadi curhat. Padahal tadi kita kan mau pemotretan ya..? Ayo deh, kita langsung aja ke kolam renang di belakang," sambil menggeret tangan Adi menuju ke kolam renang. Setelah sampai, Adi pun menyiapkan peralatannya, sementara Mbak Ine melepas jas kamarnya. "Sudah siap Mbak..?" tanya Adi sambil membalikkan badan menatap Mbak Ine. Adi terkesiap melihat Mbak Ine memakai bikini yang hanya menutupi sedikit payudaranya dan secarik celana dalam menutupi kemaluannya hingga bulu-bulu kemaluannya sedikit keluar dari celana yang bisa dibilang hanya seperti secarik kain itu. Kontan yunior Adi pun berteriak, "Merdekaa.." mengacungkan kepalannya, berdiri tegak di dalam celananya sehingga tampak sedikit menggembung bila dilihat dari luar. Mbak Ine yang melihat Adi melongo memandangnya hanya senyam-senyum saja, apalagi ketika Mbak Ine melihat tonjolan di celana Adi akibat kepalan merdeka yunior Adi. "Heh.. Di.. ati-ati, ada lalat masuk mulut kamu ntar.." Mbak Ine menyadarkan Adi. "Ehh.. Ehhmm.. ii.. iiya.. ya.. Mbak.." jawab Adi gelagepan. Mbak Ine sengaja jalan melenggak-lenggok di depan Adi dan kemudian merebahkan diri di sisi kolam renang sambil mengangkangkan kakinya untuk menggoda Adi. Adi hanya bisa melotot menyaksikan tubuh indah Mbak Ine. "Di.. ayo cepetan doong.. dipotret. Kamu tuh kayak nggak pernah liat cewek pake baju renang aja..!" "Iii.. ii.. iiyaa.. iyaa.. Mbak.." sambil tangannya gemetar memegang kamera dan menekan tombol. Akhirnya, setelah satu rol film dihabiskan di kolam renang, Mbak Ine tanpa memakai jas kamarnya lagi, menarik tangan Adi ke dalam lalu dibawanya ke lantai atas masuk ke kamarnya. "Eh.. Mbak mau kemana niih..?" tanya Adi. "Ssst.. udah diem aja, nanti kamu tau sendiri..!" jawab Mbak Ine. Bersambung . . . .
Wednesday, November 6, 2013
Lily gadis hiperseks - 1
Respons pembaca yang unik membuatku semakin bersemangat menuliskan kisah-kisahku. Ada pembaca yang minta diajarkan sex, ada yang ingin berkenalan, bertukar pasangan dan banyak juga yang memuji karyaku. Terima kasih! Aku akan selalu berusaha menampilkan karya yang orisinal.
Untuk ceritaku yang terbagi dua bagian, janganlah hanya dibaca bagian pertamanya saja. Misalnya ceritaku: "Ita, The Wild Girl-1" dibaca jauh lebih dibanyak dibandingkan dengan yang membaca, "Ita, The Wild Girl-2." Sayang sekali kalau anda tidak membaca bagian keduanya. Bacalah semuanya dulu, baru beri penilaian.
Untuk ceritaku yang terbagi dua bagian, janganlah hanya dibaca bagian pertamanya saja. Misalnya ceritaku: "Ita, The Wild Girl-1" dibaca jauh lebih dibanyak dibandingkan dengan yang membaca, "Ita, The Wild Girl-2." Sayang sekali kalau anda tidak membaca bagian keduanya. Bacalah semuanya dulu, baru beri penilaian.
Tuesday, November 5, 2013
Lily Panther - Gantengnya tamuku - 1
Dari sekian banyak tamu yang sudah aku layani, baru kali ini aku menerima yang benar benar sesuai seleraku, di samping orangnya ganteng juga masih muda, mungkin 2-3 tahun lebih tua dari usiaku, atau bahkan lebih muda. Menurut catatan harianku, dia adalah tamuku yang ke-58 pada hari yang ke-19 aku bekerja, dan merupakan orang yang ke 24 yang aku layani. Ternyata setelah sekian hari baru terpenuhi harapanku untuk mendapatkan tamu yang sesuai keinginan dan selera.
Namanya Jimmy, karena chinesse kupanggil dia Koh Jim, entah apa kerjaannya sehingga bisa membayarku, yang jelas hanya orang yang kelebihan banyak uang yang mampu, bukan orang yang kelebihan uang pas pasan karena tarifku juga tidak murah.
Namanya Jimmy, karena chinesse kupanggil dia Koh Jim, entah apa kerjaannya sehingga bisa membayarku, yang jelas hanya orang yang kelebihan banyak uang yang mampu, bukan orang yang kelebihan uang pas pasan karena tarifku juga tidak murah.
Saturday, November 2, 2013
Adik angkatku
Ini adalah cerita bagaimana bermulanya kehidupan aku sebagai seorang lelaki yang hobinya melakukan hubungan seks. Pada masa itu, aku mempunyai seorang adik angkat yang bernama Abby (masih kekal sampai sekarang). Personaliti dia yang sosial membuatkan dia menjadi sasaran yang sempurna untuk menjadi teman tidur aku di Sarawak. Muka dia ni biasa sahaja tetapi dia mempunyai 3 kelebihan yaitu susuk badan yang mantap alaala Cameron diaz, kulit yang putih kemerahan, dan bibir yang sangaatt seksi.
Apabila dia bercakap, aku seringkali mengambil kesempatan melihat dua ulas bibir nya yang berwarna pink dan tampak sentiasa kebasahan gitu sambil berangan2 alangkah indahnya jika boleh merasa bibir yang menawan itu dengan bibirku, dan bertambah indah lagi andainya bibir itu mengulum lembut batang pelirku yang keras.. Aku tak boleh berangan-angan aje, aku mesti bertindak.. Aku pun mengaturkan satu rancangan.
Apabila dia bercakap, aku seringkali mengambil kesempatan melihat dua ulas bibir nya yang berwarna pink dan tampak sentiasa kebasahan gitu sambil berangan2 alangkah indahnya jika boleh merasa bibir yang menawan itu dengan bibirku, dan bertambah indah lagi andainya bibir itu mengulum lembut batang pelirku yang keras.. Aku tak boleh berangan-angan aje, aku mesti bertindak.. Aku pun mengaturkan satu rancangan.
Friday, September 13, 2013
Kenangan waktu kecil
Aku lupa kapan aku mulai mimpi basah. Tapi rasa-rasanya, mimpiku itu terlambat datang dibandingkan dengan mulainya aku melakukan onani. Sejak kecil, mulai belum disunat, aku memang biasa memegang-megang batang kemaluanku bila aku bangun pagi. Aku senang merasakan ketegangannya sebelum pipis. Orangtuaku hanya tertawa dan merasa lucu dengan tingkah-lakuku itu. Itu berlanjut hingga aku sudah disunat. Walau itu tergolong onani, namun aku belum merasakan kenikmatan ejakulasi yang sesungguhnya sampai aku bertemu Ery, saudaraku dari kota lain. Ya, saat itu aku kelas lima SD. Waktu itu Ery bersama orang tuanya datang ke rumah kami. Ery sebaya denganku. Badannya agak besar dibandingkan dengan aku, tapi Ery orang yang lembut. Kami senang bermain bersama. Waktu malam tiba, aku disuruh ibuku tidur bersama Ery di kamarku.
Entah mengapa, malam semakin larut tapi kami terus bercanda, sambil saling meggelitik dan tertawa cekikikan. Lama-lama, gelitikan Ery mengarah ke pahaku, naik ke perutku, lalu tangannya dimasukkannya ke celana dalamku. Batang kemaluanku dimainkannya dengan tangannya, dengan sentuhan-sentuhan yang sangat nikmat kurasakan. Seingatku, itulah saat pertama orang lain memainkan batang kemaluanku. Batang kemaluanku itu mulai menegang, seiring denyut jantungku. Aku tidak mengerti mengapa aku saat itu hanya bisa diam sambil memejamkan mata. Ery melepas celana, dan kemudian ditariknya celana dalamku hingga ke paha sampai kemaluanku dapat berdiri tegak. Sambil berbaring dan memejamkan mata, kurasakan Ery begitu lembut mengocok kemaluanku itu. Mulutku setengah menganga, dan mendesiskan desah yang sangat dalam.Tidak lama berselang, aku merasa kenikmatan yang tiada taranya menyelimuti diriku, aku menggelinjang, dan, "Crit.. crit.. crit.." terasa ada cairan yang keluar memancar dari kemaluanku, dan meleleh hangat di paha dan perutku.
Aku menahan jeritan lirihku sambil menggigit selimut. Aku heran melihat cairan itu, berbeda dengan air kencingku. Ery bilang itu namanya air mani. Kesan pertama itu begitu melekat dalam ingatanku. Aku pun ingat, bagaimana Ery kemudian menyeka maniku dengan baju. Ery senyum, sambil menyodorkan celana kepadaku kembali. Pada saat itu, hal itu berlalu biasa saja. Kami kemudian ngantuk dan tertidur.
Entah mengapa, malam semakin larut tapi kami terus bercanda, sambil saling meggelitik dan tertawa cekikikan. Lama-lama, gelitikan Ery mengarah ke pahaku, naik ke perutku, lalu tangannya dimasukkannya ke celana dalamku. Batang kemaluanku dimainkannya dengan tangannya, dengan sentuhan-sentuhan yang sangat nikmat kurasakan. Seingatku, itulah saat pertama orang lain memainkan batang kemaluanku. Batang kemaluanku itu mulai menegang, seiring denyut jantungku. Aku tidak mengerti mengapa aku saat itu hanya bisa diam sambil memejamkan mata. Ery melepas celana, dan kemudian ditariknya celana dalamku hingga ke paha sampai kemaluanku dapat berdiri tegak. Sambil berbaring dan memejamkan mata, kurasakan Ery begitu lembut mengocok kemaluanku itu. Mulutku setengah menganga, dan mendesiskan desah yang sangat dalam.Tidak lama berselang, aku merasa kenikmatan yang tiada taranya menyelimuti diriku, aku menggelinjang, dan, "Crit.. crit.. crit.." terasa ada cairan yang keluar memancar dari kemaluanku, dan meleleh hangat di paha dan perutku.
Aku menahan jeritan lirihku sambil menggigit selimut. Aku heran melihat cairan itu, berbeda dengan air kencingku. Ery bilang itu namanya air mani. Kesan pertama itu begitu melekat dalam ingatanku. Aku pun ingat, bagaimana Ery kemudian menyeka maniku dengan baju. Ery senyum, sambil menyodorkan celana kepadaku kembali. Pada saat itu, hal itu berlalu biasa saja. Kami kemudian ngantuk dan tertidur.
Friday, September 6, 2013
The power of love - 7
Sidang skripsi sukses dilewati Niki. Kesibukan selanjutnya adalah lamaran dari keluarga Yogi yang sudah lama dipersiapkan. Niki masih harus meminta tandatangan pengesahan kepada para penguji dan menyelesaikan beberapa kewajiban administrasi, sementara Yogi tidak dapat mengantar karena mengurusi keluarganya dari daerah. Untuk itu Niki memintaku mengantarnya.
Niki sangat berhati-hati, menjaga jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat membatalkan perkawinannya. Makanya waktu kami sempit sekali, kebersamaan kami hanya selama perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Untung beberapa tanda tangan dapat di dapat dengan mudah, sehingga kami punya kelebihan waktu hampir satu jam. Kami mampir di kedai eskrim yang dulu biasa kami datangi.
Niki sangat berhati-hati, menjaga jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat membatalkan perkawinannya. Makanya waktu kami sempit sekali, kebersamaan kami hanya selama perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Untung beberapa tanda tangan dapat di dapat dengan mudah, sehingga kami punya kelebihan waktu hampir satu jam. Kami mampir di kedai eskrim yang dulu biasa kami datangi.
Saturday, August 31, 2013
Hadiah istimewa
Perkenalkan namaku Lia, aku berumur 28 tahun, sudah menikah tetapi belum berniat memiliki anak karena masih berkonsentrasi dengan karier dan pendidikanku. Aku bekerja pada salah satu bank swasta ternama di Jakarta. Menurut temantemanku aku dikaruniakan bentuk tubuh yang seksi, mungkin karena ukuran dada dan pinggulku yang sangat menggoda.
Sebenarnya belum terlalu lama aku berhubungan dengan situs ini, kurang lebih baru sekitar 6 bulan yang lalu, itu juga karena diperkenalkan oleh suamiku. Oleh karena itu aku mau kirim pengalaman pribadiku ini, supaya fair kali ya, selama ini kan aku hanya membaca kisah dari orang lain, sekarang gantian aku mau bercerita.
Sebenarnya belum terlalu lama aku berhubungan dengan situs ini, kurang lebih baru sekitar 6 bulan yang lalu, itu juga karena diperkenalkan oleh suamiku. Oleh karena itu aku mau kirim pengalaman pribadiku ini, supaya fair kali ya, selama ini kan aku hanya membaca kisah dari orang lain, sekarang gantian aku mau bercerita.
Malam tahun baru di Kuta - 1
Setelah lewat beberapa waktu, tahun-tahun telah berlalu, aku teringat akan kisah petualanganku di Bali, yang hanya tinggal kenangan manis dan kapan akan terulang kembali aku tak tahu dan tak mengerti haruskah kisah seperti itu akan datang kembali dengan keadaan yang sudah berubah. Hanya angan-angan dan sisa-sisa kenangan manis yang kini kembali terbayang dalam pelupuk mataku menjelang aku berangkat keperaduanku. Kisah bermula ketika aku masih semester lima disalah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya, pada saat akhir tahun tahun ajaran yang juga merupakan akhir tahun umum, masih teringat aku ketika itu tanggal 29 Desember, salah satu adik kelasku yang bernama Budi yang pada waktu itu masih duduk di semester tiga mengajakku pergi ke Bali untuk menghabiskan liburan semester sambil menikmati pergantian tahun di Bali. Pada waktu itu aku lagi bokek alias lagi nggak punya duit sama sekali, tapi dianya ngotot ngajak aku pergi, katanya, "Nggak apa-apa, pokoknya kita pergi. Kalau mau yaa kita pake gaya mbambung aja biar bisa ngirit duit" "Duitmu berapa sih, terus terang aja aku nggak punya duit banyak" "Gini aja kita berangkatnya ngandol kendaraan umum atawa kereta api barang ke Banyuwangi, terus nyebrang dari Ketapang ke Gilimanuk, terus dilanjutkan dengan kendaraan umum dari Gilimanuk ke Denpasar terus dilanjutkan ke Kuta," katanya. "Ok, kalau itu yang jadi maumu," jawabku sekenanya. Eh ternyata besok sorenya pada tanggal 30 Desember, dia sudah nongol ketempat kostku. "Jadi berangkat apa nggak sih," tanyanya. Aku sendiri masih ragu-ragu karena bekal uangku cukup pas-pasan untuk biaya perjalanan Surabaya-Denpasar dan untuk biaya hidup minimal dua hari dengan syarat makan sederhana sekali. Tapi karena sudah jadi tekatnya, akhirnya kukemasi juga pakaianku secukupnya dan kami berangkat berdua menuju terminal bus. Diterminal bus, entah gimana caranya si Budi negosiasi dengan awak bus jurusan Surabaya-Denpasar, sampai akhirnya kami bedua bisa naik bus dengan hanya membayar satu tiket saja yang berarti kami harus duduk gantian dikursi dan diatas tutup mesin disebelah driver. Sampai sekitar jam 7.00 pagi waktu Bali, tanggal 31 Desember kami sampai diterminal bus Ubung dan kami melanjutkan perjalanan kami menuju pantai Kuta dengan menggunakan angkutan umum yang banyak menawarkan jasa disekitar terminal. Selama dalam perjalanan tidak banyak yang kami bicarakan, mungkin berkecamuk dengan pikiran masing-masing, karena selama hidup baru kali ini perjalanan jauhku yang tidak terasa nyaman dan tenang karena bekal yang pas-pasan itu. Seharian itu aku habiskan waktuku dipantai Kuta dengan berjalan-jalan menyusuri pantai. Sedangkan Budi entah kemana aku nggak tahu, mungkin aja dia sedang menggodain cewek bule karena memang dia itu orangnya straight. Akan tetapi dia juga nggak tahu diriku yang sebenarnya sehingga aku cuekin aja dia dengan segala aktivitasnya. Langkah demi langkah membawa diriku makin menjauhi dimana Budi sedang ngrumpi sama cewek Perancis, sedangkan aku tak tahu arah tujuan sampai mendekati Legian, dan kudengar satu suara menyapa dan kulihat sekelilingku tapi tak ada seorangpun, yang ada hanya aku dan seorang bule yang usianya jauh diatasku sedang sendirian dan melambaikan tangannya padaku. "Hai," katanya. "Are you alone," tanyanya. "Yes," kujawab sekenanya. "I need Indonesian boy for my friend today," katanya lagi. "You like it?" "Yes I like" jawabku. "You free," lanjutnya lagi. "Ok, I free," kataku lagi. "Only just fun?" tanyanya lagi. "Sure," jawabku. Saat itu juga aku diajaknya kekamar ditempat dia menginap yang tidak jauh dari pantai itu, sesampai didalam kamarnya aku dipersilahkan untuk mencuci kakiku yang penuh dengan pasir dan sekalian mandi untuk menyegarkan badanku karena mulai dari pagi sampai siang ini badanku belum tersentuh air dan ketika ada kesempatan emas datang mengapa tidak kumanfaatkan sebaik-baiknya. Ketika sedang enak-enaknya aku membersihkan diriku kudengar pintu kamar mandi diketuk dari luar dan ketika kubuka si bule sudah berdiri di depan pintu dengan telanjang bulat. "I want shower with you," katanya. Tanpa ba-bi-bu dia langsung masuk dan mengguyur badannya dengan air pancuran yang ada didinding kamar mandi, kemudian dia minta tolong padaku untuk menyabun punggungnya, badannya, kakinya dan kemudian dia minta untuk menyabun penisnya yang gedenya bukan main walaupun belum tegang sambil kusabun dan kukocok. Akhirnya penisnya mulai menggeliat bangun dan yaa ampun pajangnya sekitar 22 cm dan gede segenggaman tanganku, kemudian dia memintaku untuk mengulum penisnya yang gede itu sampai rasanya mulut ini tak muat untuk menampung penisnya itu. Tapi semuanya kulakukan karena memang aku juga menginginkan akan hal-hal baru yaitu ingin bermain dengan bule itu gimana sih rasanya. Saling mengisap dan saling mengocok terjadi di kamar mandi sampai akhirnya dia memintaku untuk mengeringkan tubuh dengan handuk dan kembali ketempat tidurnya dan mulai saling menghisap dengan posisi 69. Sampai akhirnya dia ngecrot duluan dan banyaknya pejuh minta ampun, tertumpah diatas perutnya. Ketika itu aku pengin memasukin lobang pantatnya dengan penisku, akan tetapi dianya nggak mau. "Your cream for me" "I want taste your cream" "I'am sorry," katanya lagi. Kuturuti kemauannya dengan kembali memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan kugoyangkan masuk keluar dimulutnya, akan tetapi sudah cukup lama belum juga ada tanda-tanda aku segera ngecrot karena memang sangat sulit sekali bagiku kalau hanya mengandalkan dihisap saja. Sampai akhirnya dia kewalahan kemudian dia segera mengocok penisku dengan tangannya dan ketika aku mau ngecrot, cepat-cepat dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan crot croott croot pejuhku keluar semua sampai tuntas didalam mulutnya. Akupun segera memakai pakaianku kembali dan bersiap-siap untuk kembali ketempat dimana Budi berada, karena memang aku nggak berniat untuk menerima imbalan sesuatu dari si bule itu, akan tetapi tanpa kuduga sebelumnya, si bule yang aku tak tahu namanya itu mencegahku untuk pergi secepat itu meninggalkan dia yang masih dalam keadaan telentang diatas tempat tidurnya. Kemudian dia segera bangun dan membersihkan dirinya lalu dia segera memakai pakaiannya kembali dan segera dia membuka almarinya diambil dompetnya dan diberikannya kepadaku beberapa lembar uang dollar. Pada mulanya aku menolak karena memang aku tidak menginginkan itu sesuai dengan perjanjian pada awalnya. Tapi dia tetap memaksaku untuk menerima pemberiannya, karena aku tidak ingin mengecewakannya maka kuterima lembaran dollar yang diberikannya itu. "Thank you for your cream" "Thank you for your service" "Thank you, thank a lot," katanya. Aku diam saja dan segera kutinggalkan dia sambil melambaikan tanganku, aku segera berlari menyusuri pantai Kuta untuk menuju ketempat Budi berada, ternyata dia masih tetap ngrumpi dengan cewek Perancis tadi dan masih tetap ditempat yang sama ketika kutinggalkan tadi. "Dari mana aja sih kamu ini?" tanyanya. "Biasa, dari jalan-jalan sampai kedaerah Legian," jawabku, tanpa harus menceritakan pengalaman yang baru saja kunikmati. Karena memang aku nggak berniat ngrumpi dengan cewek, maka Budi segera kutinggalkan kembali ke arah yang berbeda karena kulihat dia makin asyik dengan sicewek bule itu. Akhirnya sampailah aku ke seorang penjual bakso, kemudian aku membeli baksonya sambil ngobrol sana sini dengan si penjual bakso itu, ternyata dia datang dari daerah Banyuwangi, karena sore itu cuaca agak mendung sehingga pantai Kuta kelihatan agak sepi, atau mungkin semua turis yang ada disitu pada tidur semua untuk persiapan malam tahun baru, aku nggak tahu. Tapi suasana sore itu cukup mendukung untuk mengadakan pendekatan pada sipenjual bakso yang masih muda dan kelihatan kekar itu, akhirnya setelah aku selesai makan bakso, dan terus ngobrol dengannya karena memang tidak ada pembeli lagi karena mendung makin gelap sampai akhirnya turun hujan rintik-rintik halus, karena jauh dari tempat berteduh maka akhirnya kami berdua menuju kesemak-semak yang ada disekitar pantai itu sambil meinggalkan rombong baksonya yang dibiarkan begitu saja ditengah-tengah pasir dipantai Kuta. Karena semak-semak itu sempit dan kami saling berdempetan, maka mulailah tangan nakalku bergerilya untuk mulai mengetahui isinya yang sedari tadi membuatku penasaran itu, mula-mula kupegang pahanya sambil kuelus-elus, dia diam saja dan tanpa reaksi maka segera tanganku menuju penisnya yang masih tertidur segera kuremas-remas dan kupijit dan mulailah mengeliat bangun dengan makin tegangnya dan tanpa kuduga sebelumnya dia malah merebahkan dirinya disemak-semak itu sehingga makin memudahkan aku untuk mengenggamnya penisnya yang sudah keras itu dan makin mudah pula aku membuka celana jeansnya itu dan segera kukeluarkan penisnya yang berwarna hitam dan tidak segede penis bule tadi tapi cukup oke juga kalau aku bermain-main dengan penisnya, kemudian mulai kukulum penisnya dan dia mengerang kenikmatan sambil mulutnya meracau. "Ayyoo, terus, teerruuss" "Yaa, eennaakk" "Eeehhmm, tteerruuss" Waktu berjalan beberapa saat, dan puncak kenikmatan yang kuinginkan belum tercapai, tiba-tiba kudengar suara motor datang mendekati tempat kami berdua, maka segera dia mengancingkan kembali celananya dan aku segera mengambil sikap duduk lagi, dan ternyata ada seorang anak yang sebaya denganku tiba-tiba menerobos masuk kesemak-semak itu dengan maksud ikut berteduh, maka buyarlah sudah acara menghisap penis tadi, yang ada hanya saling memandang antara aku dan si penjual bakso tadi, ada rasa penyesalan dan kecewa karena tidak bisa mencapai kepuasan. Setelah hujan agak reda, dia segera menghampiri rombong baksonya dan mulai berjalan keliling lagi dan akupun juga menuju ketempat dimana Budi berada, dan kulihat dia masih tetap ngrumpi dengan cewek bule tadi akan tetapi tempatnya sudah bergeser menuju ketempat yang lebih terlindung dari siraman air hujan, didekat semak-semak yang ada dipantai itu. Kudekati Budi dan aku mengajaknya untuk mencari tempat berteduh dan tempat menginap karena hari telah mulai gelap disamping suasana mendung juga matahari mulai bergeser ke arah barat. Akhirnya kuhampiri kembali si penjual bakso dan aku mengutarakan kalau pengin mandi ditempat mondoknya dia, dan diapun tidak keberatan untuk memberikan tumpangan untuk sekedar mandi akan tetapi dia keberatan kalau memberikan tumpangan untuk menginap, karena ditempatnya mondok tidak ditempatinya sendiri akan tetapi banyak penjual bakso yang semuanya mondok disitu, ada kurang lebih tujuh atau delapan orang. Akupun menyetujuinya, dan kamipun berjalan melalui lorong-lorong yang sempit untuk menuju ketempat pemondokannya, setelah sampai aku dan Budi segera menuju kekamar mandi yang sederhana sekali dan tanpa basa-basi aku segera melepaskan seluruh pakaianku demikian halnya dengan Budi, walaupun Budi sudah telanjang bulat dihadapanku, akan tetapi tidak ada keinginanku untuk menggodai Budi, atau untuk memegang penisnya, dan akupun juga tidak ada nafsu untuk mengerjainya, karena aku tahu siapa Budi dan aku juga nggak mau Budi tahu siapa aku sebenarnya. Setelah selesai mandi aku dan Budi segera mengenakan pakaian yang bersih dan kami segera berpamitan dengan si penjual bakso yang kukenal itu, segera kami lalui lorong-lorong sempit itu kembali untuk menuju ke arah pantai Kuta untuk sekedar mencari makanan untuk mengisi perut. Setelah kami makan bersama aku segera mencari tempat untuk duduk sambil menikmati deburan ombak dipantai Kuta yang tiada henti-hentinya, sedangkan aku nggak tahu Budi sudah berjalan-jalan kemana saja, karena memang kami sudah sepakat tidak ingin mengganggu kenikmatan masing-masing dalam perjalanan kali ini. Sehingga kemana dia pergi tidak ada yang tahu mau kemana asal nanti bertemu ditempat yang telah kami sepakati. Malam kian larut dan hujanpun sudah mulai reda sejak petang tadi, sehingga jalan-jalan mulai ramai dengan orang yang berlalu-lalang ingin menikmati suasana malam tahun baru, aku sudah begitu lelah sehingga aku mengambil tempat dikerumunan anak-anak muda di depan sebuah toko, dan ternyata mereka juga sama kayak kami yaitu ingin menikmati suasana malam tahun baru, akan tetapi tidak punya cukup banyak uang, kelihatannya mereka pergi dengan sekelompok besar, ternyata setelah aku ikut bergabung dengan mereka ternyata ada yang datang sendirian dan juga ada yang datang berdua dan juga bertiga jadi kami merasa senasib sehingga walaupun baru saja saling mengenal kelihatannya sudah begitu akrab, saling berbagi cerita dan pengalaman dan diselingi canda dan tawa sehingga membuat waktu cepat berlalu tanpa terasa sudah menunjukkan pukul 23.00 waktu Bali. Tiba-tiba Budi datang menghampiriku, memang sejak sore tadi aku sudah merasa lelah sehingga aku nggak mengikuti kemana dia pergi. "Ayo, ikut aku," katanya. "Aku dapet kenalan orang bule, sedangkan bahasa inggrisku nggak lancar," lanjutnya. "Kamu aja yang ngajak dia ngomong," tambahnya lagi. Dengan ogah-ogahan akhirnya aku bangun dari dudukku dan dengan berat hati aku meninggalkan kawan-kawan senasib yang baru kukenal, pergi meninggalkan mereka mengikuti langkah Budi yang ada di depanku menuju ke arah pantai Kuta. Setelah sampai didekat pantai maka oleh Budi aku diperkenalkan dengan seorang bule yang umurnya lebih tua dari aku. "Steve, he is my friend Adi," kata Budi pada bule itu. "How do you do?'" katanya. "How do you do," balasku. Setelah berbasa-basi sejenak, sambil ngobrol ditepi pantai, menayakan identitas masing-masing maka kuketahui bahwa dia masih berumur 27 tahun, karena cambang diwajahnya begitu lebat maka dia kelihatan lebih tua dari usianya yang sebenarnya. Kami bertiga cepat menjadi akrab, hanya Budi saja yang jarang sekali berbicara karena memang bahasa inggrisnya dia masih kurang fasih dan masih amburadul sehingga akulah yang banyak mengambil peran untuk terus mengobrol dengan Steve si bule itu. Sampai tak terasa pergantian tahun tinggal beberapa detik lagi yang ditandai dengan adanya kembang api beraneka warna warni diudara dan orang-orang disekitar pantai pada menghitung sambil melihat jam mereka masing-masing.. Lima.. Empat.. Tiga.. Dua.. Satuu happy new year, kata mereka serentak. Bersambung . . . .
Thursday, August 29, 2013
Tuesday, August 27, 2013
Lily Panther 01 Kisah Seorang Call Girl - 5
Berkali kali aku pura pura menyenggolkan buah dadaku ke lengannya, tapi tidak mendapat respon yang aku harapkan, bahkan ketika aku sengaja membungkuk didepannya ketika memberikan minuman, aku yakin dia bisa melihat buah dadaku dengan jelas, tapi tak ada tanda tanda untuk memulainya. Akhirnya kuberanikan diri untuk memulainya, secara demonstratif kulepas bra-ku didepannya, tentu saja putingku membayang dibalik baju tidurku, dia hanya memandang dengan sorot mata kagum tidak lebih dari itu, kuberanikan untuk duduk di pangkuannya sambil menempelkan buah dadaku di pundaknya, masih tidak ada respon yang berarti.
Aku bertindak lebih jauh lagi, kupeluk kepalanya dan kucium pipi dan bibirnya, barulah dia merespon dengan membalas ciuman bibirku, tangannya sudah mulai mengelus pahaku, terus ke atas ke punggungku, aku tak mau kehilangan momen, kupermainkan lidahku dibibirnya, tangannya sudah mulai menjelajah di sekitar dadaku, dielusnya buah dadaku lalu dia meremas remas ringan.
Aku berdiri di depannya, kulepas celana dalamku, aku yakin dia sudah bisa menikmati tubuh telanjangku dari balik baju tidurku, kutarik Pak Sam berdiri, kutuntun menuju ranjang, sebelum sampai di ranjang, tiba tiba Pak Sam membopong tubuhku dan merebahkan di ranjang. Dengan agak tergesa Pak Sam melepas baju dan celananya, tinggal celana dalam yang menempel di tubuhnya, sepertinya dia sudah menahan nafsu dari tadi.
Aku bertindak lebih jauh lagi, kupeluk kepalanya dan kucium pipi dan bibirnya, barulah dia merespon dengan membalas ciuman bibirku, tangannya sudah mulai mengelus pahaku, terus ke atas ke punggungku, aku tak mau kehilangan momen, kupermainkan lidahku dibibirnya, tangannya sudah mulai menjelajah di sekitar dadaku, dielusnya buah dadaku lalu dia meremas remas ringan.
Aku berdiri di depannya, kulepas celana dalamku, aku yakin dia sudah bisa menikmati tubuh telanjangku dari balik baju tidurku, kutarik Pak Sam berdiri, kutuntun menuju ranjang, sebelum sampai di ranjang, tiba tiba Pak Sam membopong tubuhku dan merebahkan di ranjang. Dengan agak tergesa Pak Sam melepas baju dan celananya, tinggal celana dalam yang menempel di tubuhnya, sepertinya dia sudah menahan nafsu dari tadi.
Sunday, August 25, 2013
Buku itu aku pinjam
Waktu itu aku masih SMA kelas satu, kebetulan aku punya tetangga wanita yang sekolahnya di SMEA dekat sekolah. Dia itu 1 tahun di atas umurku. Orangnya putih, mulus rada bongsor, payudaranya lumayan gede, pinggulnya sedeng, pantatnya rada nungging. Sewaktu aku habis pulang sekolah kulihat dia lagi santai-santai di depan rumahnya, kuhampiri dia.
"Da..! (namanya Farida) aku punya buku bagus, lu mau liat nggak?"
"Buku bagus apaan Ga?".
"Da..! (namanya Farida) aku punya buku bagus, lu mau liat nggak?"
"Buku bagus apaan Ga?".
Saturday, July 6, 2013
Seni bercinta bersama Dina - 2
Tanganku menyentuh kenyalnya buah dada Dina. Kuremas pelan dan kubuka kancing bajunya perlahan. Ujung jariku menyentuh puting Dina dan jilatan-jilatan lidahku sudah berpindah menelusuri leher, tengkuk dan belahan dada Dina.
"Oghh.. Yoga..!"
Dina merinding, tampak bulu-bulu halusnya berdiri menahan serangan lidahku.
"Ohh.., hmm..," Dina mendesah.
"Oghh.. Yoga..!"
Dina merinding, tampak bulu-bulu halusnya berdiri menahan serangan lidahku.
"Ohh.., hmm..," Dina mendesah.
Friday, June 21, 2013
Tigabelas - 3
Tuesday, June 18, 2013
Antara Jakarta dan Bandung 1
Laki-laki brengsek!, Merry mengumpat seraya menekan pedal gas Cielonya dalam-dalam. Ia saja melewati pintu tol menuju Bandung, tapi pikirannya masih mengingat kejadian siang tadi ketika ia melihat Rendy, tunangannya sedang menyuapkan sesendok makanan ke seorang wanita di sebuah cafe. Ketika Merry mendekati mereka wajah Rendy langsung pucat dan tergagap-gagap ia menjelaskan yang diyakini oleh Merry tidak ada satupun yang bisa dipercaya.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk berakhir pekan ke Bandung. Melupakan kekesalan hatinya. Ia langsung berangkat sepulang kerja, setelah mengepak keperluan secukupnya untuk berakhir pekan, Merry langsung berangkat menuju rumahnya yang ada di pinggiran kota Bandung.
Setelah beberapa saat keluar dari pintu tol, dan hari sudah gelap, sekitar pukul 8 malam. Tiba-tiba mesin mobilnya berbunyi aneh. Dan tanpa disangka-sangka asap mengepul dari kap depan mobilnya menutupi dan mesin mobilnya langsung terbatuk-batuk dan berhenti. Dengan sisa-sisa tenaga, mobil itu berhasil dkemudikan ke pinggir jalan oleh Merry yang kebingungan dan panik melihat asap yang mengepul dari depan.
Merry masih berusaha untuk menyalakan lagi mesin mobilnya, tapi sia-sia. "Shit!" Merry keluar dari mobil dan menemukan dirinya ada di pinggir jalan yang gelap, sumber cahaya hanya dari bulan purnama yang sedang bersinar. Hampir tidak ada mobil yang lewat, sedangkan tidak ada tanda-tanda di sekitar situ ada rumah penduduk.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk berakhir pekan ke Bandung. Melupakan kekesalan hatinya. Ia langsung berangkat sepulang kerja, setelah mengepak keperluan secukupnya untuk berakhir pekan, Merry langsung berangkat menuju rumahnya yang ada di pinggiran kota Bandung.
Setelah beberapa saat keluar dari pintu tol, dan hari sudah gelap, sekitar pukul 8 malam. Tiba-tiba mesin mobilnya berbunyi aneh. Dan tanpa disangka-sangka asap mengepul dari kap depan mobilnya menutupi dan mesin mobilnya langsung terbatuk-batuk dan berhenti. Dengan sisa-sisa tenaga, mobil itu berhasil dkemudikan ke pinggir jalan oleh Merry yang kebingungan dan panik melihat asap yang mengepul dari depan.
Merry masih berusaha untuk menyalakan lagi mesin mobilnya, tapi sia-sia. "Shit!" Merry keluar dari mobil dan menemukan dirinya ada di pinggir jalan yang gelap, sumber cahaya hanya dari bulan purnama yang sedang bersinar. Hampir tidak ada mobil yang lewat, sedangkan tidak ada tanda-tanda di sekitar situ ada rumah penduduk.
Sunday, June 16, 2013
6 kunci sukses mencapai kenikmatan dalam bercinta
Hubungan Seks yang sejati bukanlah sekedar hubungan fisik, melainkan merupakan penyatuan tubuh, jiwa dan pikiran. Kehidupan seks yang memadai dan sehat akan membuat tubuh seimbang. Sebaliknya jika gairah seks menurun, berarti fisuk anda sudah lelah atauanda sedang stres.
Kegiatan seksual merupakan kebutuhan pokok hidup yang harus mendapatkan tempat utama bagi mereka yang sudah resmi menjadi pasangan suami-istri. Sebab tanpa seks kehidupan akan berjalan hampa dan kering.
Kegiatan seksual merupakan kebutuhan pokok hidup yang harus mendapatkan tempat utama bagi mereka yang sudah resmi menjadi pasangan suami-istri. Sebab tanpa seks kehidupan akan berjalan hampa dan kering.
Petualanganku dengan Dian dan Yanti - 1
Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan Tante "U" di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom "U" ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telpon. Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku, mungkin bagi Tante U hal itu sudah biasa, karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal Tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman Tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah Tante H; dan Tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan Tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena Tante H dan Tante A sudah berstatus janda, maka tidak ada kesulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami. Hampir setiap hari aku menginap di rumah Tante H. Dengan Tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya. Teradang kami main bertiga, yakni aku, Tante H dan Tante A. Di rumah Tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani teman Tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah tidak perduli lagi rupanya, aku dijadikan gigolo oleh Tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka. Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget body-nya. Dian namanya, teman adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel, akhirnya aku berhasil menidurinya. Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah tidak perawan lagi. Namun perasaan itu kupendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu, maka kami selalu melakukan hubungan badani. Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tidak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tidak pernah mengajakku, bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah Tante H. Kuperkenalkan Tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan Tante H gunakan bercumbu. Suatu hari, entah kenapa, tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilakan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergagu melihat mamanya, sebab perempuan itu. Ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah Tante H. Mama Dian nampak pias wajahnya, namun segera mama Dian dapt cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tidak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat Mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya aku pun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa Mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu. Keesokan harinya, Mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah Tante H, Mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tidak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia, tanganku kuat mencekal, sehingga tidak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera kuangkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tidak menidurinya, namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya kulucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan penisku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka Mama Dian bereaksi, mulai membalas dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya Mama Dian sampai pada puncak kepuasan. Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh Mama Dian, kuteruskan hunjaman penisku di vaginanya. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku benar-benar kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, padahal cinta mulai bersemi di hatiku. Sambil terus kugenjot penisku di vaginanya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menikahinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tidak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang kupendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam kemaluannya. Badanku terasa lemas, kupeluk tubuh Mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mataku mengalir deras, Mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang. Kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku. Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya. Mama Dian merangkul tubuhku, menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya di dadaku. Terasa kemaluannya hangat dan berlendir menempel di perutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tidak henti-hentinya mulutnya menciumku. Sambil bercumbu, kuceritakan semua kisah romance-ku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah Tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di liang kemaluannya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tidak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali. Setelah babak terakhir kami selesaikan, Mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas, kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah Mama Dian. Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan Mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu saja affair kami, rasanya tidak mungkin. Aku dapat mengerti dan menerima alasan Mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tidak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku mengatakan ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tidak menemui dan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku. Pada suatu hari, aku ditelpon Mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah Tante H untuk mencariku. Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan. Saat itu Tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang, segera kuhampiri dia dan kuajak dia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan. Kulucuti seluruh pakaian Tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tidak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulutnya saat melihat adegan di atas ranjang, dimana aku dan Tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tidak tega dengan kejadian itu, Tante H memintaku untuk segera menyusul Dian, namun tidak kuhiraukan, bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di liang kemaluannya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping Tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anakku di rahimnya. Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku, dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tidak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan wajahku ke dada Tante H, ada suatu kedamaian di sana, kedamaian yang memabukkan, yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sesaat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali Tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex, dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku. Beberapa hari kemudian aku terima telpon Dian. Sambil terisak, Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku, maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya. Untuk inilah saat terakhir aku berjumpa dengan kekasihku. Kupencet bel pintu, Mama Dian membuka pintu dan mempersilakan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku. Melihatku, Dian bangkit dan menghampiriku, tidak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan di hatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangannya dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan wajahnya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambutnya. Agak lama kami demikian, kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, Mama Dian di tengah, kedua tangannya memeluk kami berdua. Akhirnya kesunyian di antara kami terpecahkan dengan ucapan Mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja. Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak, Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa di rahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah, ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua, Dian akan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya. Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah, sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya, dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dengan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami. Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, kugenjot penisku di vaginanya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakitkan anakku yang ada di rahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat, dilepas kepergianku. Aku berpamitan pula pada Mama Dian, kucium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan wajahku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian, dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya. Bersambung . . . . .
Friday, June 14, 2013
Hadiah bagi pahlawan - 1
Saya berasal dari Tasikmalaya dan sudah 2 tahun menempuh kuliah di Jakarta. Di sini aku tinggal di sebuah rumah kost yang dihuni banyak mahasiswa perantauan sepertiku. Kisah ini bermula ketika aku sedang berbelanja ke sebuah mall di Jakarta. Aku tidak sendirian, tapi bersama 2 gadis teman kostku, mereka adalah Diana dan Sinta. Keduanya cantik dan sama-sama warga keturunan sepertiku. Diana adalah seniorku semester akhir, sama-sama jurusan manajemen denganku, sifatnya pendiam, banyak yang mengatakan dia judes karena jarang tersenyum, karena sifat tertutupnya inilah temannya cuma sedikit, tapi kalau sudah akrab ternyata orangnya baik dan menyenangkan. Dia sering membantuku dalam tugas-tugas kuliah. Hubungan kami seperti kakak adik, orangnya putih cantik, tinggi, rambut panjang, wajah oval dan bodinya ideal, kalau dilihat-lihat mirip dengan Vivian Hsu, sedangkan Sinta seangkatan denganku tapi dari fakultas psikologi, pacarnya adalah salah satu temanku yang sedang belajar di luar negeri, sifatnya periang dan humoris, kadang-kadang suka bercanda kelewatan, tingginya skitar 160 cm, bodinya langsing, berambut lurus sebahu, wajahnya putih licin dengan hidung mancung, dia dan aku termasuk beberapa dari segelintir orang yang dekat dengan Diana.
Malam itu langit sudah gelap kira-kira jam 19:00, kami sudah selesai berbelanja dan sedang menuju tempat parkir bertingkat. Tempat itu sudah sepi dan gelap karena aku kebetulan parkir di tingkat agak atas jadi jarang ada kendaraan. Suasana di sana cukup menyeramkan hanya diterangi lampu remang-remang. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh 2 orang preman berpenampilan sangar yang menghadang jalan kami.
Malam itu langit sudah gelap kira-kira jam 19:00, kami sudah selesai berbelanja dan sedang menuju tempat parkir bertingkat. Tempat itu sudah sepi dan gelap karena aku kebetulan parkir di tingkat agak atas jadi jarang ada kendaraan. Suasana di sana cukup menyeramkan hanya diterangi lampu remang-remang. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh 2 orang preman berpenampilan sangar yang menghadang jalan kami.
Friday, June 7, 2013
RM50 punya cerita - 2
Dia mula dapat mengagak tindakan Pak Mahat seterusnya tetapi entah bagaimana dia masih lagi terpaku diatas meja itu seakan menantikan Pak Mahat bertindak, lantaran jiwanya sendiri telah sedikit sebanyak mula dikuasai nafsu.
"Jangan takut sayang.. Kali ni kalau Sheila bagi Pakcik masukan batang ni dalam cipap Sheila tu.. Pakcik janji akan tambah lagi RM30.. Dah jadi RM100.. Tu" pujuk Pak Mahat kerana bimbang Sheila akan menukar fikirannya.
"Jangan takut sayang.. Kali ni kalau Sheila bagi Pakcik masukan batang ni dalam cipap Sheila tu.. Pakcik janji akan tambah lagi RM30.. Dah jadi RM100.. Tu" pujuk Pak Mahat kerana bimbang Sheila akan menukar fikirannya.
Monday, June 3, 2013
Vonny dan Nadya
Sebelumnya aku minta maaf bila ada kata-kata dari aku yang kurang tepat, jadi aku mohon maaf yah. Aku adalah seorang mahasiswa dari universitas swasta di Bandung. Pada saat aku SMU, aku dikenal sebagai lelaki yang "abuy" (anak buaya), memang sih kata cewek-cewek atau mantan-mantan cewekku, saya tipe cowok yang romantis, dengan body yang sangat mendukung.
Pada waktu aku kelas 3 SMU menjelang Ebtanas, aku belajar bersama teman wanita yang bernama Vonny dan Nadya, ketika itu aku berlajar bersama, dan tidak sedikit pun aku berpikir untuk bermacam-macam dengan mereka berdua. Memang sih banyak cowok-cowok yang "sirik" padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk seleb di sekolah **** (edited) di kotaku, yang penting itu sekolah swasta terkenal di Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu dilakukan oleh kami bertiga di rumah Vonny. Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Vonny. Hujan turun deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa berhenti untuk menunggu hujan tersebut (maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda.
Pada waktu aku kelas 3 SMU menjelang Ebtanas, aku belajar bersama teman wanita yang bernama Vonny dan Nadya, ketika itu aku berlajar bersama, dan tidak sedikit pun aku berpikir untuk bermacam-macam dengan mereka berdua. Memang sih banyak cowok-cowok yang "sirik" padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk seleb di sekolah **** (edited) di kotaku, yang penting itu sekolah swasta terkenal di Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu dilakukan oleh kami bertiga di rumah Vonny. Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Vonny. Hujan turun deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa berhenti untuk menunggu hujan tersebut (maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda.